KEBENCIAN

4.8K 305 2
                                    

LANJUTAN
.
.
.

Saat ini Obelia tengah disibukkan dengan berberes dikediaman barunya, walaupun kediaman ini selalu dibersihkan tetapi Obelia ingin sedikit mengubah letak beberapa barang agar terlihat lebih pas.

"Iren geser ke kiri sedikit.. ha ya seperti itu"

Obelia tampak puas dengan penutup dari kegiatan berberes ini.

"Iren Oliv kalian silahkan beristirahat"

"Baik nona"

--

Kota Urlen merupakan kota besar perbatasan antasa wilayah Timur dan Wilayah Utara kerajaan Israndale, kota ini cukup makmur mau dibidang pangan ladang bahkan perekonomian.

Dan Obelia memilih tinggal sedikit ke tepi atau bagian ujung kota Urlen tepatnya dikediaman sang Ibunda bahkan saat ini Obelia sudah menyandang status sebagai bangsawan terhormat dari timur dengan marga Flower.

Dikatakan jika dahulu para petinggi Flower atau buyutnya Obelia merupakan seorang yang sangat terpandang bagi kerajaan Israndale apa lagi untuk wilayah Timur dan Utara.

Namun setelah Ibunya melarikan diri ke wilayah Barat, saat itulah banyak orang berspekulasi jika keturunan Flower sudah punah karena keberadaan sang Ibunda pada saat itu tidak diketahui apakah hidup atau mati!.

"Setelah ini apa yang akan aku lakukan?" Gumam Obelia bertanya kepada dirinya sendiri.

"Apa kak As mecariku?"

"Ah mana mungkin aku tidak sepenting itu!"

Ketika mencoba menghilangkan semua spekulasi-spekulasi tentang hal hal yang tak perlu dipikirkan Obelia malah tak sengaja mengingat dia.

"Apa setelah aku menghindari pertemuan itu aku bukan lagi takdirnya?"

"Apa ini salah?"

"Aku takut aku salah mengambil langkah ibunda"

"Atau ini terlalu cepat?"

Akhirnya Obelia tak bisa mengelak dengan pemikiran-pemikirannya sendiri, tapi tak apalah kali ini ia biarkan otaknya memikirkan itu sepuasnya tapi tidak untuk kedepannya! Namun ia tak bisa janji

--

Disaat Obelia tengah bergelut dengan pemikirannya sendiri berbanding terbalik dengan kediaman Hazelt yang saat ini diebohkan dengan pertengkaran yang terjadi antara Violet dan Ascon.

Bahkan para pelayan dibuat heran dengan sikap Ascon! Belum juga lewat 3 jam dari tadi siang ia memperlakukan Violet a.k.a adik barunya dengan lembut tapi liat lah kali ini ia seakan melampiaskan segala amarahnya kepada Violet.

"Kak aku salah apa padamu?" Tanya Violeh meringkuk sesegukan dikaki Ascon.

"Kau salah apa?" Ulang Ascon sambil mendorong Violet yang bergayut di kakinya yang membuat sang embu terdorong membentur dinding.

Arhkk

Suara pekik histeris para pelayan bersautan dengan suara berat yang cukup mengintimidari.

"Ada apa ini?"

"Ayah ini sakitt" adu Violet dengan meraba-raba punggungnya.

Mungkin sudah remuk hahah

"Tuan muda Ascon apa yang kau perbuat hingga putri-ku sampai seperti ini!" Tegas suara itu dengan menatap nyalang kepada Ascon.

"Heh putri ya?" Ejek Ascon seakan melupakan tata krama-nya ketika berbicara dengan Ayah sekaligus Duke!

"Lalu adikku Obelia siapa? Dia bahkan lebih berhak mendapatkan pengakuan itu dari pada anak panti yang kau pungut itu Duke!" Maki Ascon yang tak tertahan lagi.

"Kau!" Tunjuk Ascon kepada Violet.

"Bermimpilah kau ingin menjadi adikku bahkan dimimpi pun aku tak sudi, kau memang tak memiliki kesalahan terhadapku tapi aku sangat membenci-mu karena kau adikku pergi!!" Sambungnya lagi dengan kilatan kebencian yang tak berakar.

Mungkin Oscon memang gemar membenci orang tanpa sebab '_'

"Kau kau aku benci kau! Adikku tak bersalah harus diperlakukan layaknya pembunuh bah-bahkan aku juga memperlakukan adikku dengan buruk!"

"Ya aku bahkan lebih buruk dan hina dari pada budak!"

"Lia.. maafkan kakak maaf ibundaa." Racau Ascon terus menerus sambil berucap dengan kesar tak lama ia terduduk.

"Ak-u kakak yang buruk bahkan menahannya agar tak pergi saja aku tak bisa!--- Rasanya aku ingin menyusul Ibunda aja" tutur Ascon lagi yang mengejutkan semua orang bahkan Duke Hazelt.

Dengan pergerakan yang tak terbaca Ascon segera berdiri dan merebut pedang yang ada di sarung salah seorang pengawal lalu ia mengarahkan kehadapan lehernya, melihat itu Duke Hazelt segera bangkit.

Bung

Bung

"Kau gila?" Murka sang Duke setelah bemberi pukulan kepada sang putra sulung.

"Ak-u aku gagal Ayah aku tidak berguna dan mungkin Ibunda membenciku!" tangis Ascon pecah didalam pelukkan sang Ayah.

Bahkan para pelayan yang mennyaksikan ikut menangis karena terharu dan sebagian yang cukup terkejut dengan perubahan sikap Tuan muda mereka.

Dipemakaman Arabela saja Ascon tak sedikitpum mengeluarkan air mata atau mungkin tidak memperlihatkannya kepada orang namun kali ini?

Atas semua sikap dan perkataan Ascon membawa banyak pertanyaan dan penyesalan di diri beberapa Orang.

"sepenting itukah gadis itu dihidupmu kak? Sampai kematian pun terasa tak bergitu berarti?" -Violet.

"Apa Arabela juga membenciku?"

"Apa aku terlalu keterlaluan kepada 'putriku?"

"Tapi dia memang pantas mendapatkan itu!"

Sampai saat ini pun Duke Hazelt tetap dibutakan oleh kebencian yang tak berakarnya.

Kebencian yang terlalu berlebihan terkadang bisa memakan habis nurani dihati!!




Seeetoyyy

ObeliaWhere stories live. Discover now