9

12.1K 917 41
                                    

"Perfect boy." ucap Zia setelah memakaikan dasi untuk sang kekasihnya. Terlihat wajah El yang datar namun sedikit merona.

Wajah El datar akibat gadisnya meminta untuk sekolah bersamanya. Hei! Jika bukan karena ancaman, dia ogah membiarkan gadisnya sekolah lebih baik homeschooling agar gadisnya tidak lirik lirik laki laki lain seperti dibasecamp. Dia cemburu sekaligus takut.

Takut gadisnya meninggalkan dirinya seperti dua hari yang lalu.

"Ayo." gadis itu dengan riang menggandeng tangan El dan mulai berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Sedari tadi El hanya diam menatap tautan tangan didepannya dengan senyum tipis.

Sret

Cowok itu menarik pelan kursi yang akan diduduki gadisnya. Dengan anggun Zia duduk tanpa melepaskan tautan tangan keduanya.

"Terimakasih." ucap Zia tersenyum kecil saat seorang pelayan menaruh sarapan untuk mereka berdua. Pelayan itu mengganguk kecil takuat menahan pesona nyonyanya, ah ia jadi insiyur sekarang.

"Sama sama, nyonya." balas sang pelayan menunduk dan berlalu pergi menuju dapur. Keduanya mulai memakan sarapan yang disediakan pelayan dengan khidmat.

Semvak High School adalah sekolah dengan prestasi yang tinggi dan juga merupakan banyaknya bibit bibit unggul yang bertebaran dimana mana. By the way jika sekolah disini tidak ada namanya beasiswa. Why? Karena sekolah ini tidak mau menerima anak beasiswa namun menerima anak terpandang walaupun anak itu goblok, tolol, bego, ga tau diri.

So, pendiri sekolah ini adalah seorang pria tampan yang masih bujang and jomblo. Dan pria tampan itu merupakan misterius man yang akan hadir dikala target yang selama ini dicarinya.

Lalu, sekolah ini juga banyak peminat bahkan sekolah terfavorit bagi semua siswa/i. Bahkan sekolah ini juga menetapkan peraturan aneh untuk siswa dan ini hanya berlaku untuk siswa bukan untuk siswi.

Peraturan yang tak lain adalah:

1. Memakai dalaman.

2. Dalaman hari senin minion atau upin ipin yang penting kuning.

3.Dalaman hari selasa smurf, gembul atau yang penting biru.

4. Dalamam hari rabu shope*e, spid*erman yang penting oren.

5.Dll.

Zia memasang kacamata hitamnya saat hendak keluar dari mobil milik kekasihnya. El dengan tubuh tegap mengitari mobil dan membuka pintu mobil lalu tangannya terulur kepada gadisnya.

Zia yang melihat itu dengan lembut menerima uluran tangan El. Pandangan pertama saat melihat sekolahnya adalah banyak pekikan pekikan histeris yang mengarah ke mereka berdua.

"Duh, gila, gue lagi dizaman mana cok?."

"Huee saingan gue cantik bangett."

"Mas Aciel sekarang pake Semvak apa?."

"Ahh, dia begitu cantik."

"Apa lagi bodynya."

"Huh, kok panas ya?."

"Apakah aku boleh lurus?."

"Wah, seketika aku pengen jadi power rangers."

"Ahh, yahh disitu."

"Enak?."

"Enakhhh."

El yang mendengar bisikan bisikan itu seketika mode posesifnya kambuh. Buktinya, cowok itu merengkuh pingang gadisnya posesif dengan menatap tajam para buaya buaya darat yang sedari tadi menatap gadisnya lapar.

Cowok itu membawa gadisnya pergi menemui sahabat mereka yang tak jauh dari parkiran.

"Pagi bro." sapa Jay sembari bertos ala laki.

"Pagi dede emes nya ayang." dengan centilnya Ilario mengedipkan satu mata ke Zia.

Leon melirik Zia dengan ekspresi datar dan agak merona malu lalu bergumam lirih. "Cantik."

Tangan lentik Zia terangkat mencopot kacamatanya lalu membuang kesembarang arah.

"Tuan."

'Hm?.'

"Misi anda berhasil dan hadiahnya sudah saya letakkan pada posisi yang strategis." jelas sistem.

'Merci beaucoup.' ucap Zia yang kemudian sistem menghilang begitu saja.

"Masuk!." perintah Leon membuat semuanya mengganguk.

Zia kini tengah diapit oleh Leon dan El. Mata El sedari tadi menatap tajam bosnya yang berada disamping gadisnya membuat cowok itu beberapa kali mendengus sebal.

Leon, tangan cowok itu tanpa sepengetahun El menggengam ujung seragam Zia sepanjang perjalanan. Tatapannya melembut ketika pandangan mereka berdua tak sengaja bertemu.

"Bentar." ucap Zia menghentikan langkah mereka semua.

"Kenapa, liebling?." tangan El terangkat mengelus rambut gadisnya lembut. Zia mendongak menatap El dengan raut yang sulit diartikan.

"Kelas Zia, dimana?." tanya Zia.

"Kelas kamu sama kaya aku, 11 Ips." jawab El terus menerus mengelus rambut Zia yang mana membuat Leon mendengus kesal.

Gadis itu mengganguk paham dan tak lama lagi mereka semua kembali berjalan menuju kelas. Kini koridor tampak sepi karena sebagian siwa/i sudah masuk kekelas masing-masing dan ada pula yang bolos dijam pertama.

Tok tok tok

Jay mundur sedikit setelah mengetuk pintu kelas mereka yang ditutup. Perlahan namun tegas, pintu kelas mulai terbuka lebar memperlihatkan seorang guru yang sedang menatap tajam dibalik kacamata yang sedikit bulat itu.

"Kenapa telat?!." suara tegas itu terdengar. Membuat mereka menatap guru yang dikenal kiler itu--Bu Sri Wiyati guru bahasa Indonesia.

"Anter." ucap El.

"Murid." ucap Arnav.

"Baru." ucap Leon.

"Masuk!." Bu Sri masuk duluan kedalam kelas lalu disusul muridnya dari belakang.

"Kalian!." tunjuk Bu Sri kepada Jay, Ino, Arnav, Leon, El.

"Duduk ditempat masing-masing!." mutlak Bu Sri yang tak menerima bantahan. Sedangkan yang ditunjuk, mereka mengganguk sedikit lesu lalu pergi kemeja masing-masing. Namun sebelum itu, El sempat-sempatnya mengecup kening gadisnya yang membuat kelas heboh.

"Diam!."

"Silahkan, kamu perkenalkan dulu namamu." ucap Bu Sri menatap Zia sebentar dan menatap lurus kedepan.

"Zia." ucap Zia membuat kelas menatap dongo kearah Zia.

"Ziare Quiana Xantara. Ga ada tele tapi punya link, ga ada Youtu*be biru tapi punya semua videonya. Gue anaknya suka cowok gemoy dan berduit, ga ada diskon buat cowok brengsek yang mau dapetin gue. Pengen jadi pengangguran kaya raya walau sadar hidup gue cuman modal rebahan doang. Hobi? Apa aja kalau gue lagi suka sama sesuatu. Kadang, gue ga tau hobi gue apa. Makanan favorit? Semua jenis makanan yang enak gue makan termasuk roti sobek, itu, itu, kadang pilih pilih, kadang makan apa aja."

"Satu lagi..." jeda Zia membuat beberapa siswa/i menahan nafas.

"Gak jadi deh dikit lagi bell." cengir Zia memperlihatkan deretan gigi putihnya dan itu semua membuat kelasnya mendesah kecewa.

_______




Penulis:NVL.EL

ZIARE [END]Where stories live. Discover now