(9) Pulang pt.3

187 29 0
                                    

Brakkkk....

Terdengar sebuah gelas kosong dibanting di atas meja.

"Aku mendapatkanmu!!!" Dengan cepat pria asing itu menarik gadis di depannya dan mengangkatnya ke atas meja untuk segera menciumnya.

Hidung mereka baru saling bersentuhan tiba-tiba seseorang dengan kuat menariknya.

Agak sedikit brutal menariknya ternyata yena yang melakukannya.

2 gelas di atas meja habis dalam dua tegukan sekaligus, yena terlihat sedikit geram dengan situasi ini karena si gadis taruhannya lah yang menjadi pemicunya.

"Kau sudah tak punya bahan taruhan lagi!! Pulang sekarang!! Atau kau takan bisa melihatku lagi besok!!" Yena mengeluarkan semua kemarahannya.

Gadis di depannya mulai tertawa saat melihat pria di depannya tiba-tiba terbawa emosi.

"Kau yang jadi pemenangnya" suara serak lembut ini terdengar menggoda.

"Yuri-ahhh!!!" Pekik yena saat gadis di depannya menarik yena lebih dekat padanya.

"Kau bahkan juga bisa membawaku ke tempat yang kau inginkan" yuri mulai mengalungkan tangannya dan menempelkan bibirnya.

Yena sempat memundurkan tubuhnya tapi yuri lebih cepat dari pada yena.

Yena akhirnya membalas ciumannya meski singkat, sorak penonton semakin keras membuat yena membawa pergi yuri, dia keluar hanya untuk menghindari situasi ini dan kini dia sudah mengantarkan yuri kembali pulang.

"Kenapa aku harus melihatmu disana?" Yena memijit kepalanya sedangkan yuri yang sudah mabuk memeluk lengan yena dengan sangat erat di dalam taksi yang mereka tumpangi.

"Malam ini hotel mana yang menarik?" lirih yuri yang terus memeluk yena.

"Sadarlah yuri! Aku akan membawamu pulang"

Yuri kini sudah tak terdengar mengoceh lagi, itu berarti tandanya dia sudah tertidur sekarang.

Tak ada pilihan lain, karena yuri masih tertidur saat mereka sampai, yena menggendong yuri sampai ke kamarnya.

"Bagaimana aku mabuk bisa sekuat ini?" Yena merebahkan tubuhnya setelah menurunkan yuri. Dia juga sedikit mabuk karna acara tantangan tadi membuat yena tergeletak juga saat bersandar di sofa rumah yuri.

Pukul 3 pagi yuri sudah terbangun, kelaparan pasti akan mengganggu tidurnya. Yena masih tertidur di apartemen yuri karena mungkin kelelahan.

Yuri mengendap-endap untuk membuat ramyeon di dapurnya. Dia mencoba meminimalkan suara yang bisa ia buat.

"Bagaimana dia bisa tertidur di bawah sana?" Bisik yuri melihat yena tergeletak di lantai sekarang dan dia memberi yena slimut lalu pergi melanjutkan urusannya di dapur.

Bau ramyeon mana yang tidak bisa menggoda manusia? Tentu saja yena segera terbangun saat bau itu menusuk ke hidungnya.

"ASTAGAAA!!!" Sebuah sendok terlempar saat yuri terkejut melihat yena tiba-tiba sudah berdiri di depannya.

Yena mengerutkan dahinya sekarang.

"Hehe, mian perutku kosong!! Aku kelaparan" yuri mencuci sendoknya.

Yena hanya diam saja masih berdiri disana.

"Mau makan ramyeon? Aku akan menambahkan 1 telur lagi?" Tanya yuri.

Yena mengangguk kali ini.

Setelah matang yena sudah menunggu di kursinya, yuri datang membawa pancinya dan duduk di depan yena sekarang. Pergi kembali membawa mangkuk dan satu gelas air untuk pria di depannya.

YENYUL ONESHOTSWhere stories live. Discover now