[Janji Untuk Ayah] 04

182 191 120
                                    

Never be afraid to dream as high as possible
-
-
-
-
-

SELAMAT MEMBACA

✎﹏

04. Jealous

Hari ini dian berangkat ke sekolah di antar oleh mas dafi karena dian tidak ingin merepotkan nadya terus. Walaupun selama perjalanan menuju sekolah dian memilih untuk diam dan tidak mengeluarkan satu kata pun dari mulut nya. Dian masih sangat kesal dengan orang-orang di rumah nya, mengapa tidak ada yang mendukung keputusan dian.

"hari ini di jemput jam berapa?" tanya mas dafi. Dian turun dari motor mas dafi dan melepaskan helm nya.

"ntar dian pulang naik taksi aja" balas dian dan berjalan meninggalkan mas dafi.
Mas dafi hanya menggeleng melihat sifat dian

~~~

Sekolah terlihat masih sepi karena dian berangkat lebih awal dari biasanya. Dian naik ke lantai 2 berjalan menuju kelas nya. Sesampainya di depan kelas, dian melihat kelas nya yang masih terkunci. Dian yang malas untuk mengambil kunci kelas di ruang guru memilih duduk di depan pintu dan memainkan ponsel berharap ada teman nya yang datang dengan membawa kunci kelas.

"nih kunci kelas sembilan A" ucap seseorang menyodorkan kunci di depan wajah dian.
Dian mengambil kunci itu dan melihat ke arah orang yang memberikan nya. "eh rega".

"saya liat kamu naik ke atas tapi kunci kelas sembilan A masih di kantor jadi sekalian saya bawakan" jelas rega

"makasih ya" ucap dian. Rega mengangguk dan berjalan kembali menuju kelas nya.
Dian menatap punggung rega yang mulai menghilang masuk ke dalam kelas nya
"agak kesel ya sama ni orang,pagi-pagi dah bikin baper" batin dian.

Dian memutar kunci dan membuka pintu kelas nya. Dian berjalan masuk di ikuti beberapa teman nya yang baru saja datang.
Dian meletakkan kunci kelas tersebut di laci meja guru agar tidak hilang, dan berjalan kembali menuju bangku nya.

"hai diaaaann" sapa zeta melambaikan tangan nya.

"zetaaaa gue mau cerita" ucap dian menarik zeta untuk segera duduk di kursi yang ada di depan dian. Zeta hanya pasrah.

"tadi itu kan gue datang duluan-" ucap dian. Zeta hanya mengangguk mendengar kan cerita dian "terus?"

"nah pas gue datang pintu kelas masih di kunci. Terus kan gue duduk di depan pintu kelas sambil main hape. Terus lu tau ta, rega datang bawain kunci kelaaaas. Aaaaa bisa gila gue nih lama-lama. Regaaaa jangan bikin gue baperaaaaan" sambung dian dengan berteriak.

"sstttt" ucap naura yang tiba-tiba saja datang dengan membungkam mulut dian.

"emmm, lo apaan sih" cetus dian

"lu kalo ngomong gak bisa pelan di?" tanya naura dengan melotot seperti memberi isyarat.

"kan gue lagi hepi jadi waj-emm"

"heh lu tau kagak tadi pas lu teriak nama rega, tu orang lagi jalan lewat depan kelas. dia kek nya kaget namanya di sebut sampe berenti sejenak woy" ucap naura sedikit berbisik dengan menunjuk ke arah luar kelas.
Dian yang mendengar itu reflek menutup mulut nya erat-erat.

Janji Untuk Ayah Where stories live. Discover now