25

5.6K 638 13
                                    

"Aiyaa~ adik manis ini bahkan tidak mau menatap ku? Huhu kasihan sekali diri ku ini." bocah di depan julian cukup menyebalkan, ia bermain peran di atas medan perang? Apa itu waras?.

Tinggi nya sekitar 170cm? Entah lah intinya bocah itu sangat tinggi. Di dunia ini, tinggi seperti titan juga tidak masalah, itu hal wajar apa lagi yang keturunan bangsawan, rata rata dari mereka memiliki tinggi lebih dari 200 cm.

Makanya, julian terlihat sangat imut dan kecil di banding kan orang orang sekitar nya.

"Ayo, Ano tidak mau berlama lama." Julian walaupun takut juga tidak mau memperlambat waktu, setidaknya jika ia kalah ia akan segera kembali ke rumah nya kan?.

"Ckck, mari berkenalan dahulu, manis.
Nama ku Alan Saviore De Dometrich.
Lalu siapa nama mu, manis?."

Pemuda di depan julian memperkenalkan diri dengan etiket bangsawan, entah lah mungkin ia ingin sombong?.

"Kau, anggota bangsawan?." Julian menajamkan penglihatan nya.

"Yah, aku dari kediaman Duke Dometrich,
Duke dari kekaisaran sebrang. Aku pewaris nya tentu.panggil aku Alan, manis." Alan tersenyum girang, wajah tampan nya membuat mata julian sakit.

"Aku, Juliano." Julian menunduk, ia tak mau Terbuai oleh tatapan Alan, ck! Laki laki itu menggunakan sihir di matanya, julian tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari sana!

"Aku tau itu bukan nama asli mu, ayolah aku tak akan bocor!." julian tak suka orang semacam ini, tapi julian juga percaya kalau orang ini tak akan memberi tahu identitas asli nya pada semua orang, entah lah dari mana datang nya kepercayaan itu.

"Juliano Eliosh De Orphic." Julian membuka cadar nya, lalu melakukan etiket bangsawan pada Alan.

Bagaimana reaksi Alan? Bocah itu terdiam seketika, ia tak tahu kalau ada Orphic 'lain nya' yang ia temui. Walau sebenarnya Orphic yang ini terlihat berbeda, Julian terlalu lembut.

"Ah kalau begini, aku akan per silahkan adik manis untuk maju ke babak selanjutnya, pakai lagi cadarmu ya julian. Jika kamu tak pakai cadar mu, guru guru yang ada di atas sana akan berebutan untuk menjadikan mu murid mereka." Alan keluar dari pertandingan, entah apa yang di lakukan pria itu sebenarnya. Ia tidak tereliminasi, tapi Julian pun tidak tereliminasi.

Julian masih linglung, kemudian ia berjalan ke bangku yang telah di sediakan boleh panitia.

Julian sudah memakai cadar nya kembali, ia melihat ke sekeliling nya, ia menjadi orang pertama-bersama Alan- yang lolos ke babak selanjutnya.

"Apa itu tadi? Kenapa ano dan dia lolos? Kami kan tidak bertarung." Julian masih bingung, banyak pertanyaan yang bersarang di otak kecil nya.

"Halo? Kau julian kan? Masih ingat aku?."  julian lagi lagi tersentak kaget, ia menoleh ke sebelah nya.

"Uhm? Max?." Julian ragu, tapi seperti nya orang ini memang lah Max, orang yang waktu itu Julian tak sengaja temui malam malam.

"Ya! Omong omong kau sudah selesai ujian? Kau melawan siapa?." Max duduk di samping julian, ia memakan roti yang memang di bagikan tadi pagi.

"Alan, Max kenal?." kunyahan Max berhenti, ia melihat ke arah Julian.

"Alan Saviore De Dometrich?." Max bertanya, lalu Julian masih ngangguk semangat.

"Alan itu bukan calon murid baru, ia memang senior kita, katanya alan memang jahil dan sering mengerjai calon murid murid yang ada di sini. Tapi guru dan kepala akademi tak hisa melarang Alan, beruntung kau di lepaskan oleh Alan. Dari awal pemuda itu memang berencana membebaskan mu. Sebab lawan mu yang sesungguhnya mungkin sudah di bereskan oleh Alan. Ia memiliki dimensi sendiri, kau tak akan bisa melihat nya." Max mantap Julian yang terbengong..

"Bukan kah aku curang kalau begitu?."

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now