30. Diskusi

2.5K 314 23
                                    

"Ayo berperang, Yang Mulia Raja." Tay menatap Raja dengan tatapan tajam.

"Putra Mahkota, jaga ucapanmu." Ratu menatap Tay tak kalah tajam.

Tay tersenyum dan memasukkan pedangnya kembali. "Ayo berperang atau melakukan negosiasi."

"Putra Mahkota, apa maksudmu?" Raja menatap Tay bingung.

"Untuk merebut suatu kedudukan atau wilayah, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu perang atau negosiasi. Menurut Yang Mulia Raja, mana yang lebih bagus?"

"Putra Mahkota.."

"Tentu saja negosiasi, bukan?"

Tay tersenyum, "ayo kita bernegosiasi. Tapi jika tidak bisa diselesaikan dengan negosiasi, maka terpaksa aku harus melakukan perang kudeta."

"Putra Mahkota, apa yang kau katakan?" Ratu menatap ke arah Tay dengan tidak percaya.

"Semua orang di aula sudah mengetahui tentang hal ini. Mereka sekarang pasti sedang berpikir dan berunding tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa rencana mereka ke depannya. Mereka pasti mulai memilih akan berpihak kepada siapa jika terjadi perang. Dan karna itu aku... Sangat memungkinkan untuk memiliki kekuatan melawan Yang Mulia Raja."

Raja menggertakkan giginya dengan kuat, "apa mau mu, Putra Mahkota?"

"Serogaz dan Niantlas bersatu."

"Putra Mahkota, itu bukan keputusan yang bisa Raja buat sendiri. Yang Mulia harus berbicara dengan Raja Niantlas."

"Kalau begitu ayo bicara dengannya, Ratu," balas Tay.

"Putra Mahkota, kenapa kau harus berbuat sampai sejauh ini?" Tanya Raja.

"Karna aku harus melindungi orang yang aku cintai dan anakku."

"Putra Mahkota, jangan melakukan ini. Pangeran Newerland akan menikah beberapa hari lagi. Itu adalah pilihan paling bijaksana untuk Serogaz dan juga Niantlas," ucap Raja.

"Tapi tidak bijaksana untukku, untuk pangeran Newerland dan juga untuk anakku."

"Putra Mahkota, jika kau melakukan ini, akan terjadi keributan yang sangat besar, akan ada banyak pihak yang dirugikan-"

"Yang Mulia Raja, aku akan berusaha sekuat tenaga ku, mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi semua yang ku cintai termasuk Serogaz. Rakyatku takkan menderita, aku akan membuat Serogaz semakin besar dan berkembang."

Tay menghela nafasnya panjang, "aku melakukan ini untuk kebaikan banyak pihak juga. Serogaz dan Niantlas adalah dua negeri yang memiliki kekuasaan sangat besar dan berdampingan. Kita tidak bersaing dan malah menjalin hubungan yang baik. Menyatukan dua negeri ini bukankah sesuatu yang baik? Kita akan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat besar, rakyat kita akan semakin makmur dengan kejayaan kita."

"Tapi untuk melakukan itu, kau harus melawan banyak orang, Putra Mahkota. Penyatuan dua negeri, membutuhkan banyak pertimbangan. Kau harus mampu meyakinkan para menteri di Serogaz dan Niantlas, kau harus mendapatkan persetujuan dari Rakyat, ada banyak hal yang harus kau lalui," ucap Raja.

"Aku siap, aku telah siap untuk itu Yang Mulia Raja, asalkan..."

"Asalkan?"

"Asalkan kau mendukungku. Jika kau tidak mendukungku, maka bagaimanapun kudeta harus terjadi. Apa kau siap dengan itu, Yang Mulia?"

Raja yang mendengar itu pun terdiam.

Tay ikut diam, menunggu jawaban dari Raja.

"Lalu.. apa yang terjadi setelah penyatuan? Apakah Serogaz akan menjadi bagian dari Niantlas? Atau Niantlas yang akan menjadi bagian dari Serogaz?" Tanya Raja dengan tatapan tajam.

The Kings of Seronia | End✓Where stories live. Discover now