(10) Menikah end

241 30 0
                                    

Siap-siap 5500 kata

Akhirnya aku menyerah, aku menyukainya dan chaewon pantas mendapatkan ini.

Aku menerima ciumannya, malam ini aku benar-benar akan menjadi chaewon. Chaewon yang yuri rindukan, aku tak akan berhenti sebelum yuri menghentikanku.

Melupakan chaewon hyung sebentar kurasa ini bukan sepenuhnya salahku.

Kami berciuman lebih dalam bahkan aku sudah sepenuhnya mendapat kendalinya.

Alkohol....

Ini mungkin penyebabnya melakukan hal ini. Aku mungkin tak terlalu bersalah pada hyungku tapi jika untuk yuri??

Bagaimana jika dia marah denganku setelah malam ini?

Aku berhenti ketika pikiranku masuk lebih jauh. Aku melepaskan ciuman kami dengan dahi kami yang masih bersama. Yang tersisa hanya suara nafas kami yang sudah hampir habis.

Aku memutuskan untuk kembali ke posisiku, tanganku menggenggam tangannya.

"Aku akan di sampingmu yuri, apapun yang terjadi aku akan jadi yang pertama ada untukmu" Kurasa yuri sudah pingsan dan tertidur.

Kenapa aku berfikir terlalu bodoh?? Kau bahkan tak melihatku sebagai yena tapi kenapa aku terlalu banyak memikirkanmu? Tak akan berhenti sebelum kau menghentikanku? Cihh

Yena kau benar benar pengecut!!!

Pikiranku benar-benar kacau sehingga aku juga memutuskan untuk tidur bersama yuri di sampingnya.

Di pagi hari....

Aku bangun dan terkejut karena yuri yang tiba-tiba bangun dari pelukanku.

Ya kebiasaan burukku masih memeluk seseorang jd sudah pasti yuri masuk dipelukanku semalaman.

"Kau mengejutkanku" aku ikut terduduk disampingnya.

Dia terlihat memegangi seluruh kepalanya, sepertinya kepalanya akan jatuh jika dia melepaskannya.

"A-em- sst tadi malam sepertinya a-ku.." dia tampak bingung, aku rasa yuri mengingatnya.

"Apa kau ingin mandi dulu?" Tanyaku menghentikannya.

"Ahh? Emm- yaa aku akan mandi lebih dulu" yuri masih bingung, wajahnya sangat merah. Aku bisa bertaruh jika pipinya sangat hangat.

Kami menyelesaikan bersih-bersihnya dan yuri seperti biasa sudah masak selesai aku mandi.

"Pagi ini aku hanya masak ini, aku belum belanja dan mungkin besok aku akan pergi ke pasar"

"Bukankah hari ini libur?" Tanyaku.

"Ya, apa kau ingin dimasakan sesuatu? Jika iya aku akan pergi sekarang?"

"Pergi bersamaku? Nanti sore aku pergi mendaki jadi aku butuh bahan makanan"

"Mendaki?"

"Yaaa, bukan mendaki gunung tapi hanya bukit di dekat sini. Kami akan berkemah melihat bintang"

"Ahhh, apa kau tak akan pulang malam ini?"

"Ya, ayo jika kau ingin ikut?" Aku sengaja ingin menawarkannya.

"Eh? Aku tak pernah mendaki?"

"Baiklah, aku hanya akan berangkat bersama juri. Lagi pula kau juga sedikit kurang sehat"

"Tidak, apa yang harus disiapkan untuk mendaki? Sepatu? Jaket? Dan apa?" Tak ku duga dia tampak bersemangat.

"Jam berapa sekarang? Apa kau punya barang-barang itu?" Dia hanya menggeleng.

YENYUL ONESHOTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang