C H A P T E R 26 : Paviliun

6K 679 24
                                    

Helcia menaruh penuh perhatiannya pada tirai merah yang menjuntai tinggi di hadapannya, menutupi sebuah pintu kaca yang menghubungkan antara kamar Kaisar Alcacio dengan taman yang sudah lama tak terpakai. Ruangan begitu sunyi, deru napas miliknya sendiri bahkan dapat Helcia dengar. Gadis itu tak mau menimbulkan suara, tingkahnya sudah persis seperti seorang pencuri yang hendak mengambil barang-barang mewah.

Dengan perlahan Helcia membuka ikatan tali pada tirai besar itu, awalnya Helcia sedikit kesulitan karena ikatannya yang sangat kuat, namun pada akhirnya gadis itu berhasil membukanya. Helcia tersenyum tipis, lalu dengan segera membuka sedikit tirai itu. Netranya mengintip dari balik pintu kaca, seakan mengobservasi objek yang sedang berada di hadapannya.

Helcia sedikit prihatin dengan kondisi taman yang terlihat sangat buruk, tak terawat juga rumputnya yang gersang. Ia yakin ini adalah pemandangan terburuk di seluruh istana di sini. Tangannya bergerak membuka pengait pintu, untung saja pintu kaca ini tak memerlukan kunci untuk membukanya, karena desain yang digunakan hanya memakai kait sederhana. Helcia sedikit bernapas lega karena ia tak perlu susah-susah mencari kunci lagi.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar, menutup tirainya kembali begitu juga dengan pintu kaca. Netranya bergulir menelisik setiap sudut taman yang terlihat dalam kondisi buruk. Bunga-bunga yang layu dan kering menambah kesan buruk pada taman ini. Sayang sekali, padahal taman ini sangatlah luas. Helcia sedikit kesal dengan Kaisar Alcacio yang menelantarkan taman ini, memangnya apa yang diperbuatnya hingga dengan teganya menelantarkan taman seluas ini?

"Luas sekali.. dasar pria itu, bagaimana bisa dia menelantarkan taman seluas ini? Sangat disayangkan, apa hartanya tak lagi cukup hanya untuk merawat satu taman saja?" Helcia berdecak kesal. Itulah hobi barunya, mengata-ngatai Kaisar Alcacio saat pria itu sedang tidak bersamanya. Kesempatan yang bagus, karena ia merasa tak adil jika harus terus bersikap baik pada Kaisar Alcacio. Sedangkan pria itu? Bahkan Helcia tak sanggup menjabarkan satu persatu kelakuan kurang ajar Kaisar Alcacio padanya.

Lagipula Kaisar Alcacio tak akan tau, kan?

"Wah.. sebenarnya seberapa luas taman ini?"

Tungkainya terus melangkah, sementara netranya menatap takjub pada seisi taman. Sedari tadi tungkainya terus mengitari taman, kemudian melangkah pelan mengikuti jalur setapak yang berada di tengah-tengah taman, entah jalan itu akan membawanya kemana, yang penting Helcia harus menelusuri keseluruhan isi taman ini. Siapa tau ia akan mendapatkan petunjuk yang dapat menuntunnya pada 'benda' yang selama ini ia cari.

Beberapa saat ia berjalan kaki, netranya sedikit membulat kala menangkap sebuah paviliun yang besar, tersembunyi jauh di dalam taman yang luas ini. Terlihat seperti rumah biasa, namun bangunannya dibuat indah dan mewah. Terdapat dua paviliun kecil di sisi kanan dan kiri yang terhubung langsung menuju paviliun besar itu melalui tangga. Selain itu, terdapat kolam ikan dan air mancur yang berada di sisi kiri bangunan, namun tak satupun dari mereka yang dialiri air. Terlihat begitu kering dan tak terawat, bahkan Helcia dapat melihat lumut-lumut kecil yang memenuhi seisi kolam ikan.

Helcia terperangah, jadi ini yang disembunyikan Kaisar Alcacio? Memangnya kenapa dengan paviliun ini? Dan yang membuat Helcia heran, di peta tak tertulis adanya paviliun seperti ini di dalam taman. Peta itu memang tak begitu detail, mungkin Kaisar sengaja agar dapat menyembunyikan sesuatu yang tak seharusnya diketahui oleh orang lain. Tapi taman yang tidak terawat ini, sebenarnya apa yang terjadi di sini?

Helcia berdecak pelan, sangat disayangkan paviliun sebagus ini harus ditelantarkan. Bahkan beberapa bagian temboknya terlihat retak, begitu tak terawat hingga membuat Helcia geram sendiri. Tanpa ragu gadis itu langsung melangkahkan tungkainya kembali, berjalan menuju pintu yang didominasi dengan kaca. Tangannya bergerak cepat, mencoba membuka pintu kaca itu. Namun sayangnya, nampaknya pintu kaca itu telah dikunci dari luar, dan Helcia sama sekali tak memiliki kuncinya.

The Emperor's Maid (END)Where stories live. Discover now