"Kakak kangen sama kamu Zel!!" Lanjutnya sembari mengayunkan tangan Hazel ke kanan dan kiri.

Hazel tersenyum melihat tingkah kakak sepupunya. "I-iya Hazel juga kangen kok sama kak Jio."

"Kamu sehat? Kamu gak apa-apa kan? Kamu oke?" Tanyanya yang terdengar berlebihan menurut Azlan.

Azlan menoyor kepala Jio dengan santai, membuat lelaki itu mengusap dahinya karena terasa sedikit nyeri. "Abang.."

"Gimana Zel?"

"Kak Jio bau alkohol! Kak Jio abis darimana?" Hazel malah balik bertanya.

"Anu-- itu.. kakak.. kamu gak usah peduli sama itu. Lagian kakak minum sedikit gak akan ada efeknya juga. Kamu gimana sekarang?"

"Hazel baik kok, gak kenapa-kenapa."

Jio kemudian memposisikan dirinya menjadi sikap berdoa, seolah-olah menunjukkan rasa syukurnya kepada Tuhan.

"K-kak Jio juga jadi baik banget," Hazel tertawa kecil dengan nada ragu. "Kabar azge gimana kak?"

"Azge? Wahh, azge bener-bener butuh Bu ketu nya ini. Cepet pulang ya."

"Siap!" Hazel kini dalam sikap hormat. "Acel yakin tahun ini bisa pulang ke Indonesia."

"Bulan ini kalau bisa."

"Aamiin, Acel selalu pengennya kayak gitu, tapi Acel kan punya keinginan lain. Terus, belum dapet konfirmasi dari dokter Anderson."

Ketiganya mengobrol seperti biasa. Menghabiskan banyak waktu, mungkin terpotong oleh jam shalat isya. Hazel Dan abangnya melakukan shalat berjamaah dan Jio menunggu di sofa. Memakan jatah makan malam Hazel yang tak Hazel makan dengan alasan hambar. Padahal menurut Jio makanan itu begitu lezat seperti makanan restoran.

"Kenapa dek?" Tanya Azlan ketika selesai shalat dan melihat adiknya tengah mengusap dadanya lembut.

"Nafasnya Acel agak berat, tapi gak apa-apa ini emang biasa kejadian kok, Acel cuma perlu tutup jendela sama pintu selesai. Nanti ilang sendiri." Jawabnya dengan sedikit penjelasan singkat.

Hazel berjalan menuju pintu dan jendela lalu menutupnya. Mungkin ia kelelahan hari ini, hingga membuat nafasnya sedikit berat dan pengap.

"Yaudah minum dulu obatnya, nanti kamu langsung istirahat."

Hazel mengangguk setuju. "Acel istirahat duluan ya Abang, kak Jio."

"Istirahat aja.."



"Kamu mau nginep disini ji? Gak mau pulang? Udah malem ini.." Ujar Azlan peduli.

Jio menggelengkan kepalanya. "Jio nginep sini aja, Jio males pulang. Kepala Jio juga agak pening."

"Pening kenapa? Perasaan tadi baik-baik aja?" Tanya Azlan heran.

Jio mengerutkan dahinya, sesekali memijat pangkal hidungnya. "Mungkin efeknya baru keluar sekarang."

"Efek apaan?"

"Itu loh.. ck, tadi Jio kan sempet minum alkohol." Balasnya santai.

"Yeuuh, makanya jangan minum gituan dulu. Libur dulu disini mah. Bukannya disini dilarang minum gituan?"

Kennand Perfect BoyfriendWhere stories live. Discover now