3. Dari Adammu Untuk Hawaku

123K 12.8K 1.4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Gimana kabar kalian?
________

"Saat ini kuputuskan untuk tidak lagi menyebut nama seseorang dalam do'a. Perihal siapapun kau yang nanti ditakdirkan menjadi Hawaku, akan kuterima dengan sangat bahagia sebagaimana aku menerima semua takdir yang Allah gariskan untukku."

Arkanza Zayyan Ghaziullah El-Zein

Lentera Senja
Karya Alfia Ramadhani

Lentera SenjaKarya Alfia Ramadhani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Labbaikallahumma labbaik."

Zayyan hanya bisa tersenyum dan tetap menjaga keseimbangan saat dirinya terdesak oleh beberapa orang yang juga sama-sama sedang melakukan thawaf. Bersamaan dengan itu, kalimat talbiyah tak henti terucap dari lisannya. Dengan balutan kain ihram, lelaki itu memancarkan aura kebahagiaan yang teramat. Kebahagiaan bercampur haru karena dapat memenuhi undangan sebagai tamu Allah ke Tanah Suci Makkah untuk umroh ini.

Sejak putaran yang pertama hingga kini tersisa satu putaran thawaf lagi, Zayyan belum bisa meraih Hajar Aswad. Ia hanya bisa memandangi dari kejauhan. Namun di detik-detik terakhir ini semoga ia bisa meraih Hajar Aswad, sekedar menyentuh, atau jika diberi kesempatan akan diciumnya batu yang diturunkan langsung dari surga itu.

Dan sebuah keajaiban, di detik-detik terakhir Zayyan justru semakin terdesak. Semakin lama, tanpa sadar ia sudah berada di depan Kakbah. Beberapa langkah kemudian ia berada tepat di depan Hajar Aswad. Zayyan yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan berharga ini segera mendekat, kemudian menyentuh dan menciumnya sembari membaca do'a. Seketika itu tanpa disadari air mata Zayyan mengalir deras mengingat dosa-dosa yang ia lakukan selama ini.

 Seketika itu tanpa disadari air mata Zayyan mengalir deras mengingat dosa-dosa yang ia lakukan selama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat masih berusia lima tahun Zayyan pernah datang bersama ayah dan bundanya untuk umroh. Sedikit teringat di benaknya, apalagi pada pelajaran agama Islam di sekolah juga dijelaskan tentang Hajar Aswad. Bahwasanya dulu Hajar Aswad adalah batu berwarna putih, namun seiring waktu berubah menjadi hitam dikarenakan dosa manusia. Diantara hitamnya batu Hajar Aswad itu mungkin ada dosa Zayyan juga, maka dari itu ia menangis.

Lentera Senja (TERBIT)Where stories live. Discover now