9

4.4K 351 4
                                    

Minggu, adalah hari libur Jeno. Sebenarnya hari Sabtu ia juga bisa libur, tapi terkadang pekerjaan masih saja mengambil waktunya- jadi ia mengambil kesepakatan dengan ayahnya jika hari liburnya Minggu saja

Hari ini, dikediaman rumah Jeno disibukkan dengan Haechan yang sedang menyiapkan segala perlengkapan untuk membersihkan rumah

Jeno menggelengkan kepalanya saja, melihat istrinya sibuk dengan dunianya dan dibantu dengan dua pelayan lainnya

Ngomong-ngomong soal pelayan, pekerja yang lainnya berada disebuah Villa. Dan ia belum pernah mengajak istrinya ini untuk berkunjung di Villa nya- haruskah ia mengajaknya pergi?

Keduanya bahkan tidak merasakan liburan, jangankan liburan- berkencan disekitar kompleks perumahan nya saja belum pernah. Sesibuk itukah dirinya?

Jeno berdiri dari duduknya setelah menyesap teh yang Haechan buatkan hingga habis. Menggenggam tangan sang istri untuk berhenti dari kegiatannya sejenak

"Ada apa?" Haechan bertanya, ia meletakkan sapunya sebentar dan menatap suaminya untuk menunggu jawaban

"Aku ingin pergi" Satu alisnya naik

"Kenapa tidak mengatakannya dari tadi, kamu mau membawa apa untuk pergi, biar aku siapkan" Haechan hendak melepaskan genggaman tangan suaminya namun dapat ia rasakan genggaman tersebut semakin mengerat

ctak!

"Ahh!" Haechan memekik, jidatnya terasa ngilu sekali. Jari-jari tangan suaminya itu kan besar- dan pastinya menyimpan sebuah tenaga dalam

"Dengarkan aku berbicara sampai selesai mangkanya" Ucap Jeno memperingati, Haechan hanya memanyunkan bibirnya karena memang ia salah

"Aku ingin pergi, membawamu ke Villa"

"Tempatnya tidak jauh dari sini, hitung-hitung kamu berlibur denganku" Haechan mengangguk mendengarkan itu, namun belah bibir tersebut masih manyun

"Sekarang bersiap seadanya saja, jangan terlalu banyak. Kita hanya menginap satu malam" Setelah mengatakan hal itu, ia mengusak rambut Haechan dan membiarkan istrinya pergi ke kamar yang sudah dipastikan tengah menyiapkan perlengkapan apa yang dia maksud tadi

Dua pelayan yang ditinggalkan Haechan tadi, entah kemana perginya. Biarkan saja, ia tahu jika pekerjaan mereka selesai, mereka juga akan beristirahat sendiri

Haechan turun dengan membawa satu tas yang tidak terlalu besar, pakaian yang dia kenakan sudah berganti. Jeno berlenggang pergi menuju mobil

"Hei hei! Kamu tidak mau ganti baju?"

Didepan sana, Jeno menggeleng "Buat apa? Kita hanya ke Villa, bukan ke pesta"

Omong kosong! Pernah ya, saat dirinya sudah bersiap ke pesta pernikahan rekan kerja suaminya. Suaminya hanya mengenakan setelan santai! Dan hal itu membuatnya mengamuk beberapa saat

Hah! Oke- ini hanya villa

Baiklah Jung Jeno, kau selamat dariku

•••

"Jeno sedang tidak ada dirumah Eomma" Ucap Jeno dengan sang Ibu yang mengajaknya berbicara melalui sambungan telepon

"Benarkah? Bagaimana dengan menantu Eomma?" Tanya Taeyong berharap

"Tentu saja dengan ku, Eomma tolong sampaikan kepada Ayah jika aku ingin mengambil cuti selama tiga hari"

"Memangnya boleh? Nanti Eomma tanyakan kepada ayahmu ya . ."

Jeno mengangguk walaupun ia yakin Ibunya tidak sedang melihatnya "Pastikan bisa ya Eomma, Eomma tahu kan jika kami tidak pernah pergi berlibur?"

"Ck, bilang saja jika kau ingin bedua dengan Istrimu tanpa diganggu Eomma kan" Jeno terkikik mendengar itu, dan setelahnya sambungan telepon terputus

Dimeja makan terdapat istrinya yang menyamankan diri dengan mulut penuh makanan, wajah keduanya memang terlihat seperti muka bantal karena saat diperjalanan yang hanya memakan waktu sekitar 3 jam- mereka tertidur pulas

Dan saat keduanya sampai, Haechan bersorak gembira karena mencium aroma makanan menyeruak disekitar Villa saat ia memasuki ruangan tengah dan terseret menuju dapur

Jeno yang baru bangun tidur itu hanya mengikutinya dari belakang, dan saat hendak menyuap satu potongan makanan ponselnya malah berdering

"Apa kau puas dengan makanannya?" Haechan mengangguk, mulutnya masih mengunyah tapi mata pria manis itu tertutup

Dan kini Haechan menghabiskan makanan dimulut nya dengan menyandarkan kepalanya kepada bahu sang suami, karena kantuk masih melekat walau tertinggal sedikit

Jeno tidak merasa terganggu, ia juga berterimakasih kepada para pelayan yang ternyata sudah bersiap lebih awal- kerja yang bagus!

"Jeno- ya!"

"Stt" Jeno menyuruh Haechan diam

"Oh oke" Usapan lembut dibibir membuat nya bungkam, ah ia terlalu bersemangat makan hingga tak menyadari jika saus makanan ini sampai pada dibibir bagian bawahnya

Jeno memberi kecupan gemas pada bibir Haechan yang mengerucut, ia merasa lebih baik dan sangat bangga saat melihat istrinya selalu lahap dengan makanannya

Hah- tak sia-sia dia bekerja keras di kantor

•••

hai! selamat pagi!!!
jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!
terimakasih dan enjoy
.
oh iya, sebenernya aku kelupaan ganti sebutan pelayan pake "maid". sebenarnya sama aja si tapi- selama itu, aku kepikiran terus karena takutnya itu mengganggu saat dibaca. apa iya?

2 September 2022
tuan-ty

BEING ME [Nohyuck]Where stories live. Discover now