[Janji Untuk Ayah] 13

54 46 26
                                    


-
-
-
-
-

Selamat membaca

✎﹏

13. Nenek Lim

Dian membuka matanya perlahan. Ia melihat sekeliling ruangan yang tidak asing baginya. Ia berada di kamar nya. Kepala nya terasa sangat nyeri akibat terkena bola siang tadi.

"bunda, kepala dian sakit" eluh nya ketika melihat sang bunda yang sedang duduk di dekat nya. Bunda yang mendengar itu, mengompres kepala dian dengan air hangat.

"masih sakit?" tanya bunda. Dian mengangguk menandakan bahwa kepala nya masih terasa sakit. Bunda kembali mengompres kepala dian dengan air hangat berulang kali. Sangat nyaman, itu yang dirasakan dian saat ini. Sesekali bunda menyentuh kening dian dengan lembut membuat dian ingin terus bermanja kepada sang bunda.

"dian kangen sama bunda" ujar dian. Bunda tersenyum dan membelai rambut dian. Rasa sayang tulus dari hati yang saat ini dian rasakan.

"bunda beliin mbak dian banyak banget" ucap bunda. Dian yang mendengar itu membelalakkan matanya dan tersenyum lebar. Dian yang tadinya tengah berbaring kini terduduk penuh semangat.

"mana bun? Dian mau liat" ucap dian antusias. Bunda beranjak dari duduk nya dan berjalan keluar kamar dian untuk mengambil hadiah yang bunda bawakan dari luar kota. Dian tidak berhenti tersenyum ketika sang bunda telah kembali dengan membawa 2 paper bag.

"aaaaa senengg bangett" ujar nya. Bunda menyerahkan 2 paper bag itu kepada dian.

"dian kira bunda ngga bakal sempat beliin dian oleh-oleh" ucap dian dengan berusaha membuka paper bag yang diikat mati. Bunda yang melihat dian kesusahan, meraih gunting yang berada di meja belajar dian dan memberikan nya kepada dian.

"bunda pekaan deh, makin sayang" ujar dian dengan memeluk erat bunda sekilas.

Tangan nya mulai mengunting tali yang mengikat kuat di paper bag tersebut hingga putus. paper bag itu sedikit terbuka dan terlihat seperti sebuah kain berwarna gelap. Dian semakin excited untuk membuka nya. Dian mengeluarkan sebuah gamis berwarna navy dari dalam paper bag tersebut. 

"wah bagus banget bun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wah bagus banget bun. Cuman maaf ya bun kayak nya bakal jarang dian pake deh. Dian kan ga tahan panas. Pake kerudung aja panas banget apalagi pake gamis" ujar dian dengan wajah lesu dan sedikit cemberut. Ia sedikit kecewa dengan hadiah yang diberikan oleh bunda,
tetapi ia juga sangat senang karena itu pemberian dari bunda. Bunda tersenyum ramah menatap dian, ia mengusap lembut kepala dian.

"bunda ngga maksa dian buat harus pake gamis yang bunda beliin. Bunda cuman mau dian belajar pakai gamis. Kalo ngga dicoba dari sekarang ya seterusnya ngga akan mau. Gamis sekarang banyak model nya. Ada yang khusus buat anak muda kayak dian. Dian harus bisa paksa diri dian buat mencoba pakai gamis sama jilbab. Jujur, bunda sedih banget ngeliat dian setiap pergi jalan ngga pernah mau pake jilbab. Bunda dulu juga kayak dian kok, bunda ngga mau pake jilbab karena gerah. Pas bunda masuk SMA, bunda paksain diri bunda buat pake jilbab terus. Dan alhamdulillah sampai sekarang bunda masih bisa pertahanin jilbab bunda" ucap bunda jelas.

Janji Untuk Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang