19

6K 687 69
                                    

Julian memeras perut nya yang lapar, ia tidak bisa lagi menahan kelaparan sejak 2 hari lalu.

Iya, sudah 2 hari Julian ada di Gua itu. Tak tahu nasib pengawal Julian di tempat itu bagaimana. Julian tidak bisa berjalan ke luar gua karena kaki nya sakit, perut nya kelaparan dan jalan licin karena hujan yang terus menerus. Julian menangis.

Kalau lah ia akan mati di gua itu, setidaknya Keluarga Duke harus tahu setelah perang. Julian menggeleng, air matanya mengalir menahan sakit.

"Tolong Ano, Ano sakit." Julian meringis, kaki nya terluka cukup lebar karena terkena pohon rambat berduri.

Julian tidak sadar kalau suara nya telah mengganggu penghuni Gua. Julian kecil hanya bisa menangis dan meminta tolong dengan lirih.

Tak lama setelah julian pingsan (lagi), ada sosok yang menatap nya dengan sedikit iba.

"Ck, bocah ingusan yang malang." setelah mengatakan itu, makhluk tadi berubah menjadi kucing lucu berbulu hitam.

Kucing itu pergi dari Gua, lalu setelah nya ia datang membawa sebungkus apel dan ikan segar.

Bungkus itu di dapatkan si kucing dari saku Julian, mungkin itu kantong untuk wadah yang koin.

Entah apa yang di lakukan kucing itu di dalam gua, namun setelah di rasa julian cukup beristirahat, Si kucing kembali menghampiri julian.

'Miaw'

Seketika tubuh Julian bercahaya, tak lama setelah nya julian mengerjabkan mata, menyesuaikan pandangan nya.

Ah sudah sore, pikir nya.

"Uh? Ada miaw? Lucu sekali." Julian tersenyum getir, ia berusaha mengelus bulu hitam sang kucing.

Kucing itu awal nya menggeram marah, seolah tak ingin bulu indah nya tersentuh.

Namun tangan halus julian yang berdarah darah itu terasa sangat lembut dan menyejukkan.

"Untung bulu mu hitam, jadi tidak terkena darah Ano." Julian tersenyum lagi, kemudian ia melihat sepotong ikan bakar dan 2 buat apel.

"Makanan!." julian tersenyum, ia hendak mengambil makanan di depan nya namun terdiam sebentar.

"Ini kamu yang ambil ya? Ah bagaomana kalau kita berbagi? Ano makan apel dan kamu makan ikan?." Ano tersenyum dan membawa kucing itu ke pangkuan nya.

Namun si kucing seolah menolak dan tertidur di pangkuan julian.

Julian dengan senang hati mulai memakan makanan nya dengan lahap. Tak ada lagi rasa lapar yang menyerangnya.

"Hiks..terimakasih miaw." Julian menghapus air matanya.

Jika bukan karena si kucing hitam, julian yakin kalau ia akan mati di gua ini.

Julian menghabis kan makanan nya dengan nikmat, ia adalah putra dari seorang Duke yang tidak pernah kekurangan apapun. Ia tersiksa ketika ada bencana seperti ini.

Ia hanya berharap ada seseorang yang bisa menolong nya. Kalau tidak, julian hanya bisa mengandalkan peta lusuh yang sudah tak berbentuk. Julian tersesat.

Julian merasa lelah, kalo ini bukan karena pingsan atau sakit. Julian sudah terbiasa dengan rasa sakit di kaki nya. Ia menidurkan badan di atas batu pipih yang besar di gua itu. Tentunya dengan susah payah.

Setelah julian tertidur, si kucing berubah menjadi manusia. Tepat nya laki laki yang tampan.

"Hm, bodoh. Sudah lapar masih memikirkan seekor kucing? Lembut sekali hatinya. Ah tepatnya Naif." Pria itu menggeleng pelan, lalu ia mengerahkan kekuatan nya untuk menyembuhkan julian.

"Kita akan bertemu setelah kau lebih kuat lagi, My Love. Hidup bersama ku nanti akan membuat mu di ambang kematian setiap saat. Jadilah kuat agar kita segera bertemu." pria itu tersenyum. Lalu ia keluar Gua dan membunyikan sebuah petasan permintaan tolong -jangan tanya dapat dari mana-. Petasan itu memanggil anak buah nya yang ada di pusat kota.

"Hidup lah dengan baik my Love."

.......

Julian-Romeo
Julian-pria misterius
Julian-harem

Pilih ayo🤣
Omong omong kalau ada typo tolong tandai dengan komen ya.

marry me, King! [BL BXB MPREG]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora