(1) Baby

1.1K 83 5
                                    

Yuri pov

Tak ada yang sesempurna hidupku, mulai dari pekerjaan, sahabat, keluarga dan bahkan percintaanku berjalan sangat sempurna.

Aku mempunyai seorang pria yang sudah ku kencani selama 5 tahun, kita bahkan sudah tinggal bersama semenjak tahun ke 2 kita. Dia pria yang sangat mencintaiku lebih dari apapun, dia selalu memanjakanku dan menuruti semua yang ku mau.

Yena, choi yena namanya. Kita mempunyai seorang anak, bukan anak sungguhan tentunya tapi anak anjing yang kita besarkan sejak 2 tahun lalu, itu adalah hadiah aniv kita yang ke 3 kita membesarkannya berdua dari bayi.

"Coco, kemari coco lihat eomma" coco namanya dia langsung berlari ke arahku saat aku pulang dari tempat terjahat yang pernah ada yaitu kantor, setidaknya itu memberiku uang jadi masih ku anggap sempurna.

"Yaa!! Kemana kau akan pergi? Appa juga kembali coco" yena bersamaku, dia sepulang bekerja juga menjemputku, arah kantor kita sejalan. Karna inilah kita juga bisa berkencan.

Kita bertemu karna sering berpapasan di jalan ataupun satu bus saat berangkat maupun pulang, sampai suatu saat di bus aku melupakan dompet beserta isi-isinya di kantor.

"Ahhh, aku meninggalkannya" saat akan turun lagi aku menabrak seseorang. Karna dia juga mengantri di belakangku.

"Maafkan aku, aku meninggalkan dompet di kantor aku harus turun lagi"

Bipp.

"Untuk 2 orang pak"

"Masuklah sudah saya bayar 2"

"Tapi besok aku juga harus berangk..."

"Oyyyy buruaann" suara orang di dalem membuat ku mundur dan masuk kedalam.

Bus hari itu sangat penuh hanya tersisa 2 kursi, mau tak mau aku duduk di sebelahnya.

"Trimakasih, emm aku akan membayarmu kembali besok" bukannya memanggapiku tapi dia malah tidur di kursinya, mungkin kelelahan setelah pulang kerja.

Karna sering bersama aku jadi hafal dimana dia akan turun, aku membangunkan pria itu ketika bus berhenti di pemberhentiannya.

"Maaf bukannya disini tempatmu?" Untungnya dia tipe orang yang mudah dibangunkan jadi tidak terlalu susah hanya dengan menepuk pundaknya pria itu langsung bangun.

"Ya trimakasih" aku memberinya jalan dan dia turun.

Itu interaksi pertama kita.

Semenjak itu kita menjadi dekat, bertukar nomor sampai berkencan selama 5 tahun ini.

Anak kami benar-benar tumbuh dengan baik, dia sangat pandai melakukan apa yang kita perintahkan.

"Coco dudukk"

"Coco tangan kanan" kita selalu melatihnya.

Dia juga sangat manja, sebelum dia tidur dia pasti akan memintaku mengelus bulunya, ini tidak berlaku untuk yena, yena tak punya sisi kelembutan sepertiku karna itu coco akan berlari mencariku meskipun appanya sedang mengelus bulunya sebelum tidur.

Kita bertiga selalu bersama, sampai saatnya aku mulai menginginkan sesuatu yang lebih.

"Ayo kita menikah?"

"Menikah?"

"Ya aku ingin mempunyai seorang baby"

"Kita sudah punya kan?"

"Bukan, tapi ini benar-benar baby"

"Tapi bukannya kita sudah sepakat kalo kita nggak bakal punya anak?" Yena menatapku serius.

YENYUL ONESHOTSWhere stories live. Discover now