C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin

6.7K 664 30
                                    

Gerbang utama istana Kekaisaran Exousía terbuka lebar, mempersilahkan sebuah kereta kuda bersamaan dengan beberapa ksatria berkuda yang setia mengiringi. Tampak begitu mewah dan elegan. Kereta kuda itu terus berjalan melewati halaman depan istana yang sangat luas, para prajurit Exousía berbaris rapi sepanjang jalan utama dengan gagahnya, turut menyambut kehadiran seseorang yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya.

Jauh di sana, Hestia Victorin tersenyum senang melihat kedatangan kakaknya yang telah lama ia tunggu. Wanita itu berdiri di depan pintu utama, siap menyambut kehadiran kakaknya, Herios Victorin. Senyumnya semakin lebar kala kereta kuda itu berhenti di depan tangga menuju pintu utama. Seorang pelayan pria membukakan pintu kereta kuda, menunduk hormat saat seorang pria keluar dari kereta mewah itu.

Tanpa menunggu Herios menghampirinya, Hestia berjalan cepat menuruni anak tangga menuju Herios. Dengan perasaan yang senang, Hestia menghamburkan pelukannya pada Herios, yang langsung dibalas oleh pria itu dengan senang hati. Keduanya terlihat sangat merindukan satu sama lain, terutama Hestia. Wanita itu telah lama menanti kedatangan kakaknya karena sudah beberapa bulan mereka tidak bertemu.

"Aku merindukanmu, Kak.." bisik Hestia penuh sayang.

"Aku juga. Sekarang lepaskan pelukanmu, kau mau membuat kakakmu mati karena kehabisan napas?" Ucap Herios dengan sedikit gurauan, pria yang terkenal dengan sifat dinginnya itu seketika melunak saat berhadapan dengan adiknya, Hestia.

"Hehe, maaf. Habisnya kita sudah lama tidak bertemu. Oh ya, kakak ipar tidak ikut?" Hestia melirik kereta kuda mewah itu, mencari keberadaan kakak iparnya yang biasanya selalu mengikuti kemanapun Herios pergi.

"Tidak untuk saat ini."

Hestia memiringkan kepalanya menatap kakaknya bingung, "kenapa?"

"Dia sedang hamil."

Jawaban itu seketika membuat Hestia membulatkan matanya tak percaya. Tangannya menutup mulut yang sedikit ternganga, menatap kakaknya dengan binar bahagia.

"Benar?!"

"Iya, Hestiaa.."

"Sudah berapa minggu? Bulan?" Tanya Hestia dengan antusias.

Pria itu menghela napas sesaat, "apa kau tidak berniat membawaku masuk terlebih dulu? Kakakmu ini sangat lelah karena perjalanan yang panjang."

"Oh iya! Maafkan aku. Ayo masuk, Kak."

Hestia menuntun Herios menaiki anak tangga menuju pintu utama. Di sana sudah berbaris rapi para pelayan wanita berselendang biru, membungkukkan tubuh mereka penuh hormat menyambut kedatangan sang Putra Mahkota Kerajaan Alumaticia. Pria itu berjalan dengan wibawanya, raut wajahnya seketika kembali datar. Begitu dingin tak tersentuh, namun tetap saja sifatnya yang terkenal dingin itu tak mampu menutupi kadar ketampanannya.

Siapa yang menyangka Putra Mahkota itu sudah menikah dan akan menjadi seorang ayah? Bahkan kabar pernikahannya tahun lalu membuat semua orang sedikit terkejut, ternyata pria sedingin Herios bisa mencintai seorang wanita hingga menjalin hubungan suami-istri. Mereka tak tau saja, sikap Herios akan berubah drastis jika itu mengenai Hestia, dan kini wanita kesayangan bertambah satu. Isterinya.

Jangan tanya bagaimana sikapnya terhadap Helcia. Kenyataan pahit memang akan selalu ada dalam pemeran utama.

"Dimana Yang Mulia?" Herios bertanya ketika mereka sudah memasuki istana Amethyst. Netra melirik sekitar, menatap seisi bangunan yang begitu megah dengan arsitektur yang rumit. Warna putih dan emas mendominasi, terbukti jelas betapa kayanya Kaisar Alcacio.

"Yang Mulia menunggumu di singgasana aula tertutup."

"Bukan aula utama atau aula terbuka?" Herios sedikit mengerutkan keningnya.

The Emperor's Maid (END)Where stories live. Discover now