36. Kehilangan Perannya

68.4K 9.3K 1.4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Part mengandung bawang.

Setelah kemarin bermalam di rumah nenek, kini Zayyan dan Haura sudah kembali ke rumah dinas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kemarin bermalam di rumah nenek, kini Zayyan dan Haura sudah kembali ke rumah dinas. Di rumah nenek juga sudah ada Om Rizal, jadi Haura tenang meninggalkan nenek. Zayyan juga harus kembali ke kantor untuk menjalankan tanggungjawabnya.

Pagi-pagi Haura sedang memasak di dapur. Tiba-tiba Zayyan datang memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Haura.

"Sayang masak apa hm?"

"Ini masih mau potong kangkung, Mas."

"Kenapa harus kangkung, Sayang?"

"Mas Zayyan bosen ya kangkung terus? Kalau gitu gimana kalau-"

"Tunggu dulu, Mas tanya kenapa harus kangkung? Kenapa nggak kol atau bayam?"

"Karena aku suka kangkung. Oh aku tau, Mas Zayyan suka bayam ya?" tebak Haura. Zayyan mengangguk.

"Kenapa suka bayam coba?"

"Hmm, kenapa suka bayam? Karena kalau makan bayam aku jadi terbayam-bayam wajah kamu terus," gombalnya.

"Ih gombal. Mana ada terbayam-bayam, harusnya terbayang-bayang," balas Haura terkekeh.

"Iya, terbayang-bayang wajahmu yang cantik."

Cup. Zayyan mengecup pipi Haura.

"Mas mandi dulu ya," ujar Zayyan sambil beranjak menuju kamar mandi. "Mau ikut nggak, Zheyeng?"

Haura menggeleng. "Nggak, makasih, Mas. Aku mau masak nasi aja," jawab Haura tersenyum lebar.

"Eh, Mas aja deh. Kamu lanjutin potong sayurnya," cegah Zayyan ingin membantu sang istri.

"Yaudah, ini berasnya minta tolong dicuci dulu ya, Mas. Terus nanti jangan lupa tombolnya di tekan biar cook."

"Siap, Zheyeng!"

Zayyan mulai beranjak untuk mencuci beras, selesai dicuci, ia memasukkan tempat nasi yang berisi beras itu ke dalam magic com dan tak lupa menancapkan kabel ke stop kontak. Setelah itu Zayyan pergi begitu saja dan melupakan step paling penting, yaitu menekan tombol sampai mode memasak.

Zayyan kembali dari kamar setelah mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi. Tiba-tiba ia teringat sesuatu saat melihat Haura. Kejadian saat sang istri menguncinya di kamar mandi.

"Oh iya, pintu kamar mandinya jangan dikunci ya, Sayang. Soalnya di sini nggak ada nenek yang bisa bukain kalau kamu kunci," ujarnya pada Haura.

Haura yang sedang membersihkan kangkung tak kuasa menahan tawa mengingat kejadian pagi itu di rumah nenek.

"Kali ini nggak kok, Mas. Nggak tau kalau besok pas jadwal setoran," balas Haura terkekeh.

"Awas macem-macem sama suamimu yang ganteng ini. Mas tembak loh," Zayyan dengan percaya dirinya.

Lentera Senja (TERBIT)Where stories live. Discover now