30

4.1K 447 0
                                    

Hari ini pertandingan babak kedua di mulai kembali, Julian mendapatkan lawan di arena 3, Julian berharap bukan sesuatu yang menyebalkan seperti kemarin.

"Mohon bimbingan nya ya adik kecil, aku Jovan Bruche."

Pemuda itu mengepalkan tangan nya kedepan dan melakukan Bow, Julian pun melakukan hal yang sama.

"Aku Julian, mohon bimbingan nya juga ya."

Julian bersyukur karena orang di depan nya ini bukan orang sejenis Alan. Sudah bangsawan, menyebalkan pula.

Mereka mulai mengambil posisi masing masing, Jovan mengeluarkan Pedang dari teknik sihir nya dan melakukan kuda kuda.

Julian agak tersentak, orang di depan nya ini memiliki Sihir yang lumayan langka, sihir yang bisa berubah menjadi benda sesuai yang diinginkan si pengguna.

"Ah cukup bagus ternyata."
Julian mengambil langkah kedepan dan mengeluarkan sihir api milik nya.

Mereka sama sama memiliki tingkatan yang masih rendah, setidak nya itu cukup untuk saling melawan.

"Letherwands." setelah Mantra itu di ucapkan oleh Jovan, 10 pedang sihir muncul mengelilinginya, lalu Jovan mengarah kan pedang sihir pada Julian.

"Leftrainds." Julian mengucap sebuah mantra, begitu pegang sihir milik Jovan hampir mengenai nya, ia langsung membuat sebuah tameng yang cukup untuk menahan sihir dari Jovan itu sendiri.

"Mari selesaikan ini dengan cepat."

"Chirrealizier!!." Julian mengeluarkan sihir api berskala besar, ia mengarahkan nya langsung ke titik terlemah Jovan.

Tidak sempat menghindar, Jovan langsung terjerembab 5 meter dari tempatnya, pemuda itu dinyatakan kalah telak.

Setelah pertandingan selesai, Julian pergi menuju tempat duduk seperti kemarin, ia tersenyum senang.

"Ah kekuatan Ano bertambah dengan pesat, tapi sihir yang Ano keluarkan tadi membuat Mana di tubuh Ano makin berkurang lebih banyak." Julian menghela nafas nya dengan kasar, ia bahkan belum bisa mengontrol 3 inti kehidupan yang ia dapat.

(Inti sari/inti kehidupan itu konsep nya sama kaya Meridian.)

Tak lama setelah julian meratapi nasib Inti kehidupan nya, ada seseorang yang menepuk pundak Julian.
Itu membuat nya kaget setengah mati.

"Astaga!."

"Hahaha, Anak muda ini mempunyai jantung yang gampang terkejut rupanya." Julian mengernyit kan dahi nya, siapa kakek tua ini? Apa mungkin guru dari Akademi Thunder?.

"Maaf, tapi anda siapa?, Ano tidak mengenali anda." Julian melakukan bow untuk menghormati kakek itu, ia mendongak kan kepala nya. Ah sudah dibilang kalau Ano ini sangat mungil!.

"Ha ha ha, anak muda yang baik. Aku Achilles, tetua dari akademi ini. Aku dengar kau adalah orang pilihan Alan?. Ah aku kira bangsawan seperti Alan akan sesuka hati, tapi ternyata kau jauh lebih menarik dari yang aku pikirkan ." kakek tua itu mengelus janggut panjang nya, ia menatap julian penuh minat.

'Sangat menarik, ho ho ho.' pikir si kakek.

"Uh~ maaf Ano tidak mengenali Master." Julian kembali melakukan bow.

"Siapa nama mu?." tanya master Achilles.

"Juliano, Master." kalian pasti tahu kan, Julian kita tidak mau mengungkapkan identitas nya ke sembarang orang, terkecuali Max dan Alan.

"Kau cukup cantik untuk seukuran bocah laki laki, baiklah aku kira kau kehilangan banyak Mana dan energi, kau bisa mengikuti aku ke suatu tempat. Aku harus memastikan sesuatu." ujar master Achilles.

Julian hanya mengangguk, lagi pula master ini tidak akan menyakitinya kan?.
Julian percaya pada kakek itu.

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now