30. Perjuangan Cinta

89.6K 11.2K 6K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kecantikan seorang perempuan itu tidak hanya dilihat dari wajahnya. Tapi dari keelokan akhlak, lembutnya tutur kata, dan kelapangan hatinya dalam memaafkan."

Arkanza Zayyan Ghaziullah El-Zein

Farzan berhasil membawa abangnya pulang dari peternakan walaupun bagasi mobil penuh dengan sepuluh dus susu kotak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Farzan berhasil membawa abangnya pulang dari peternakan walaupun bagasi mobil penuh dengan sepuluh dus susu kotak. Satu kotak susu 200 ml dikalikan sepuluh dus. Entah bagaimana cara Zayyan menghabiskan itu. Namun Farzan tidak berani berkomentar khawatir membuat abangnya marah karena kondisi emosionalnya belum benar-benar stabil.

"Bang, kenapa kita jadi kayak promosi susu kotak? Lo sadar nggak sih sudah ngabisin lima kotak?" Farzan melirik lima botol susu kotak kosong yang ditata rapi di bagian depan mobil.

Zayyan tak mendengar, ia melamun sambil terus meminum susu kotaknya. Farzan hanya bisa menghela napas.

"Zan, minggir. Gue mau ke kamar mandi."

"Kamar mandi? Nggak ada kamar mandi umum daerah sini, Bang," balas Farzan.

"Itu ada kafe. Di sana aja. Gue pesenin minuman."

"Yaudah."

Farzan menghentikan mobilnya di depan sebuah kafe. Zayyan masuk lebih dulu sambil memesankan minuman untuk Farzan. Tak lama kemudian, menyusul Farzan yang ekspresi wajahnya tiba-tiba kegirangan mendapati di kafe juga ada teman-temannya sesama polisi.

"Assalamualaikum, para bro!"

"Waalaikumussalam. Kebetulan banget. Dari mana, Zan?" Farzan dan teman-temannya bertos ria.

"Jemput Abang habis berkuda dia," jawab Farzan bergabung dengan rekannya.

"Eh iya, tadi gue sadar ada Abang lo, tapi kayaknya buru-buru," ujar temannya yang memiliki lesung pipi.

Farzan mengangguk. "Bentar lagi juga gabung." Bersamaan dengan itu, minuman yang dipesankan Zayyan tiba di meja Farzan.

"Zan, adek lo itu kapan lulus kuliahnya?" tanya polisi tampan berlesung pipi itu.

"Kepo amat. Kenapa emang?" tanya Farzan kemudian ia menyeruput jus jeruknya.

"Soalnya gue berniat melamar adek lo kalau dia sudah lulus kuliah."

"Uhuk..Uhuk...Apa lo bilang?" seketika Farzan batuk-batuk. Sementara rekannya yang lain menyoraki polisi berlesung pipi itu.

"Ayah mau adek bungsu kita berjodoh sama tentara. Sedangkan adek bungsu maunya sama CEO. Kamu masuk kriteria ayah atau adek bungsu kita?" Tiba-tiba Zayyan bergabung dan duduk di samping Farzan. Laki-laki itu datang membuat suasana menjadi hening.

"Eee, anu, Lettu Zayyan." Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Saya-"

Brak.

"MANA PEMILIK KAFE INI, KELUAR!"

Lentera Senja (TERBIT)Where stories live. Discover now