Chapter 20

17.5K 924 4
                                    

Beberapa sejak ia kembali dari Los Angeles,Joanna mengerjakan aktivitasnya seperti biasanya. Ia pergi bekerja,meeting dan makan malam bersama beberapa teman kantornya. Hari-harinya tampak seperti hari-hari biasanya,hanya saja kali ini Theodore selalu ada didalam pikirannya.

Sejak pertemuannya bersama ibu Theodore di Los Angeles, Joanna terus berpikir apa alasannya hingga Theo menjadi sebenci itu dengan ibu kandungnya sendiri. Belum lagi setelah pertemuan menyebalkan itu,Theodore harus menghadapi Jonathan.

"Apa yang harus kukatakan seandainya dia bertanya?" gumam Joanna.

"Joanna! Kamu dengar gak sih?" Lily tampak kesal karena curhatannya tidak didengarkan oleh satu-satunya orang diruangan itu.

Lily mendesah. Pasrah dengan kenyataan ia sudah menghabiskan 25 menit berbicara dengan dirinya sendiri. Karena sepertinya Joanna sama sekali tidak mendengarkan apapun yang ia ucapkan.

"Kamu kenapa? Sejak kembali dari Los Angeles,kamu kelihatan tidak bersemangat," Lily mendekat dan merangkul pundak Joanna. Ia lalu melanjutkan,

"Apa pekerjaanmu tidak berjalan lancar? Kamu bisa cerita padaku Joanna,biar hatimu lega." Joanna tersenyum masam.

Ia lalu mulai menceritakan kejadian demi kejadian yang terjadi di Los Angeles dengan enggan. Memikirkannya saja sudah membuatnya pening.

"Aku bertemu dengan ibu kandung Theodore di Los Angeles," mulainya.

Lily terkesiap lalu mengangkat tangannya didepan wajah Joanna. "Wait,kamu bersama Theodore di Los Angeles? Kupikir—"

"Sepertinya,Theodore mengatur semua perjalanan dinas ini agar aku bisa menderita bersamanya. Entahlah,aku pun masih tidak mengerti kenapa saat itu dia bisa ada disana. intinya,aku bersamanya,kami sedang makan siang dan ibunya muncul bagai jin yang tiba-tiba keluar dari botol tanpa diusap," cetusnya.

Lily menegakkan bahu dan siap mendengarkan seluruh cerita sahabatnya dengan antusias.

"Dan tampaknya hubungan mereka tidak baik,karena reaksi keduanya terlihat seperti musuh dibandingkan sebagai ibu dan anak yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa. Lalu,setelah Theo mengantarku pulang,kami bertemu..." Joanna ragu.

"Jonathan?" tebak Lily.

Joanna membulatkan matanya,"Iya,Jonathan. Lily,bagaimana kau tahu?"

"Hanya menebak. Kau tidak akan pernah meragukan apapun yang kau lakukan didunia ini kecuali hal-hal yang berhubungan dengan bedebah itu."

Joanna mendengus sesal,karena itu benar.

"Dan apa yang terjadi? Dia melukaimu?"

"Tidak. Tapi Theodore benar-benar menghancurkan harga diri dan kredibilitasnya sebagai pria dominan. Jonathan,untuk kali pertama terlihat sebagai seorang pecundang," Joanna mulai bersemangat.

"Kau harus lihat saat Theodore mencekik lehernya seperti memegang leher seekor ayam," Joanna memperagakan gaya Theodore dengan dramatis,Lily memekik semringah.

"Gosh,Theodore seperti seorang jenderal yang selalu memegang kendali. Jonathan salah jika berpikir dia bisa menggoyahkan pendirian seorang Theodore hanya dengan omong kosongnya.

Lily terdiam dengan mulut terbuka. Matanya berkilat-kilat geli saat memandang wajah Joanna yang tersipu ketika menceritakan soal bosnya itu.

"Ah,dan bukan hanya itu..," lanjut Joanna.

"Ada lagi?" Lily mengerjap.

"Aku bertemu dengan pria yang dijodohkan ayahku disana. well,kami mengadakan pertemuan dua keluarga di sana karena kebetulan pria itu juga sedang berada disana."

ONCE UPON NO TIME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang