Bab 9. Kesal

3.1K 153 14
                                    

▪︎ Happy reading
︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya

▪︎ Happy reading▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

Tiba di apartemen, Alesha langsung menuju sofa dan celingak-celinguk sambil mengangkat bantal yang ada di sana. Dia berpindah ke tempat lain setelah tidak menemukan barang yang dicari.

Aqila yang baru masuk mengerutkan kening melihat tingkah sahabatnya itu. "Lo lagi cari apa, sih, Sha?" tanyanya setelah meletakkan tas di meja. Dia berjalan sambil memunguti barang yang dilempar begitu saja ke lantai oleh Alesha.

"Ih, itu loh, La. Blazer putih yang ada noda minuman soda. Lo liat, nggak? Seinget gue, gue taruh di sofa, deh. Tapi, kok nggak ada, ya?"

"Emang punya siapa itu? Kok bisa ada sama lo?"

"Itu, tuh, punya cowok galak yang pernah kita temui di klub. Yang nggak sengaja gue muntahin." Alesha menjawab sambil meringis.

"Serius, lo? Kok bisa ada sama lo? Lo ketemu lagi sama dia?"

Alesha mengangguk. "Malem waktu gue gantiin lo ke pesta siapa itu temen bokap lo? Nah, ternyata dia ada di sana juga. Terus gue nggak sengaja numpahin minuman soda ke blazernya."

Aqila berdecak sambil menggeleng-geleng. "Cerobohnya lo itu udah parah, deh, Sha. Masak iya lo ngotori baju orang yang sama sampek dua kali?"

"Ya gimana, dong, La. Kan gue nggak sengaja. Terus itu blazer sekarang ke mana? Bisa mampus gue kalo ilang."

"Udah gue taruh di tempat laundry lantai satu. Palingan besok kelar."

Alesha bernapas lega dan langsung memeluk sahabatnya. "Duh, makasih, ya, La. Gue kira ilang. Lo nyelametin hidup gue lagi."

Aqila memasang wajah seolah ingin muntah dan berusaha melepas pelukan Alesha. "Nggak usah lebay. Lagian, udah tau kena noda gitu malah lo biarin aja. Bukannya langsung dicuci. Gue juga risih liat yang kotor-kotor kayak gitu."

"Ya sori, deh, La. Untung ada lo yang selalu ngertiin gue." Alesha memajukan bibir hendak mencium pipi Aqila.

"Najis! Jauh-jauh nggak lo!"

Aqila mendorong Alesha agar menjauh. Wanita itu segera berlari ke kamar sementara sahabatnya tetap mengejar dengan memajukan bibir.

"Mending lo buruan mandi terus siap-siap, deh, Sha. Lo mau gue temenin ke rumah bokap buat ambil ijazah atau nggak, nih?"

Alesha langsung berhenti mengejar setelah mendengar ancaman dari sahabatnya itu. "Iya, deh, iya. Gue mandi, nih." Wanita itu mengambil handuk dan bergegas masuk kamar mandi sebelum Aqila makin mengamuk.

Sembari menunggu Alesha mandi, Aqila duduk di meja rias untuk melakukan rutinitasnya bercerita dalam diari. Kali ini, dia membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya karena sudah dua hari absen menulis diari. Wanita itu masih asyik menunduk sambil senyum-senyum sendiri ketika Alesha sudah keluar dari kamar mandi.

His Secretary [TAMAT]Where stories live. Discover now