Bab 1. Move on?

31 3 0
                                    



"Seseorang hadir dalam hidup kita, tidak harus selalu kita miliki selamanya. Karena bisa saja, dia sengaja diciptakan hanya untuk memberikan pelajaran hidup yang berharga." - Biru.

S A T U————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



S A T U
————

Hari-hari Biru berubah sejak sore itu. Nggak ada lagi yang mengirim chat Biru dengan hal-hal nggak penting. Nggak ada lagi yang antar jemput Biru ke mana-mana. Nggak ada yang tiba-tiba nongol di depan kelas untuk mengajaknya ke kantin. Nggak ada lagi yang neleponin dia sebelum tidur. Nggak ada yang posesif. Nggak ada yang memujinya cantik setiap hari. Banyak hal yang hilang.

Kalau di pikir-pikir, padahal selama ini, Biru sering merasa risih dengan sikap Kevin yang berlebihan. Terlalu romantis, kemanapun selalu ngintil, sensitif, suka ngatur, banyak hal yang tak di sukainya dari Kevin. Tak jarang, Biru berusaha mencari alasan apa yang logis untuk mengakhiri hubungannya dengan Kevin. Lantas seharusnya tak ada alasan untuk susah move on.

"Ya elah Bi, udahlah... jangan bengong terus. Udah dingin tuh bakso lo." Suara Andi membuyarkan lamunannya.

"Lo harus move on Bi, Inget.. Kevin udah nyakitin lo. Bila perlu lo cari cowok baru." Tambah Rena di sebelahnya.

Tapi Biru tetap bergeming. Biru pacaran dengan Kevin sejak SMA. Maka tak mudah bagi Biru melupakan semua kenangannya bersama Kevin.

"Ah, susah emang kalau udah bucin mah." Ucap Andi sedikit frustasi. Sudah banyak kalimat motivasi yang ia sampaikan. Tapi tak juga berpengaruh untuk Biru.

Sekelabat Biru melihat Kevin bersama Filia keluar dari kantin dengan tergesa. Membuat Biru tercengang.
Seketika Biru menatap Andi dan Rena secara bergantian. Membuat mereka berhenti mengunyah makanannya.

"Kalian yakin, dengan cari cowok baru bisa bikin gue move on?" Ucap Biru yang di susul senyum dan anggukan oleh Rena dan Andi.

Tanpa berpikir panjang, Biru menyetujui ide mereka. "Oke gue mau!"

"Kalau gitu mari kita nongkrong di Fakultas Teknik!" Sahut Andi dengan antusias.

"Kenapa harus Fakultas Teknik?" Jawab Rena polos.

"Ya kan populasi cowok lebih banyak di FT oon!" Jawabnya sambil menoyor kepala Rena pelan hingga Rena mengaduh.

*

Sesuai prediksi, Fakultas Teknik sangat ramai oleh cowok-cowok ganteng. Kami berjalan santai melewati koridor panjang yang isinya hanya anak-anak nongkrong . mataku mulai menatap sekitar. Melihat-lihat keadaan.

"Surganya cewek-cewek ini mah." Rena terlihat sangat bersemangat. "Kenapa nggak dari dulu lo ajak kita kesini sih Di!" Tambahnya.

"Yee... dulu mana kepikiran. Terutama Biru nih, mana bisa di ajak keluyuran kesini. Yang ada ngamuk tuh Kevin." Andi menggerutu. Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Mereka ini kalau ngomong suka bener.

LANGIT BIRUWhere stories live. Discover now