Bab 3. Menolak Perjodohan

4.3K 198 0
                                    

▪︎ Happy reading
︎ Kalo suka tinggalkan jejak, ya

▪︎ Happy reading▪︎ Kalo suka tinggalkan jejak, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

Setelah mogok kerja, Alesha akhirnya kembali ke kantor untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai karyawan magang. Ayahnya juga tidak menyingung lagi untuk mengirimnya ke London.

"Mbak Alesha!" Seorang wanita yang merupakan senior Alesha di kantor dan bertugas untuk mengajarinya itu berlari lalu menyamakan langkah.

Alesha memaksakan senyum di wajahnya. "Iya, kenapa, Mbak?"

"Dua hari ke mana aja nggak ngantor? Untung aku udah bikin laporan buat rapat besok. Kamu pelajari aja biar besok nggak ada yang salah." Wanita itu menyodorkan sebuah berkas dalam map yang langsung diterima oleh Alesha.

"Thanks, ya."

Alesha melanjutkan langkahnya menuju meja sekretaris di depan ruangan CEO. Wanita itu sudah muak dengan topeng yang dipakai oleh hampir semua karyawan di perusahaan ayahnya itu. Mereka sok baik dengan menjelma menjadi pahlawan yang selalu membantu pekerjaannya. Padahal, dia tahu pasti kalau mereka sering menjelekkannya di belakang.

Kalau bukan karena keinginan sang ayah untuk menjadikannya penerus, Alesha juga tidak akan sudi belajar bisnis dan datang ke kantor itu. Dia akan lebih memilih berkutat di dapur dengan bahan-bahan segar lalu mengolahnya menjadi masakan istimewa.

Pernah suatu ketika dia berada di toilet lalu datang dua orang dan salah satunya adalah senior yang membantunya membuat laporan tadi.

"Kalo bukan karena anak pimpinan, males banget gue ngajarin dia. Udah manja, nggak becus pula. Apa-apa selalu salah. Ujung-ujungnya gue juga yang ngerjain."

"Sabar aja. Kita harus baik-baik sama dia. Calon pemimpin masa depan. Kalo mau posisi kita aman di perusahaan. Kita harus ambil hatinya," kata seseorang menanggapi ucapan senior Alesha.

Alesha yang berada di dalam bilik toilet hanya mengepal menahan emosi. Dia tidak mau mencari masalah dengan ayahnya. Jadi, dia harus menjadi anak baik-baik untuk sementara waktu.

Saat melewati pantri, dia tidak sengaja mendengar obrolan beberapa orang mengenai kebakaran. Mengurungkan niat untuk pergi ke mejanya, Alesha justru berbelok ke sana. Dia ingin mendengar jelas mengenai obrolan mereka.

"Apa yang kebakar?"

Keempat orang yang tadi asyik mengobrol seketika terdiam melihat anak pemilik perusahaan ikut nimbrung. Alesha masih menunggu jawaban dengan memamerkan senyumannya.

"Sori. Tadi nggak sengaja denger kalian ngobrol soal kebakaran."

"Itu, Mbak. Salah satu gudang terbesar kita kebakar dua hari lalu. Terus semalam, kapal yang bawa bahan baku meledak di tengah laut." Akhirnya, salah satu dari karyawan ayahnya itu menjelaskan.

His Secretary [TAMAT]Where stories live. Discover now