15

8K 800 6
                                    

Malam ini tiba tiba saja julian ingin tidur ditemani oleh Ayah nya. Julian memeluk sang ayah.

"Ayah, Ano boleh pergi ke akademi? Bibi Lia bilang di akademi bisa belajar sihir." Julian berharap dengan antusias.

"Kenapa tidak cari guru terbaik lalu datangkan ke mari? Seperti William." Julian menggeleng, ia malas kalau ayah nya posesif begini.

"No no no, Ano mau nya ke akademi. Bibi Lia bilang kalau sudah 7 tahun boleh masuk ke akademi." Julian memainkan kancing baju ayah nya, ia berharap kalau Duke Alaric mau mengabulkannya.

"Huhh baiklah, tapi Eli harus belajar bersama sepupu Eli. Nama nya Danian Oswerd, anak dari count Oswerd. Sepupu beda marga Eli." Julian terdiam sebentar lalu ia mengangguk. Toh dari pada tidak di perbolehkan masuk ke akademi, lebih baik menuruti kemauan ayah nya. Lagi pula Danian itu kan sepupu jauh nya.

"Nah sekarang Eli tidur, Lusa ayah akan panggilkan guru sihir agar Eli bisa beradaptasi dengan sihir milik Eli. Jadi saat di Akademi Eli bisa lebih santai sedikit." Duke Alaric mengusap usap rambut anak nya dengan sayang, andai saja ia bisa menemani sang istri melahirkan. Pasti rasa menyesal nya tidak akan sebesar ini.

Bisa saja ia memberikan mana yang banyak agar sang anak dan sang istri bisa bertahan sampai Saint dari menara datang memberkati ketiga nya.

Duke hanya bisa berandai andai. Bahkan mereka datang beberapa minggu setelah kematian duchess. Peperangan adalah hal yang di benci Duke Alaric. Karena perang, ia harus kehilangan istri dan anak bungsunya.

Kini prioritas Duke dan anak anak nya hanyalan si manis Julian.
Julian adlaha penggambaran duchess Helena dan adik bungsu nya. Julian benar benar di jaga bak porselen yang rapuh.

"Julian, tumbuhlah menjadi sosok yang kuat dan abaikan semua orang yang menghina mu, tunjukkan kalau kau putra Duke Alaric. Tunjukkan kekuasaan mu, maka tikus tikus itu tak akan mampu mencela mu." Duke Alaric berbisik di telinga julian, julian yang tertidur tidak tahu kalau ayah nya baru saja memberi nya petuah.

"Sepertinya julian benar benar harus masuk ke akademi, mau tidak mau kejadian ini pasti akan terjadi. Huhh, kenapa harus putra ku yang ini?." Duke menghela nafas berkali kali, ia bahkan tidak bisa tidur dengan tenang.

Bayangan 'ramalan' dari penyihir suci terus menghantui nya.
Duke Alaric menepuk punggung Julian plan, berharap sang anak tertidur pulas.

Kelopak mata yang terlihat lembut, rahang yang tak terlalu menonjol, bibir yang agak besar dan indah membuat julian seperti puteri kerajaan peri.

Julian benar benar definisi dari kecantikan yang dapat menghancurkan kekaisaran. Walau masih kecil dan mungil, julian sudah di juluki 'angsa emas yang cantik' oleh masyarakat.

Julian benar benar 'sesuatu' yang ada di kediaman Duke Alaric. Bahkan kaisar Arnold saja sudah mengajukan perjanjian perjodohan julian dengan Romeo.

Duke alaric yang mempunyai ego setinggi menara suci mana mau, menyerahkan putra manis nya pada kekaisaran itu?.

"Huftt, agak nya aku benar benar harus mengamankan julian dari pedofil sialan itu." Duke segera memeluk Julian dan memutuskan untuk tidur disamping sang putra.

.....

Kalau ada typo tolong tandai dengan komentar ya!.
Saya membuat cerita ini di dasari oleh pemikiran sendiri! Per chapter nya memang sedikit, hanya 500-700 kata.
Jangan berharap lebih dari cerita ini😁

marry me, King! [BL BXB MPREG]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora