KESEMPATAN

5.5K 347 2
                                    

Ini hanya cerita fiksi hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesaamaan itu murni salah pemikiran
.
.
.

Saat ini obelia berada dipadang rumput yang sangat luas. Kemari memandang dia tak dapat melihat apapun kecuali hamparan rumput yang dapat menenangkan fikiran.

Apa aku berada di surga? Tetapi kenapa disini sangat sepi? pikirnya.
Lama larut dalam pemikiran Obelia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Mencoba melepaskan tetapi seakan akan seseorang itu tak memberikan Obelia kesempatan untuk lepas.

Obelia dapat merasakan Tangan halus yang memeluk dirinya erat, bau lavender yang sangat menenangkan dan suara nafas yang begitu teratur.

"Ibunda berikan kamu kesempatan kedua--perbaikilah semuanya."Ujar orang itu lembut.

"Tetapi kamu akan kehilangan seseorang yang menyayangimu di masa dapan jika itu terjadi jangan pernah menyesal, ketahuilah itu keputusannya agar kamu bahagia." Sambung orang itu lagi. dengan membalikkan badan Obelia menghadapnya.

Tubuh Obelia tak dapat berbohong cairan bening yang selama ini ia tahan akhirnya keluar dengan sendirinya. Ia tak tau apa yang membuatnya menangis akan tetapi dia merasakan sesak didadanya ketika melihat orang yang ada didepannya.

Wajah yang sangat mirip dengan dirinya hidung kecil mancung, bibir ranum merah alami, mata begitupun rambut. Obelia seakan melihat dirinya versi lebih dewasa. Apakah ketika dewasa nanti perawakannya akan seperti ini?. Sangat cantik, pikirnya.

Tanpa dia perintahkan mulutnya berucap "Ibunda" dengan air mata yang tak bisa dibilang sedikit lagi.
Namun kali ini air mata itu turun karna perintahnya. perasaannya kalut dia takut, marah, kecewa bahkan dia benci semua ingatan terlintas di otaknya dengan cepat seperti gambar rusak.

Tampa aba-aba Obelia berhamburan memeluk Arabela--Ibunda yang selama ini ia rindukan. Dan dapat obelia rasakan tangan nan itu halus yang mengusap surainya lembut.

"Maaf." Itu lah kata-kata yang dapat Arabela ucapkan kepada putri tunggalnya ini.

'Maaf karna meninggalkan mu sendiri--maaf.. sebanyak apapun kata maaf yang Arabela ucapkan tak kan merubah takdir anaknya.

Ibu mana yang tak sedih melihat hidup anaknya berakhir begitu---
Dia juga tak menginginkan takdir anaknya seperti ini tetapi dia tak memiliki kekuatan lagi untuk berubah takdir ini.

"Kembalilah, perbaiki semuanya--hanya dirimulah yang dapat merubah takdir mu sendiri. Jangan bergantung kepada orang lain" ucap Arabela dengan mencium kening anaknya.

Belum sempat Obelia mengeluarkan ucapannya Arabela sudah menghilang dari pelukkannya seperti tak pernah ada.

Tak berapa lama Obelia merasakan rasa sakit di bagian kepalanya seperti ada seseorang tengah menarik paksa sesuatu agar keluar dari dalamnya--dan seketika semua kenangan hangat bersama orang itu mencul seperti sebuat foto yang lama kelamaan menghilang dan tampak menudar.

Obelia menanggis sejadi-jadinya-- bukan ini bukan karna kepalanya yang sakit melainkan hatinya.Tak rela, obelia tak rela harus kehilangan seseorang yang selama ini menemaninya kala susah dan senang.

Maaf klo kependek an.

BANTU VOTE

ObeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang