Part 21

98.3K 11.7K 2.4K
                                    

MAAF UNTUK TRAGEDI SALAH PENCETNYA TADI, DAN UNTUK PERMINTAAN MAAF SENGAJA PART INI AKU PANJANGIN DIKIT, SEMOGA KALIAN GAK BOSEN YA. LAFYU GENGS ❤️

~Sejumput Dendam Rana~

Pada akhirnya sang cinta sejati akan memilih,
Berakhir di pelaminan atau di pemakaman
Kalau untukku ya pelukan Bapakmu
~Rana

~Sejumput Dendam Rana~

Alunan piano seakan menjadi pengiring keheningan yang tercipta di meja bernomor delapan itu. Keadaan yang tercipta akibat mereka yang hanya terdiam dan terlarut pada kegiatannya masing-masing. Sang laki-laki sibuk mengamati lelaki kecil yang tertidur di atas stroller, sedangkan si perempuan sibuk mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja seakan berpikir.

Lama keheningan merajai, hingga akhirnya sang perempuan  yang mengenakan gaun merah itu memecah keheningan.

"Jadi Papa udah tau tentang rencana Rana yang ngacauin pestanya Mas Damar?" tanya Rana membuat laki-laki berkepala empat itu mengangguk-anggukkan kepala.

"Papa gak marah?"

"Kenapa saya harus marah?" 

"Yakan Mas Damar anaknya Papa." cicit Rana pelan malah dihadiahi kekehan kecil laki-laki yang kini menggulung lengan kemejanya hingga ke siku.

"Damar memang anak saya, tapi hal itu tidak bisa membuat saya menutup mata atas kesalah-kesalahan yang diperbuatnya, Ran. Karena pantang bagi saya membenarkan sesuatu yang salah apapun alasannya." 

Sejenak Rana menarik nafas panjang, sebelum kembali memfokuskan diri pada laki-laki berkemeja biru muda yang kini memberi tatapan teduh ke arahnya.

"Sebenarnya saya sudah tahu semuanya, Ran."

"Semuanya?" beo Rana membuat laki-laki berkemeja biru muda itu mengangguk.

"Termasuk dengan perselingkuhan Mama?" tebak Rana yang sekali lagi dibalas dengan anggukan kepala.

"Tidak ada suami yang tidak mengetahui kelakuan istrinya sendiri, Ran."

"Terus Papa kenapa diem aja? Kenapa gak menuntut cerai kalau tahu Mama suka main belakang! Perselingkuhan loh Pa, ini gak main-main lagi. Rana pernah ada di posisi ini demi Tuhan Pa rasanya Rana ingin meledak! Bahkan jika membunuh diperbolehkan, sudah bisa dipastikan jika kedua manusia itu sekarang sudah menyandang gelar almarhum dan almarhumah." cerocos Rana sebelum mengakhiri kalimatnya dan mulai memberi tatapan sengit pada Ayah mertuanya.

Mengapa jika sang Ayah mertua mengetahui jika istrinya berselingkuh tapi mengapa tidak ada ekspresi apapun? Bahkan laki-laki berkepala empat itu terlihat biasa-biasa saja sekaan tidak terjadi apapun. Bagaimana mungkin ada manusia dihiyanati tapi bisa sesantai ini? Ini sangat aneh menurut Rana. 

"Pa,"

"Ran, dengarkan saya dulu." peringat laki-laki berkepala empat itu membuat Rana terdiam.

"Saya itu laki-laki dan sudah menjadi pantangan bagi seorang laki-laki untuk mengakhiri apa yang kita mulai sebelum takdir benar-benar memaksa kami untuk menyerah." jeda laki-laki berkemeja biru sebelum menghela nafas panjang.

"Seorang suami berselingkuh itu berarti ada yang salah dengan pola pikirnya, tapi jika seorang istri yang berselingkuh artinya ada yang salah dari bimbingan yang dilakukan suaminya. Dan akan sangat tidak adil jika meninggalkan seseorang dengan landasan kesalahan yang nyatanya diri kita sendiripun tanpa sadar ikut andil di dalamnya. Bukankah sangat tidak pantas jika seorang suami menyerah begitu saja dengan alasan istrinya telah rusak? Karena sesungguhnya memperbaiki termasuk dalam tanggung jawab yang tersemat pada pundaknya. Bukan malah bersikap pengecut dengan meninggalkan tanpa mencoba membenarkan."

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang