Part : 33

1K 62 0
                                    

Happy reading 🐢🐢


🌼🌼🌼🌼🌼


"... iya mami, Aksa--"

"... iya lho, Aksa kan anak kesayangan mami, babay mami love you"

Derry mematikan panggilan telepon dengan ibunya. Walau bisa dibilang anak yang random tapi hubungan Derry dan keluarganya sangat manis dibandingkan dengan teman yang lainnya.

"Enak banget keluarga lo der, lo gak pulang diteleponin tiap hari, lah gue,"

"Kadang gue yang nelepon aja gak pada dijawab, giliran dijawab bilangnya sebentar ya nanti mama telepon lagi, kalau sekarang lagi sibuk"

Derry mencibikan bibirnya, menghela nafas panjang. "Gak juga"

Kennand merasa tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan sekarang, ia memandangi layar ponselnya. Merasa keheranan kenapa gadisnya tidak menjawab teleponnya sedari tadi. Apakah sedang sibuk? Apa yakin sesibuk itu?.

Kennand memejamkan matanya, menjatuhkan handphonenya sembarang namun handphone itu mendarat tepat di bagian perutnya. Tak peduli, ia menaikan satu tangannya untuk menutupi matanya yang terlelap.

Tak berselang lama ia merasakan getaran diperutnya. Getaran dari handphonenya ternyata. Panggilan telepon. Akhirnya Hazel merespon panggilan telepon itu.

Sebelum menjawab Kennand bergegas bangun dari tidurnya di sofa. Ia berjalan cepat menuju kamarnya di lantai atas, teman temannya tak akan curiga ataupun keheranan karena Kennand sudah sering seperti itu.

•••

"Dari mana?" Cecar Kennand yang baru saja menjawab panggilan itu.

"Wait.. sebentar.."

Entah sinyal atau memang Hazel yang menjauhkan ponselnya dari sumber suara, panggilan itu seperti perlahan menghilang suaranya.

"Ya, kenapa?"

Suara itu kembali terdengar jelas.

"Dari mana?"

"Apanya yang darimana?"

"Kamu nya, darimana?"

"Gak dari mana-mana, baru selesai mandi, ada apa?"

"Enggak ada apa-apa"

"Yaudah kalau gak ada apa-apa tutup aja teleponnya"

Hazel ini tidak peka, atau memang tidak berpengalaman. Ini jauh dari ekspetasi Kennand.

"Kenapa di tutup?"

"Tadi bilang gak ada apa-apa kan, yaudah tutup aja"

"B-bukan maksudnya.."

"Maksudnya apa?"

"Kita pindah ke panggilan video"

Sedikit ancang-ancang, untuk melepas kerinduannya.

"Panggilan video? Oke"

Kennand Perfect BoyfriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt