C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi

7.8K 776 2
                                    

Gtau knp aku hobi up hampir tengah malem gini🤧 otak rasanya lebih encer pas malem.

Anw yg sll kasih semangat terimakasih semuanyaaa, ofc aku akan sll semangat buat tamatin cerita ini🤧👍

•|•|•

Helcia mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja dengan rasa bosan. Beberapa kali manik matanya menelusuri penjuru ruangan, berharap menemukan sesuatu yang dapat membuatnya tertarik, namun yang ada hanyalah helaan napas yang telah beberapa kali keluar dari mulutnya.

Ruangan dengan warna putih yang mendominasi juga lukisan yang menggantung di beberapa sisi tembok kini menjadi kamar barunya untuk sementara. Beberapa barang-barang di sini juga terlihat mewah, ukuran kamar pun tiga kali lipat lebih besar dari kamar di asramanya. Walau tentu saja kamar ini tidak bisa disandingkan dengan kamar milik Kaisar Alcacio, Helcia sudah sangat bersyukur dirinya bisa tidur dengan nyaman di atas ranjang empuk dengan selimut yang hangat.

Sudah larut tengah malam, namun Helcia sama sekali belum bisa memejamkan matanya. Daripada memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk, Helcia lebih memilih untuk duduk di atas sofa sembari ditemani segelas teh hangat dan kue kukis kering. Pikirannya kini kembali terpusat pada wasiat bibinya yang menyuruh Helcia untuk mengambil sebuah benda penting milik Kerajaan Alumaticia. Entah apa isinya Helcia pun tidak tau, dan entah mengapa Helcia menurut saja pada wasiat itu, padahal nyawanya bisa saja di ambang kematian.

Namun Helcia menyadari sebuah celah yang bisa saja ia masuki jika ia melakukannya dengan hati-hati, yaitu dengan memanfaatkan Kaisar Alcacio. Sebenarnya Helcia tak yakin dengan keseriusan Kaisar, ia masih bimbang apakah Kaisar benar-benar menyukainya atau sekedar main-main, namun daripada mementingkan hal itu, Helcia lebih memilih untuk memanfaatkan situasinya. Dengan mendekati Kaisar Alcacio, berusaha mendapatkan kepercayaan pria itu, maka Helcia bisa lebih leluasa untuk menelisik setiap sudut istana-istana di sini.

Sebenarnya ketimbang mendekati Kaisar Alcacio, justru pria itulah yang mendekatkan dirinya pada Helcia, membuat gadis itu tak perlu repot-repot lagi memikirkan cara bagaimana untuk mendekati pria itu. Untuk kali ini, Helcia akan menerima perlakuan Kaisar Alcacio tanpa penolakan lagi, Helcia akan mencoba lebih bersabar lagi. Tak tau mengapa dirinya benar-benar bertekad untuk hal ini, namun Helcia merasa benda yang dimaksud bibinya adalah benda penting yang berhubungan dengan kerajaannya. Rasanya seperti jika benda itu terkuak begitu saja akan membuat kerajaannya akan hancur.

Dan lagi-lagi, ini adalah permainan politik. Bahkan jika Helcia harus berurusan dengan para selir Kaisar Alcacio sekalipun, gadis itu tak akan gentar. Sampai ia tau apa isi dari 'benda' itu.

Untuk saat ini, Helcia akan berfokus pada Kaisar Alcacio, karena gadis itu sangat yakin, Kaisar adalah pisau bermata dua. Tak ada yang tau apa yang pria itu pikirkan, apalagi rencanakan. Semua yang Helcia lakukan sangat beresiko, namun jika ia tak berani mengambil resiko maka tak akan ada perubahan.

Menghela napas sekali lagi, Helcia memutuskan untuk menghabiskan sisa tehnya yang tinggal setengah cangkir, juga mengambil satu buah kukis untuk mengisi perutnya. Jika kalian bertanya mengapa ia tak menemani Kaisar di kamarnya padahal pria itu sudah memintanya tadi, yang sebenarnya terjadi adalah pria itu hanya mau menggodanya. Entah kenapa Kaisar Alcacio suka sekali menggodanya dengan hal-hal mesum yang tentu saja benar-benar membuat Helcia kesal.

Memikirkan pria itu terus bisa saja membuat kepala Helcia pecah, lebih baik Helcia mengistirahatkan tubuhnya yang sudah kembali lelah. Gadis itu pada akhirnya membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk, bergerak pelan mencari kenyamanan dan kehangatan. Helcia hanya berharap semoga hari esok akan lebih baik dari hari ini.

The Emperor's Maid (END)Where stories live. Discover now