17

6K 504 8
                                    

"Kak Zia aku ga punya apa-apa tapi aku ada susu coklat." cowok itu menyerahkan susu coklat kesukaannya. Zia menatap lamat cowok itu.

"Wahh! Makasih!." Zia mengambil dengan semangat bahkan tanpa sadar membuat cowok dengan cardigan hijau muda itu memerah.

"Em sama-sama." cowok itu mengganguk dengan memalingkan mukanya kearah lain. Kedua pacar Zia mendengus kasar menatap datar keduanya.

"Btw gue belum kenal sama kalian." ucap Zia sembari menunjuk teman-teman Zayne.

"Kenalin nama gue Zergio Jazziel Radeva, anaknya Pak PT yang paling ganteng nan mempesona." ucap Zergio narsis dengan menyugar rambutnya kebelakang.

"PT?." beo Zia mengerjap pelan.

"Iya Pak Perusahaan Teknologi." Zia ber oh ria mendengarnya.

"Astra Gavano Pramudya." Astra menatap singkat Zia lalu tatapannya beralih kearah buku yang sering dibawanya ketika kemana-mana supaya kalau sedang gabut jadi ada yang dibacanya.

"Dellzivaren Adveirus Matheo." cowok yang tadi memberikan susu kotak kepada Zia memperkenalkan namanya dengan semangat.

"Gemesh banget sih lo." Zia dengan semangatnya mencubit pelan pipi Varen. Varen menunduk malu sembari menggigit pipi dalamnya.

"Lo adkel?." tanya Zia penasaran.

"Iya." Zia baru tau kalau Varen yang kemarin digombalinya ini adalah adik kelasnya. Zia kira Varen itu seperantara dengannya. Hm tidak jadi deh dirinya menambah Varen kedalam list haremnya.

"Gendong." Zia merentangkan tangannya manja, entahlah hari ini dirinya sedang malas hanya untuk sekedar berjalan. Zayne dan El saling pandang berebut siapa yang dulu mengendong Zia.

Keduanya agak berjongkok guna agar Zia memilih pungung diantara keduanya. Zia yang bingung memilih mengangkat tangan Zayne untuk merangkul pundak El dan El sebaliknya.

Tersenyum puas, sekarang tinggal dirinya. Zia duduk diantara kedua tangan pacarnya yang melilit dan dengan entengnya kedua tangannya memegang rambut kedua pacarnya.

Yahh ini adil. Zayne dan El saling pandang kemudian mengganguk dengan perlahan keduanya berdiri pelan-pelan supaya gadisnya tidak terjatuh.

"Pegangan yang erat kalau perlu jambak rambut Zayne." tutur El yang diangguki Zia. Keduanya berjalan keluar kelas saat didepan pintu keduanya berhenti.

"Stop, jongkok dikit terus jongkok lagi, dikit lagi, lagi jongkok terus, terus." arahan dari Zia dituruti oleh keduanya. Mereka berdua sadar bahwa tinggi mereka dan digabung dengan Zia pasti tidak akan bisa melewati pintu dengan keadaan seperti ini.

"Nah oke cukup." keduanya menghela nafas dan berdiri lagi ketika sudah keluar dari pintu kelas.

"Sapi go!." satu tangan Zia mengepal mengarah keatas dengan semangat yang mengebu-ngebu.

"Hati-hati." panik Zayne takut gadisnya terjatuh.

"Untung saja." El menghembuskan nafasnya lega.

"Ayo! Ayo! Kantin i'm coming yuhuuu." seru Zia menepuk-nepuk kepala kedua pacarnya dengan semangat.

Keduanya tersenyum dan berjalan melewati siswa/i yang menatap mereka tanpa berkedip.

"Gila! Kak Aciel kuat banget!."

"Aduh! Cowok idaman ini nih!."

"Saya boleh belok?."

"Potek hati abang neng..."

"Sial! Padahal gue udah jual ginjal buat mahar."

"Mas kamu selingkuh dari aku? Hiks teganya kamu mas, mending kita cerai."

"Dudu spek idamanmu, mas."

"Aish neng Zia gemesin banget sih jadi pengen rawr."

Pekikan pekikan tersebut terlontar dengan histerisnya. Zia hanya berdadah-dadah kearah cogan-cogan yang menatapnya sesekali dirinya juga mengedipkan matanya genit tanpa sepengetahuan kedua pacarnya.

Setelah sampai dikantin, keduanya menurunkan Zia dengan hati-hati.

"Mau pesen apa, hm?." deep voice itu lagi!. Zia meneguk ludahnya kasar.

"Mie goreng telor ceplok pake sosis baso 5 trus krupuk juga dikasih sama cabe rawitnya trus roti bakar 2 lalu batagor 2, siomay 2 juga sama mie ayam satu, kentang gorengnya juga satu trus minumannya es teh manis 2 udah cuma itu aja." Zayne mengganguk yang lainnya hanya melongo.

"Kalian?." Zayne menatap teman-temannya dengan alis terangkat satu.

"Kita mie ayam sama minumannya lemon tea aja." ucap mereka bersamaan. Zayne mengkode lewat mata agar Astra dan Zergio memesan makanan.

Sedangkan El tengah menopang dagunya menatap gadisnya tengah bermain dengan Varen. Beberapa kali cowok itu mendengus karena cemburu.

"Batu kertas gunting!."

"Batu kertas gunting!."

"Hahaha Varen kalah." Zia mencolek pipi Varen bermodalkan tepung terigu yang meminta kepada para stand makanan yang berjaga. Muka Varen kini lebih putih dari tembok sekolah.

Varen mengkerucutkan bibirnya berkali-kali cowok itu kalah tapi tak apa lewat permainan ini Varen jadi bisa leluasa memandang Zia yang tertawa.

'Ck, saingan lagi, saingan lagi.' dengus El dalam batinan kala melihat tatapan memuja yang dilayangkan oleh Varen.

"Yo makanan dah sampe nih."

"Wih makasih Zergio."

"Sama-sama cantik."

Kedua pacar Zia sontak menatap tajam Zergio yang kini tengah mengacak-acak surai gadisnya.

"Tangan." tekan Zayne dingin.

"Eh pak bos hehe khilaf." Zergio menurunkan tangannya sedikit tak rela. El merapihkan rambut Zia yang berantakan akibat ulah setan didepannya.

"Kuman." Zayne mengelus-ngelus surai gadisnya pelan.

"Aduh pak bos ini teh ati akang sakit nye. Nyeri-nyeri sedep teh." ujar Zergio memukul-mukul dadanya dramatis sesekali menyeka sudut matanya yang tak berair.

"Lebay."

"Alay."

"Jablay."

"Gelay."

Astra berucap dengan sinis sembari memasukan mie ayamnya kedalam mulut dan mengunyahnya pelan tanpa menghiraukan tatapan Zergio yang tersakiti.

"Rhoma..."

"Sungguh teganya, teganya, teganya dirimu." sembari menunjuk Astra dramatis.

"Bacot anj!."

Zergio kicep.

_________



Penulis:NVL.EL

ZIARE [END]Where stories live. Discover now