Chapter 3

23.7K 1.2K 10
                                    

Rrrr.. Rrrr.. Rrrr...

Suara getaran ponsel membangunkan Joanna yang sedang tertidur pulas. Dia membuka mata dengan malas,tangannya mencari-cari ponsel yang mungkin ada dibawah bantal tempat tidurnya. Kepala Joanna masih berputar dan pening akibat minuman yang ia minum semalam. Padahal ia hanya minum segelas bir saja. Dimana sih? Oh,ini! Tunggu..ini tangan,tangan siapa? Joanna membelalak. Otak lambannya melakukan screening ulang karena Joanna melihat tempat asing yang sangat berbeda dengan bentuk kamarnya yang hanya berukuran 3x3 meter yang mungkin saja hanya sepertiga ruangan ini.

"HAHH ?!? Aku dimana ?" Joanna bangkit,bertanya kepada diri sendiri. Ia lalu menunduk dan melihat dirinya yang tidak mengenakan busana sehelaipun. Tubuhnya hanya dilindungi selimut berwarna putih yang kusut. Ia mencengkram selimut itu menutupi dadanya dan memejamkan matanya sambil mengumpat dalam hati. Tapi,itu bukan bagian terburuknya.

Joanna akhirnya melihat penampakan indah namun menakutkan ketika ia menoleh dan pandangannya menembus cahaya sinar Mentari yang masuk melalui celah jendela dan menemukan seorang pria bertubuh atletis dengan rambut gelap sedang tertidur tertelungkup. Bulu matanya panjang dan lentik,tangannya begitu kokoh dan terlihat nyaman. Joanna terpana untuk beberapa saat,ketika kemudian ia menampar pipinya agar bangun kedunia realita. "Shit! Joanna,apa yang kau lakukan?!" gumamnya pelan,

Joanna terus mengutuk dirinya karena mabuk seperti seorang wanita jalang. Dia menenggelamkan wajahnya dibalik bantal dan menangis. Apa yang sebenarnya kupikirkan semalam? Bodoh sekali aku. Benar-benar bodoh! Tidak-tidak. Aku tidak mau bertemu dengan pria ini lagi,aku harus pergi.

Joanna lalu menghapus kasar airmata diwajahnya, ia bangun dengan perlahan. Dia tidak ingin pria asing itu memergoki dirinya yang sedang berniat kabur setelah mereka menghabiskan malam bersama. Joanna berjinjit, mengendap-endap seperti seorang pencuri dan bergegas memakai pakaian, kemudian mengambil semua barang miliknya lalu secepat kilat keluar dari kamar hotel itu tanpa membangunkan pria itu.

"Hotel. Bagaimana caranya sampai aku bisa berakhir dihotel ini? Alkohol sialan. Aku benar-benar lupa kejadian semalam. Lagipula,Lily ngapain sih? Bisa-bisanya dia membiarkan diriku dibungkus pria lain?" pundak Joanna terkulai lemas. Ia benar-benar sial. Sebuah taksi berhenti tepat dihadapan Joanna,ia menghembuskan napas pasrah lalu naik kedalam taksi itu.

***

Sementara itu, Theodore terbangun oleh silaunya sinar matahari yang menusuk matanya. Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati sisinya kosong. Hanya ada selimut lusuh yang menumpuk bersama bantal. Mata Theo terbuka lebar,ia bangkit dari tempat tidur,berjalan kearah kamar mandi, kosong. Tidak ada siapapun. Wajah Theodore menegang,ia mengambil celana yang tergeletak dilantai,memakainya buru-buru dan menuju keruang tamu,dapur hingga balkon. Tapi Joanna tidak ada dimanapun,semua barangnya juga sudah tidak ada dikamar hotel itu. "Apa dia langsung pergi? Begitu saja?!" Theodore termenung dan menyeringai tajam. Ia berdecak pinggang sambil berdiri ditengah ruangan besar dan kosong itu sendirian,dan merasa ditinggalkan. Setelah sadar bahwa ia benar-benar ditinggalkan oleh wanita yang ia temui disebuah club malam,Theo tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Apa maksudnya ini? Seharusnya aku yang pergi dan meninggalkannya,bukan sebaliknya! Benar-benar wanita yang menarik."

Lalu tatapannya berubah,pundaknya menegang,rahangnya terukir tegas dibalik jenggot tipisnya, tatapannya tajamnya menembus menatap jendela besar yang ada dikamarnya, tangannya terkepal menahan emosi akibat harga dirinya yang diinjak-injak oleh seorang wanita asing. namun disaat yang bersamaan,Theo merasakan sensasi aneh diperutnya, Ia merasa marah namun penasaran disaat yang sama. Pembuluh darahnya terlihat menonjol ketika ia berusaha untuk memikirkan alasan,tujuan,bagaimana dan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh wanita itu,tapi ia tidak bisa menemukan clue sama sekali.

ONCE UPON NO TIME [TERBIT]Where stories live. Discover now