15

7K 594 22
                                    

Senin  adalah hari yang sangat dibenci oleh siwa dan siswi. Sebab apa? Upacara!. Ya upacara. Harus mengenakan seragam yang lengkap mulai dari topi, dasi, sabuk yang melambangkan sekolah tersebut.

Upacara yang membosankan dengan ceramah dari Pak Kepala Sekolah mulai dari hal-hal kecil hingga besar pun diungkit-ungkit. Misalkan, semua siswa dan siswi harus rajin dan disiplin.

Teruntuk Zia yang kini sedang berbaris rapi dibelakang dengan topi serta seragam yang lengkap. Kini, sedang memoleskan bedak diarea bibir agar terlihat pucat. Untungnya tidak ada yang melihat karena dia sedang menunduk.

Panas terik matahari menyengat, membuat siswa dan siswi mengeluh dikarenakan kapan upacaranya berhenti?!. Dengan senyum miring yang tidak diketahui siapapun.

Zia langsung melancarkan aksinya. Berpura-pura pingsan membuat beberapa barisan yang ada didalamnya memekik mendapati Zia yang terjatuh.

"Zia! Zia!."

"Cepet lu pangil Pak Jaxen!." perintah siswi yang barisannya juga berada di belakang.

"PAK! PAK JAXEN!." teriak siswi itu. Pak Jaxen yang sedang berjaga dibarisan kelas lain sontak berlari menghampiri barisan Zia.

Melihat ada siswi yang pingsan dengan gerakan cepat mengendong Zia ala briday style. Tangan Zia tanpa sadar mengalung indah dileher tegas milik Pak Jaxen yang notabenenya adalah guru baru. Guru yang katanya hot itu. Apalagi Pak Jaxen masih jomblo.

Zia menyandarkan dagunya dipundak Pak Jaxen dengan senyum sumringah, tangannya berdadah-dadah kepada semua orang. Semua siswa-siswi membelalakan matanya kaget dengan mulut terbuka lebar.

"I-itu, ta-tadi cuma bo'ongan?." celetuk siswi yang tadi berteriak memanggil Pak Jaxen. Menunjuk Zia dengan wajah tak percaya.

"Kamu nenye?."

Sedangkan, disisi El. Cowok itu yang berada dibarisan terdepan mengepalkan tangannya. Beberapa langkah lagi dirinya akan mengendong gadisnya. Dan sialnya! Guru yang bernama Jaxen itu merampas garis startnya.

Memang barisan para cowok ada didepan sedangkan barisan cewek ada dibelakang cowok.

Dan juga saat melihat senyum sumringah gadisnya membuat El harus mendengus kesal beberapa kali.

"Dasar genit!." cibir El dengan wajah yang kentara sekali bahwa dia sedang cemburu berat. Dengan langkah lebarnya, El berjalan menyusul gadisnya yang pasti akan dibawa ke ruang UKS.

Zayne dibarisan ketiga juga sama halnya, mendengus dengan kasar. Tangannya dimasukan kedalam saku celana, berjalan dengan gaya cool nya. Didalam hatinya, dirinya misuh-misuh kepada gadisnya yang genit dengan cowok lain.

Qilla menatap dari jauh kejadian tadi. Kedua tangannya mengepal erat, giginya bergemelatuk menandakan bahwa dia sedang menahan amarah.

"Baby kecil, sepertinya kamu ingin mendapatkan hukuman." seringai tercetak jelas dibibirnya dengan nada rendah yang membuat siapa saja merinding.

Aria juga tak kalah jauh berbeda. Tatapan mata Aria seolah menatap tak suka, tangannya mengepal erat hingga buku-buku jari memutih.

"Kak Zia cuma milik Aria!." tegasnya penuh penekanan bahkan begitu semangat.

________

Setelah dari UKS dan kini Zia mampir tidur dibawah pohon mangga belakang sekolah. Bahkan kehadiran seseorang tak mengusik aksi tidur nyenyaknya.

Seseorang itu dengan beraninya mengusap rambut Zia pelan. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya bahkan ia menyukai perasaan yang hinggap ini. Ia harap perasaan ini menetap bukan singgah.

"Cantik." lirihnya menatap sendu wajah Zia yang begitu mempesona.

Seseorang itu mendekatkan wajahnya le wajah Zia, deru nafas keduanya saling beradu. Seseorang itu meneguk salivanya susah payah, aroma yang diberikan Zia begitu menenagkan dan membuatnya candu.

Cup

Seseorang itu mengecup sudut bibir Zia sekilas. Tersenyum tipis mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Zia.

"Ingat namaku..." jedanya.

"Qilla."
________

Zia mengerjap pelan berusaha menyesuaikan cahaya yang menyilaukan matanya. Namun, seketika itu juga matanya membola dengan tubuh yang mematung.

"Cogan." gumamnya dengan binaran cerah dimatanya.

"Cogannya banyak banget anjir." lanjutnya dengan gumaman yang terdengar lirih.

Disana bukan diatasnya terdapat begitu banyak cogan yang mengelilinginya. Terutama kedua pacarnya yang menatapnya khawatir.

"Kalian mau ga jadi pacar Zia?." tanya Zia begitu antusias dengan semangat yang mengebu-ngebu.

"HEH?."

"SAYANG?."

"HAH?."

Zia yang mendengar respon mereka semua terperanjat kaget.

"Kamu nenye? Ya mau l--." ucapan itu terpotong kala kedua pacar Zia memelototi orang tersebut. Meneguk ludah kasar dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sayang." ucap kedua pacar Zia. Keduanya saling pandang dan menatap tajam satu sama lain.

"Siapa lo?! Ngapain lo mangil pacar gue dengan sebutan 'sayang'!." keduanya kembali berucap bersamaan. Keduanya terdiam.

"Zia itu pacar gue!."

"Gak! Pacar gue!."

"Gue!."

"Gue!."

"Gue!!."

"Gue!!."

"Gue!!!."

"Gue!!!."

"Drama yang menyenangkan." ucap Zia menopang dagunya dengan santai sesekali menyuapkan mangga yang sudah dikupas oleh temannya Zayne.

"Enaknya punya pacar 2." Zia bersenandung dengan riang.

"Kalau mau apa-apa tinggal minta."

"Yang satu cool yang satu lagi perhatian."

"Aduh bu bos teh malah nyanyi!." celetuk cowok tersebut memijat pelipisnya menatap bu bosnya yang sedang makan mangga dengan khidmatnya tanpa merasa terganggu atas percekcokan didepannya.

"Hai ganteng." Zia mengedipkan matanya genit menatap cowok manis yang menggenakan cardigan kebesaran berwarna biru cerah.

Cowok tersebut menunduk dalam mengigit bibirnya yang pasti juga pipinya sudah memerah layaknya kepiting rebus.

"Kamu terbuat dari tembaga dan telerium ya?."

"Huh?." cowok itu mendongak, memiringkan kepalanya.

"Soalnya kamu CuTe." ucap Zia mencubit pipi cowok itu pelan namun gemas.

"Um." cowok itu memalingkan wajahnya yang malu.

"Rumus fisika ku tuh berat+gaya+jarak..." Zia menjeda ucapannya dan mendekatkan bibirnya ditelinga cowok itu.

"Kg N Km." bisiknya yang mampu membuat cowok itu tambah memerah.

"HEH?!."

"WHAT THE?!."

_______




Penulis:NVL.EL

ZIARE [END]Where stories live. Discover now