17. Kertas Putih Tanpa Noda

123K 13.1K 4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Jika semua laki-laki melihat perempuan dari masa lalunya, maka tidak akan ada laki-laki yang mau menikah dengan Al-Malikah. Perempuan bekas pelacur yang akhirnya melahirkan tujuh nabi dari rahimnya."

Arkanza Zayyan Ghaziullah El-Zein

Malam harinya setelah acara selesai, keluarga inti Zayyan dan Haura makan malam bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam harinya setelah acara selesai, keluarga inti Zayyan dan Haura makan malam bersama. Sekaligus Om Rizal dan Nek Ijah akan pamit untuk pulang. Namun makan malam ini tidak diketahui oleh Haura, sehingga menjadi kejutan untuknya.

"Mas, ini mau kemana?"

"Saya buka penutup matanya ya."

Satu. Dua. Tiga.

"Welcome to El-Zein family, Kak Haura," seru Zana dan Farzan. Sementara yang lain ikut bertepuk tangan.

Zana berjalan menghampirinya sembari membawa buket. "Untuk anggota baru di El-Zein family. Inilah keluarga baru Kak Haura. Semoga kakak bahagia ya berada di tengah-tengah kita."

"Adek." Haura memeluk Farzana. "Makasih ya, Zana."

"Sama-sama kakak iparnya Zana yang paling cantik."

"Ayah, Bunda, Farzan, terimakasih ya sudah menyambut Haura dengan sangat baik." Mereka semua tersenyum dan mengangguk.

Haura menghampiri Bunda Syafiya dan memeluknya. "Sama-sama menantu cantiknya, Bunda."

Setelah itu mereka makan malam bersama.

Melihat keluarga Zayyan sangat menyanyangi Haura, itu membuat Nek Ijah dan Om Rizal tidak khawatir meninggalkan Haura di sini.

"Nenek titip Haura ya, Komandan Athar dan Syafiya. Kalau Haura ada salah tolong ditegur. Haura sangat asing dengan lingkungan militer, mohon bantuannya di arahkan ya cucu saya."

"Nek Ijah tenang saja ya. Saya sebagai Bundanya Haura akan menjaga dan menyayangi Haura seperti putri kandung saya sendiri," ujar Bunda Syafiya.

"Untuk Zayyan. Om melepas Haura untukmu. Sekarang Haura sudah menjadi tanggung jawab mu, bukan Om lagi. Tolong bimbing Haura menjadi istri sholehah. Bila Haura salah, tolong nasehati dia. Tapi Om mohon, jangan sesekali bermain tangan. Kalau Zayyan sudah menyerah dan tidak cinta Haura lagi, jangan sakiti dia ya, Nak. Kembalikan Huara pada Om, walinya setelah ayah Haura meninggal."

"Saya janji akan menjaga dan mencintai Haura, Om. Saya pastikan cinta saya pada Haura tidak akan pernah habis. Janji saya pada Om dan pada Rabb-Nya Haura, saya akan bersama-sama dengan Haura, insyaallah sampai surgaNya."

"Aamiin."

Semuanya tersenyum lega.

"Untuk Nenek, saya janji akan mencintai dan menyayangi Haura, cucu nenek. Sebagaimana Nenek yang selalu menjaga Haura, maka mulai saat ini dan seterusnya, izinkan saya yang menjaga Haura. Nenek tidak perlu khawatir, Haura aman bersama saya. Kalau ada yang menyakiti Haura, nanti saya tembak ya, Nek," ujar Zayyan membuat semuanya tertawa dengan kalimat terakhirnya.

Lentera Senja (TERBIT)Where stories live. Discover now