43. Epilog

4.1K 288 21
                                    

⚠️Ini hanya cerita fiksi. Semuanya hanya imajinasi author. Gak akan masuk akal di dunia nyata⚠️

⚠️ Jangan ada yang bilang "kok?" "Emang bisa?" Atau yang menyangkut pautkan dengan kenyataan ⚠️

⚠️ Sekali lagi, ini hanya imajinasi author ⚠️

Happy Reading 💙

*

*

Dua bulan kemudian..

New menghela nafasnya panjang sambil menatap langit-langit kamarnya.

Belakangan ini tubuhnya benar-benar terasa berat. Ia bahkan kesulitan untuk bergerak karna perutnya kini sudah sangat besar.

Menurut perkiraan ia akan melahirkan hari ini atau paling lama lusa. Jadi New diminta untuk banyak bergerak. Bukan bergerak yang berat, hanya gerakan ringan seperti berjalan-jalan agar proses melahirkan menjadi lebih mudah.

Namun kini New kesulitan untuk bangun dari tempat tidur nya. Pinggangnya terasa sangat sakit seperti nyaris remuk.

Dan yang membuat New semakin kesal adalah kenyataan jika ia terus saja ingin buang air kecil. Baru saja ia duduk atau merebahkan tubuhnya, ia kembali ingin buang air kecil.

Seperti saat ini. New terus menghela nafasnya panjang untuk menahan dirinya agar tak buang air kecil. Ia sungguh lelah.

Cklekk

Tiba-tiba pintu kamar New terbuka. New sangat tahu itu siapa dan memilih untuk tetap diam.

"New, jangan tidur terlentang. Tabib melarang mu untuk itu kan?" Tay berjalan ke arah New yang berbaring di tempat tidur.

New menghela nafasnya kesal, "aku tau. Aku baru saja berbaring setelah buang air kecil seratus kali."

Tay yang mendengar itu pun tersenyum, "kata tabib itu pertanda kandungan mu sudah besar dan anak kita akan lahir."

"Ya, kata tabib hari ini," balas New.

Tay mengangguk, "maka dari itu aku sudah mengosongkan jadwalku hari ini sampai seminggu ke depan. Cuti permaisuri melahirkan."

New yang mendengar itu pun berdecih, "kau bisa libur semau mu, tapi kenapa hanya mengosongkan jadwal selama seminggu? Setelah melahirkan, aku juga perlu di dampingi."

Tay yang mendengar itu tersenyum dan duduk di pinggir tempat tidur New.

"Kerajaan kita adalah kerajaan yang baru didirikan. Jadwal ku masih sangat padat. Menyusun pemerintahan tak semudah yang dibayangkan. Apalagi aku bekerja sendirian," ucap Tay.

"Sudah ku katakan, aku bisa membantumu—"

"Tidak. Jangan. Kau sedang hamil besar. Jangan terlalu banyak pikiran. Lebih baik kau fokus dengan dirimu dan anak kita."

New menghela nafasnya panjang dan bergerak hendak duduk.

Tay yang melihat itu pun dengan sigap membantu New untuk duduk.

New duduk di pinggir tempat tidur bersama Tay dan menatap ke arah Tay.

"Tunggulah sebentar lagi. Setelah anak ini lahir, aku akan membantumu," ucap New dengan sungguh-sungguh.

Tay tersenyum dan mengangguk, "ya. Terimakasih."

New mengangguk, lalu mencoba untuk berdiri.

"Kau mau kemana?" Tay membantu New untuk berdiri.

The Kings of Seronia | End✓Where stories live. Discover now