Lentera Senja (TERBIT)

1. Bertepuk Sebelah Tangan

بسم الله الر حمن الر حيم

Beberapa komen di bab sebelumnya.

'Kok Ndan Athar hidup lagi?'
'Ini gimana sih maksudnya?'

Jawabannya, Yap. Lentera Senja lanjutan Lentera Jelita versi novel yang happy ending. Jadi kalau kalian kepo kok Ndan Athar bisa hidup lagi, silahkan baca novelnya dulu yaa.

Novelnya masih open PO, linknya ada di Instagram @wattpadbyalfia_
________

"Ketika cinta bertepuk sebelah tangan, saya hanya ingin menjadi seikhlas dan setabah Salman Al-Farisi yang hatinya sempat bergetar namun tidak sampai patah. Karena jika yang diinginkan tidak pernah menjadi miliknya. Maka itu semata-mata karena Allah memang tidak menakdirkan."

Arkanza Zayyan Ghaziullah El-Zein

Lentera Senja
Karya Alfia Ramadhani

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu."

Setelah mengucap salam yang terakhir, dua tangan terangkat menengadah pada Sang Maha Tinggi berharap tidak menjadi hamba yang sombong. Doa adalah salah satu tanda bahwa kita manusia sesungguhnya lemah, butuh pertolongan dan tidak bisa hidup tanpa Allah. Rabb yang telah menciptakan.

Perihal apa yang dipanjatkan dalam do'a, biarlah menjadi urusannya dengan Rabb-Nya. Laki-laki berseragam loreng dan berpeci hitam itu melangkahkan kakinya keluar masjid. Berdiri sejenak di depan pintu, mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Cukup sepi. Barangkali belum banyak yang tahu tentang keistimewaan sholat dhuha. Jika mereka tau, pasti ramailah masjid ini dengan mereka untuk melaksanakan sholat yang keistimewaannya ini dapat membuka pintu rezeki dan melancarkan urusan.

"Assalamualaikum, Lettu Zayyan."

"Waalaikumussalam. Kalian mau kemana?"

"Siap-siap sebentar lagi ada tugas dari Danyon," jawab sekumpulan loreng junior yang menyapa Zayyan.

"Daripada nungguin tugasnya cuma ngobrol, gimana kalau sholat dhuha dulu?"

"Aduh, itu Lettu. Saya lupa, tugasnya ternyata menemui Danyon sekarang. Saya permis-"

"Dua raka'at aja. Saya jamin Danyon nggak akan marah."

"Siap laksanakan Lettu. Kami sholat dhuha sekarang," mereka serempak.

Zayyan tersenyum lalu beranjak pergi.

"Kasihan ya Lettu Zayyan, padahal sudah paket komplit tapi ditolak putrinya Peltu Guntur. Janji nggak nyesel?"

"Hei, ya terserah Mbak Khanza dong. Lagipula Dokter Zidan nggak kalah keren."

"Dih, tau yang dapet undangan."