38. Perlawanan

1.7K 225 11
                                    

Tay dan keenam pangeran Serogaz saling menghunuskan pedangnya dengan melemparkan tatapan tajam.

Tak ada yang terlihat takut. Semuanya terlihat siap mati.

"Cepat antar aku menemui Raja," ucap Tay sambil menahan emosinya.

"Ku bilang apa? Langkahi dulu mayat kami," ucap Pangeran Bible.

Tay terdiam. Ia harus bertemu dengan Raja sekarang untuk menyelesaikan semua masalah ini. Ia harus bersatu dengan Serogaz untuk menghentikan rakyat Niantlas. Tapi masalahnya kini, ia dianggap sebagai penghianat.

Jika ingin bertemu dengan Raja, maka Tay harus berperang dengan para pangeran lainnya. Dan jika itu terjadi, maka Tay semakin dianggap penghianat dengan melukai pangeran Serogaz.

"Putra Mahkota, lebih baik kita mundur. Kita tidak memiliki rencana apapun sedangkan mereka memiliki rencana yang sangat matang. Kita tidak memiliki kekuatan apapun. Ayo kembali saat kita telah kuat dan memiliki rencana yang matang," bisik Putri Cinta.

Tay yang mendengar itu pun mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia benci jika harus mundur sekarang dan terlihat sebagai pengecut.

Tapi sepertinya ini satu-satunya cara agar mereka selamat.

Satu lawan enam, cukup mustahil. Belum lagi nantinya para pengawal Istana ikut bergerak.

Sepertinya para pangeran Serogaz tau kelemahan Tay yang mudah terbawa emosi dan paling anti harga dirinya diinjak.

Untuk menghindari sesuatu yang buruk. Akhirnya Tay menurunkan pedangnya.

Ia sudah berjanji akan kembali ke Pangeran New dalam keadaan baik. Ia tidak boleh gegabah mengambil keputusan sekarang.

"Putri Cinta, dalam hitung tiga kita lari," bisik Tay.

Putri Cinta mengangguk mengerti.

"Satu.. dua.. ti—"

Detik berikutnya Tay meraih tangan Putri Cinta dan berlari dengan kencang meninggalkan gerbang Istana.

"KEJAR MEREKA!!!!"

Tay mengeratkan genggamannya dengan Putri Cinta dan berlari semakin kencang.

Keduanya berlari menuju gerbang Serogaz.

Sesekali Tay menoleh ke belakang dan melihat banyak sekali pengawal yang kini berlari mengejar mereka.

"Putri Cinta, apa kau bisa berenang?"

"Tentu saja," jawab Putri Cinta.

"Aku memiliki satu jalur rahasia lagi, tapi ada di dalam sumur," ucap Tay.

Putri Cinta yang mendengar itu pun menoleh ke belakang. Kini ia bisa melihat beberapa orang pengawal yang menunggangi kuda.

Sekuat apapun mereka berlari, mereka pasti kalah.

"Putra Mahkota, ayo pergi ke sumur itu. Mereka menunggangi kuda."

Tay mengangguk dan langsung menarik Putri Cinta menuju sebuah gang kecil.

"Putra Mahkota, apa tempatnya disekitar sini??"

"Ya, ada di salah satu rumah di perbatasan. Ayo."

Putri Cinta mengangguk dan terus berlari bersama Putra Mahkota.

Sesekali keduanya menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada pengawal lagi yang mengejar mereka.

Namun sayangnya masih ada beberapa pengawal yang berhasil mengejar mereka.

Setelah berlari cukup jauh, akhirnya rumah yang dituju terlihat.

"Putri Cinta, rumah itu. Ayo."

Putri Cinta mengangguk dan berlari menuju rumah itu, lalu masuk ke dalam rumah yang terlihat cukup tua itu.

The Kings of Seronia | End✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن