Lentera Senja 2 : Part 1

17.1K 1K 51
                                    

Assalamualaikum..

Sudah lama, sudah hampir setahun Lentera Senja terbit, dan sudah lebih dari setahun sejak Lentera Senja dipublish di wattpad.

Dalam perjalanannya, Lentera Senja ada kelanjutannya, yaitu Lentera Senja 2 yang sudah terbit menjadi mini novel.

Siapa yang sudah peluk novel Lentera Senja?
Siapa yang sudah peluk mini novel Lentera Senja 2?

Buat yang belum tau, Lentera Senja 2 itu nggak ada versi wattpad-nya ya, hanya ada versi mini novelnya. Nah, sekarang aku kasih cuplikan part dari mini novel.

Happy Reading🫶🏻

.
.
.
.
.

Lentera Senja 2

Menjadi seorang ibu bagi dua anak yang lucu dan menggemaskan adalah karunia terindah yang diberikan oleh Allah kepada Haura. Zayra yang sudah berusia empat tahun dan Zean yang berusia dua tahun sedang aktif-aktifnya. Di sinilah peran Haura sebagai seorang ibu diuji. Ketika ia harus merawat kedua anaknya sendirian karena suaminya sedang berada di Lebanon nan jauh di sana. 

Ya, saat ini Zayyan sedang bergabung sebagai prajurit Satgas Unifil Lebanon sehingga mengharuskan dia berpisah dengan istri dan kedua anaknya dalam waktu yang tak sebentar.

Walaupun berada jauh dan hanya bisa bertemu via panggilan video, Zayyan tidak mau melewatkan waktu di hari kelahiran putra dan putrinya hari ini.

Suasana mendadak heboh kala laptop Haura berdering. Beberapa saat kemudian, layar proyektor yang sengaja di sediakan akhirnyap menampilkan wajah Zayyan yang tampak gagah dengan seragam PDL Unifil-nya.

"Assalamu'alaikum, semuanya." Zayyan mengucap salam seraya melambaikan tangan.

"Waalaikumussalam," semuanya kompak.

"AYAAAAH!" Zayra berjingkrak-jingkrak heboh sambil berlari ke arah layar proyektor. Kemudian ia menempelkan wajahnya pada dinding seolah sedang mencium pipi ayahnya.

Sontak yang lain ikut tertawa melihat tingkah gemas Zayra itu.

"Wah, sudah kumpul semua. Jadi ini cuma aku yang ditungguin?" Zayyan terkekeh.

"Iya nih, semuanya nungguin Mas Zayyan," jawab Haura.

"Padahal ini acaranya Zayra sama Zean, eh yang ditungguin lama bapaknya," celetuk Farzan.

"Eh, jangan julid lo, Zan. Kalau nggak ada bibit dari gue, Zayra sama Zean juga nggak bakal ada," balas Zayyan tertawa kecil.

"Iya..iya. Si paling bibit unggul"

"Abang..Kakak..ini bukan waktunya berantem ya. Kasihan keponakan Anty Nana udah pada nggak sabar makan kue dan bukain kado. Bukan malah dengerin kalian." Kini Zana menjadi penengah.

"Siap, Tuan Putri." Zayyan menurut. Kalau masalah mengomel, Zana jagonya, sama seperti bunda dan juga Haura, istrinya.

"Zayyan, kamu yang pimpin doanya buat Zayra dan Zean ya," titah Ayah Athar.

"Siap, Yah."

Zayyanpun memulai acara keluarga ini. Mereka melantunkan kalimat-kalimat thoyyibah dan surah-surah di dalam al-qur'an kemudian diakhiri dengan pembacaan doa oleh Zayyan.

"Allahummaj 'al awladana awladan sholihiin haafizhiina lil qur'ani wa sunnati fuqoha fid diin mubarokan hayatuhum fid dun-ya wal akhirah," Zayyan dengan khusyuk melantunkan doa untuk putra-putrinya yang mempunyai makna. "Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang sholih sholihah, orang-orang yang hafal Al-Qur'an dan sunah, orang-orang yang paham dalam agama diberkahi kehidupan mereka di dunia dan di akhirat."

Lentera Senja (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang