chapter 10 🌾

4.3K 130 2
                                    

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa


"SIKAP SOK PERHATIANMU ITU SANGAT MEMUAKKAN THEO!"

"A-apa!"

Myla segera masuk kedalam mobilnya yang telah disediakan dan menancap gas melewati mobil suaminya yang diparkir tepat didepannya

¤¤¤

Sepanjang rapat theo tak fokus, ia terus memikirkan perubahan sikap myla yang berlebihan. Biasanya dia selalu sabar terhadap perlakuanku padanya, kenapa sekarang malah jadi begini?"

"Tuan,,,tuan" tegur salah seorang pegawai yang saat itu bertugas menjelaskan tentang proyek baru mereka di rapat

Theo langsung tersadar dari lamunannya dan menatap kesumber suara "argh sekian dulu rapat hari ini kita lanjutkan besok" ucap theo lalu berjalan meninggalkan ruang rapat

Terlihat sekretarisnya bernama celine mengikuti tuannya dari belakang "tuan apa ada masalah? Sepertinya tuan sedang memikirkan sesuatu" tanya celine

Celine sudah bekerja dengan theo selama 3 tahun dan sudah menaruh hati pada bosnya ini sejak hari pertama bertemu dan sudah menjadi sex partnernya theo sejak 1 tahun yang lalu

"Tidak ada" jawab theo sambil mendudukkan bokongnya di kursi kerjanya lalu menyenderkan kepalanya disenderan kursi dan memejamkan matanya "apa jadwal selanjutnya?" Tanya theo

"Hmm baik tuan untuk siang nanti, tuan makan bersama dengan clien kita setelah itu jam 15.00 kita menemui clien baru dari korea untuk menandatangani kontrak" jelas celine

"Ah baiklah" theo memijit ringan kepalanya

"Apa tuan mau jadwal hari ini dikosongkan saja?" Saran celine

"Ngga usah. Silahkan keluar" titah theo

"Apa tuan mau saya pijat?" Tawarnya

Theo langsung menatap tajam wanita itu namun posisinya masih tetap sama "Aku ngga suka mengulangi kata-kataku!"

Celine langsung ketakutan "Baik tuan" celine membungkuk untuk memberikan hormat lalu meninggalkan ruangan itu

Sejak setahun yang lalu saat celine menawarkan diri untuk menjadi sex partnernya theo hingga saat ini theo tak pernah menaruh hati padanya bahkan perhatian kecil pun tak pernah ia berikan pada celine, hal itu membuat celine kesal dan terus memikirkan segala macam cara agar lelaki ini luluh

...

Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 dan theo masih sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Fokusnya selalu teralihkan pada myla ia ingin tau apa wanita itu sudah pulang atau masih berduaan dengan lelaki yang bernama rafli itu. Ia segera merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya dari sana lalu menghubungi sikuriti rumahnya

"Halo tuan" ucap seseorang dari sebrang telepon saat sambunganya terhubung

"Apa myla sudah pulang?" Tanya theo

"Belum tuan dari tadi mobil nyonya belum memasuki gerbang"

Tut..tut..tut... setelah mendengar penjelasan sekuritinya ia langsung memutuskan sambungan telepon lalu mengacak-acak rambutnya

"Aaargh" teriaknya kesal. Ia ingin sekali menghubungi myla dan menanyakan keberadaannya namun gengsinya terlalu tinggi hingga ia enggan untuk melakukannya

¤¤¤

Waktu telah menunjukkan pukul 21.00. Theo sudah dirumah sejak satu jam yang lalu, ia menunggu istrinya itu pulang, theo mondar-mandir tak jelas didepan pintu

Tak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti didepan rumah, theo segera membuka pintu dan siap untuk memarahi istrinya yang baru pulang jam segini

"Myla kau!..." theo terdiam saat melihat seorang pria membuka pintu mobil untuk istrinya "Myla apa maksudnya ini?" Tanya theo

Myla pun tak menghiraukan suaminya itu bahkan meliriknya pun tidak "makasih rafli udah mau nganterin aku" ucap myla pada sahabatnya sambil mengelus puncak kepala rafli

"Mmm besok aku jemput yaa" ucap rafli

"Iya" jawab myla

Rafli pun memutari mobilnya dan membuka pintu ia duduk dikursi pengemudi lalu menancap gas, memutar mobilnya diair pancur yang berada ditengah tengah halaman rumah lalu berjalan lurus menuju gerbang

Setelah melihat kepergian sahabatnya itu, myla pun memasuki mansion tanpa menghiraukan suaminya yang terlihat sangat marah itu

"Myla apa-apaan ini!" Bentak theo sambil mengikuti myla dari belakang "kenapa kau baru pulang jam segini! Pake acara diantar sama cowok segala lagi! Kau kan punya mobil sendiri" Lanjutnya

"Aku sudah meminta supir untuk menjemput mobilku yang ketinggalan, jangan khawatir"

"Myla sekarang bukan itu masalahnya, masalaynya kenapa kau baru pulang sekarang dan diantar sama laki-laki lain"

Myla yang baru saja memasuki kamar langsung menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap theo "ah aku salah" ucap myla tersenyum remeh

"Tentu saja kau salah! Kau membuat suamimu menunggu! Kau bahkan ngga ngabarin sedang dimana atau sama siapa"

"Aku seharusnya pulang pagi bukan di jam segini"

Theo langsung terdiam seribu bahasa, ia langsung menyadari kesalahannya namun masih gengsi untuk mengakuinya

"Myla kau itu cewek dan lagi hamil!"

Myla benar-benar muak akan perhatian yang palsu ini, sejak kapan lelaki brengs*k ini peduli tentang ku dan kehamilanku. Myla berjalan mendekati kasur lalu meraih bantal dan melemparkannya kewajah theo

"Keluar!" Bentaknya "jangan tidur disini" lanjutnya

Theo masih mematung tak percaya akan apa yang baru saja terjadi

"Berani sekali kau mengusirku! Rumah ini milikku dan..."

"Sejak kapan rumah ini milikmu!" Myla langsung menyela ucapan theo "bukankah kau bilang rumah ini milikku jika aku setuju bercerai denganmu!"

Theo membulatkan matanya tak percaya, sejak kapan myla setuju untuk bercerai?. Ia terdiam dan tak tau harus mengatakan apa

"Dengan kata lain saat ini kau sedang menumpang dirumahku" lanjutnya

Myla segera mengambil selimut lalu memberikannya pada theo "keluar!" bentak myla sambil menunjuk pintu "Tidur di kamar lain atau sekalian tidur diluar bersama pelac*r sewaanmu seperti biasa" ucap myla

Kini ucapan myla langsung menusuk tepat dijantung lelaki itu. Yang membuat myla berubah aku, yang membuat myla tak menghubungiku lagi itu aku, yang membuat myla tak ingin tidur bersamaku itu aku. Aku terlalu sering menyakitinya

"M-myla bukankah suami istri itu seharusnya tidur bersama?" Tanya theo berharap myla luluh sambil memegang selimut yang besar dan tebal dengan kedua tangannya

"Yah seharusnya memang begitu tapi aku sudah terbiasa tidur sendiri" myla langsung mendorong bahu theo keluar dari kamar lalu membanting pintu

See you next chapter
🥰

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang