"Hai, Kak Zayden!!" sapa gadis yang sedang duduk di halaman sebelah rumah sahabatnya.

"Hai, Sabila, apa kabar?" tanya Zayden dengan ramah. Ia seperti sudah mengenal dekat gadis yang menyapanya itu.

"Baik! Sabil baik," jawabnya dengan anggukan semangat.

Zayden terkekeh.

"Kak Zayden masuk aja, orangnya ada kok," ujar Sabila seakan mengerti tujuan Zayden.

Zayden tersenyum menanggapi.

Sudah dua kali ia membunyikan bel rumah, tapi si tuan rumah belum juga membukakan pintu.

"Ngapain, sih, mereka? Siang-siang gini apa lagi tidur, ya?" monolog Zayden.

Setelah yang ketiga kalinya ia mencoba, barulah pintu rumah terbuka.

Dahi Zayden mengernyit karena bukan pemilik rumah yang membukanya, melainkan Eki Nugroho.

"Lo ngapain di rumah orang, Ki?" tanya Zayden.

"Lo ngapain di sini?" Eki justru bertanya balik.

"Bertamu, emang mau apa lagi?" jawab Zayden.

"Kalau begitu kita sama. Bertamu," jawab Eki tertawa.

"Elvano ada?"

"Ya ada, dong, yakali nggak ada. Bisa dipenggal kepala gue kalo ke rumahnya sedangkan dia nggak ada," jawab Eki nyolot.

"Santai, dong," balas Zayden. "Enggak usah pakai kuah ngomongnya," lanjutnya.

Zayden melewati Eki begitu saja.

"Kuah apaan?" beo Eki bingung.

"Om Zayden!" Azkia, anak dari Elvano itu segera berlari mendekati Zayden yang baru datang. Di antara sahabat-sahabatnya Elvano, Azkia sangat suka dengan Zayden.

"Hallo, anak cantik," sapa Zayden berlutut. Azkia atau kerap disapa Kia itu langsung memeluknya.

"Kenapa jalang main ke sini?" tanya Azkia.

"Astaghfirullah, Kia. Muka yang sangat imut, tapi kenapa ngomongnya gituan?" seru Eki terlihat shock. "Jalang katanya," lanjut Eki bergumam sambil menahan tawanya.

Sedangkan Zayden menepuk keningnya.

"Kia, coba bilang er," pinta Zayden berniat mengajari Kia untuk menyebut huruf R. "Ayo, coba bilang er," ulang Zayden.

"El," ucap Kia.

Elvano yang sedari tadi menyimak langsung melotot ke arah Zayden. Eki sudah tidak tahan lagi menahan tawanya, kala itu juga tawanya pecah.

"El itu nama Ayah kamu, Kia," ujar Zayden terkekeh.

"Kia ndak bisa bilang el, Om Deden," jelas Kia dengan bibir mengerucut. "Om kenapa jalang main ke sini?"

"Buset, jalang lagi," celetuk Eki masih dengan sisa tawanya.

"Om sibuk kerja, jadi belum sempat main sama Kia," jelas Zayden tersenyum sambil mengacak lembut puncak kepala Kia.

"Om Deden-nya lagi cari duit biar bisa jemput Tante kamu, Sayang" celetuk Elvano. Tidak lupa wajahnya yang terlihat kesal melihat Zayden.

Zayden terkekeh. Elvano selalu kesal saat Kia akrab dengannya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Elvano.

"Kak, kok nanyanya gitu? Kak Zayden itu tamu, loh," tegur Alara yang baru saja datang dari arah dapur. Alara adalah istri dari Elvano. Mereka menikah muda, tepatnya sekitar 4 tahun lalu, bahkan ketika itu Alara baru saja lulus SMA.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Where stories live. Discover now