'Aku tidak mengerti, jika anak malang sepertiku ini masih saja bernasib buruk' -fikir Haechan yang tidak tahu dengan apa yang akan terjadi pada dirinya esok
BXB [M]🔞
NOHYUCK
FLUFF
[ warning !! ]
sekedar mengingatkan kembali jika cerita ini hanyala...
Haechan sekarang sedang duduk bersandar diatas sofa yang memiliki ukuran yang lumayan panjang, dan juga sofa ini tidak terlalu tinggi hingga kakinya bisa menampak leluasa dan jangan lupakan suaminya ini yang sedang duduk dilantai
Tenang saja, suaminya ini tidak akan kedinginan, hampir disetiap ruangan ada karpet halus sebagai penghalang dinginnya lantai rumah
Ia menonton siaran televisi yang menampilkan film animasi saat pagi hari yang ada di channel tertentu. Jeno duduk diantara dua kakinya yang terpaksa terbuka, sejak pagi hingga hampir menjelang siang hari- suaminya masih menumpukkan kepalanya diatas pahanya dengan tangan yang tak lelah bergerak menyusuri perutnya yang baru ia sadari sedikit buncit
Rasa senang itu memenuhi hatinya hingga berbunga-bunga, ia juga melupakan fakta jika pagi tadi sedang bertengkar dengan si paksu
"Tidak ingin berganti posisi?" Haechan mengusap dagu suaminya, yang menggeleng perlahan
"Tapi nanti pegal, Jeno-ya" Jeno tetap bersikukuh tidak ingin pindah
"Jeno masih ingin menyapa baby" Ucap Jeno dengan suara serak, namun telapak tangan hangat suaminya yang sedari tadi ada pada permukaan perutnya kini turun-
Katanya, ia ingin memberikan waktu baby untuk beristirahat. Baiklah ia menyerah sekarang
Dilihatnya mata Jeno sudah membengkak, karena menangis selama hampir tiga jam; hingga garis mata itu semakin nyaris tak terlihat. Bahkan Haechan sekarang masih bisa mendengarkan isakan Jeno- dengan nafas tersedat
Haechan mengusak surai suaminya, lalu mencoba untuk memiringkan tubuhnya. Dan melihat jika suaminya mengerjap lalu memejamkan mata- mungkin kelelahan menangis ya?
Paman dan Bibi Moon, yang baru ia kenali itu sudah kembali- setelah selesai menceramahi nya juga Jeno
Paman Moon, mengecek kesehatan dan juga gula darah nya yang syukurlah normal. Tidak ada keluhan yang pasti, karena pada tahap ini- ia hanya merasa sedikit mual saja
Sedangkan Bibi Moon. Mengecek perutnya yang memang mengeras dan terlihat timbul, Bibi Moon terus saja mencerocos menjelaskan proses dan macam-macam gejala yang akan ia rasakan di Minggu-minggu berikutnya
Tak sekali dua kali juga- suaminya mendapatkan jeweran karena sulit mencerna maksud dari Bibi Moon
Sebenarnya kapasitas otaknya juga sama tak sampainya,
Apalagi dengan menghafal umur Minggu an janin nya. Tapi tak apa- ini semua demi baby, dia harus bisa menghafal dan menjaga, juga harus membiasakan diri
Untungnya Bibi Moon ikut serta membantu, menghitung jarak dan membuatkan nya jadwal check up kandungan
Setelah itu, sebelum kedua pasangan Moon pergi. Bibi juga memberikannya obat beserta vitamin
Mengingat hal tadi, luar biasa membuatnya terpukau. Haechan menyingkap bajunya, dan meletakkan telapak tangannya secara perlahan diatas permukaan perutnya
Bibirnya tidak bisa untuk tidak menyunggingkan senyuman, perutnya memang tidak rata atau tidak bisa disebut ramping- jadi ia tidak menyadari jika perutnya sedikit timbul dan mengeras. Dan juga, tidak menganggap serius ketika setiap mual yang dia derita dipagi hari; ternyata itu adalah morning sickness nya orang hamil
Haechan tersenyum dan tak sadar menitikkan air mata; kembali mengingat kedua orang tuanya- yang sayangnya tidak turut hadir dalam kebahagiaan. Tapi tak apa, Mae dan Papa nya pasti ikut sedang diatas sana
"Oh- God, this is the most beautiful surprise."
Setelah kehilangan seluruh hak, dan kedua orang tua. Ia benar-benar tidak pernah menyangka jika memiliki rekan hidup seperti Jeno- dan juga calon buah hati keduanya
Haechan menghembuskan nafasnya yang tercekat, ia merelakan segalanya- ia merelakan semua yang telah berlalu
Dan akan berjanji untuk mendekap apa yang ia miliki sekarang, tidak lagi- ia tidak akan membiarkan apa yang menjadi takdirnya sekarang direbutkan kembali
Haechan menggenggam tangan suaminya, memejamkan mata dan membiarkan satu bulir air mata meluruh- ia ingin mengatakan sebuah janji kepada Tuhan
Jika ia, akan mencintai- mengasihi dan menyayangi suaminya
Semasa hidupnya hingga akhir nanti.
•••
ENDING. HOREEEEE
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.