Chapter 16

17.2K 1K 5
                                    

Joanna mengambil ponsel yang ada didalam tasnya dan mencari nomor telepon Theodore lalu menelponnya.

"Hai sayang," sapa Theodore.

"Sayang dengkulmu! Theo, aku tidak bisa ikut denganmu," sergah Joanna kesal.

"Kenapa tidak bisa?" gerutunya.

"Karena aku masih memiliki jadwal penting selama dua hari disini Theodore," tegas Joanna. Ia masih kesal dengan sikap impulsive Theodore.

Theodore mengerang rendah. Ia tidak terbiasa dengan penolakan dan Joanna selalu melakukan itu padanya.

"Aku bisa mengaturnya Joanna,kau tidak perlu khawatir," desak Theo keras kepala.

"Dan apa? Membuat semua orang tahu bahwa kau akan menikahi anak magang diperusahaanmu? Oh gosh! Yang ada aku dibully habis-habisan Theodore," gertaknya.

Joanna memijat pelipisnya. Kepalanya mulai sakit,bagaimana mungkin ia membatalkan semua janjinya esok hari hanya karena 'calon suaminya' mengatakan akan mengurus semuanya?

"Aku akan memecat siapapun yang mengganggu dirimu Joanna," ujar Theodore dengan suara dingin yang menyeramkan.

"Yah,tentu saja kau akan memecat semua orang hingga tidak akan ada satupun makhluk hidup yang bekerja denganmu," ketus Joanna.

Ia lalu melanjutkan, "Pokoknya aku tidak akan ikut. Kau pergi saja sendirian," bentaknya,kemudian langsung menutup telponnya.

"Pak,tolong antarkan aku kembali," katanya pada pria didepannya.

"Nona Grey, saya akan dipecat jika melakukannya," sahut pria itu ragu.

"Dia tidak akan memecatmu, aku jamin itu. Kau bisa mengantarku balik atau aku juga bisa naik taksi dari sini," balas Joanna dingin.

Pria itu diam,namun sepertinya ia bisa mempercayai wanita yang tanpa rasa takut sudah menolak perintah seorang Theodore Hemsworth ini.

"Baiklah,nona. Kita berangkat sekarang," pria itu menyunggingkan senyum bangga dari ujung bibirnya.

Sementara itu, didalam pesawat pribadi milik Theodore, Erick datang memberitahu Theo bahwa mereka harus segera berangkat karena sudah delayed sejak tadi,

"Kita harus berangkat sekarang,Theodore," Erick mengingatkan.

"Aku tahu," sahutnya dingin.

Sangat sulit bagi Theodore untuk menaklukkan Joanna,wanita itu hampir sama keras kepalanya dengan dirinya. Theodore paham dan sadar benar bahwa mungkin saja,kali ini ia mendapatkan lawan yang sepadan. Lawan yang tak akan bisa dilawannya.

Theodore tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin tidak nyaman bagi Joanna,karena itu,kali ini ia akan mengalah. Hanya kali ini.

***

Sesampainya Joanna dipenthouse, dirinya langsung membersihkan dirinya dan melompat keatas tempat tidur yang empuk.

Joanna sangat lelah hari ini, dia bangun sangat pagi untuk menyiapkan diri dan sekarang sudah lewat tengah malam. Joanna sangat mengantuk tapi dia tidak bisa tertidur, kali ini yang ia pikirkan bukanlah tentang Theodore, namun tentang Jonathan.

"Bagaimana kalau dia menemukan aku disini? Apa dia akan senekat itu? Tidak mungkin. Dia sudah pasti sakit jiwa jika datang menyusulku kemari," pikir Joanna.

Joanna mengacak rambutnya kesal karena masih saja khawatir seperti seorang pengecut, akhirnya Joanna memutuskan untuk turun kebawah dan membongkar isi kulkas.

"Karena cemilan adalah jalan keluar paling manis," gumamnya.

Joanna menuruni tangga,menyusuri ruang tengah lalu terus berjalan menuju dapur. Karena Joanna hanya seorang diri disana jadi ia menggunakan pakaian ternyamannya, t-shirt oversized berwarna kuning dan short pants hitam.

ONCE UPON NO TIME [TERBIT]Where stories live. Discover now