Part 58

42.3K 3.6K 1K
                                    

HALLO AKU KEMBALI UNTUK MENEMANI MALAM MINGGU KALIAN. SEPESIAL UNTUK PART KALI INI DIBUAT LEBIH PANJANG SEBAGAI BENTUK RASA TERIMA KASIH BERKAT KALIAN MASALAH PLAGIAT SUDAH TERHEMPAS MANJA. SELAMAT MEMEBACA, SEMOGA KALIAN TIDAK BOSAN KARENA PARTNYA PANJANG 😍😍
LOVE YOU GUYS ❤️

SPESIAL 2500++ KATA UNTUK MENEMANI MALAM MINGGU ANDA. SELAMAT MEMBACA 😍

~Sejumput Dendam Rana~

Barang tentu sudah hukumnya, jika di dalam dunia tiada yang sempurna karena setiap yang bernyawa pasti bercela.
~A

~Sejemput Dendam Rana~

"Onad kembali untuk Pa..." Tenggorokannya terasa tercekat, kala sebuah peringatan langsung berkelumit dalam ruang kepala. Ah bagaimana bisa lupa tentang kenyataan jika dirinya hanyalah seorang ayah yang tak boleh mengukukan keberadaannya.

Kebenaran yang mau tak mau harus ditutupi demi keegoisan para manusia tak punya hati. Damar tahu dirinya bukanlah manusia suci, dirinya tak lebih dari seorang pendosa. Tapi bukan berarti orang lain bisa dengan mudahnya menyematkan kata tersangka dan memberi hukum tak berjeda dengan dalih hukum karma.

Kenyataan memang kadang selucu itu, hanya karena sebuah kesalahan kecil terkadang semua kebaikan langsung terhempaskan.

Padahal sudah menjadi ketetapanNya jika yang bernyawa pasti tercela, namun tetap saja banyak manusia sok suci yang langsung menghakimi tanpa berkaca diri.

Bukankah tentang dosa adalah urusan hamba dan TuhanNya? Jadi tak seharusnya manusia berlomba ikut serta.

"Om Jamal! Om Jamal!" Goyangan pada kakinya membuat Damar terseret dari lamunan, jantungnya berdegub kencang kala melihat sepasang mata jernih yang mentapnya begitu dalam.

Onad anakku, buah hatiku. Maaflah Mamamu yang membuatmu jauh dari Papa. Andai dulu Mamamu tak keras kepala, pasti kita menjadi keluarga yang sempurna.

Jika saja dulu sang mantan istri lebih mawas diri dan berbesar hati menerima hadiah madu yang diberikan, pasti semua takkan serumit ini. Sudah tentu sekarang Rana bisa merengguk indahnya surga dunia dengan menjadikannya permasuri yang didampingi Nirmala sebagai dayang dan kedua putranya sebagai pangeran. Tapi dengan bodohnya Rana melewatkan kesempatan emas yang Damar tawarkan, hingga Onad yang tak bersalah menjadi korban. Dasar manusia egois! kejam!

Biar saja Rana tenggelam dalam ketidak beruntungan karena menyia-nyiakan kesempatan emas untuk memiliki lelaki setia yang cukup punya dua istri seperti dirinya.

"Om Jamal! Om Jamal!" Teriak lelaki kecil dengan suara nyaring itu sekali lagi, namun bedanya kali ini lebih menyakitkan sebab bukan hanya mengganggu gendang telinga namun juga karena hempasan manja tangan-tangan mungil itu pada luka di wajah Damar.

"Om Jamal! Ooee Om Jamal!"

"Iya Nad iya," Damar segera menjauhkan tangan kecil Onad dari wajahnya saat dirasa kali ini tangan kecil itu tak sengaja menekan luka kebiruan di sudut bibirnya.

"Om Jamal kenapa melamin?"

"Melamin?" Dahi Damar mengkerut, apakah dirinya terlihat seperti mangkok hingga Onad menjulukinya melamin? Tapi melihat wajah lugu Onad pemikiran nyeleneh Damar seketika luntur, tidak mungkin bocah polos seperti Onad tega mengatainya bukan? Pasti Onad hanya salah dalam penggunaan kata seperti yang sudah-sudah.

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang