'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧'
Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin.
Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⚠️Vote komen nya jangan lupa bestie⚠️
13]. Hazel vs Athira
Happy reading 🌼
Bel sekolah sudah berbunyi, seperti biasa suara itu yang akan membubarkan siswa dimana pun itu, untuk masuk ke dalam kelas.
Terkecuali kelas IPA 1, hari ini olahraga jam pertama jadi mereka langsung berkumpul di lapangan dan menunggu guru pjok datang.
"Riko berisik banget si Lo, ih! Jangan teriak teriak, Lo pikir ini goa hah?!" Teriak Qila memarahi Riko yang memang tidak bisa diam.
"Kok Lo yang sewot?!" Balas Riko.
"Lo juga Kevin! Lo ketua kelas harusnya ngasih contoh yang baik! Bukan malah teriak teriak gak jelas!"
Kevin menatap Qila intens. "Oh"
"Oh?!" Beo Qila. "Wah parah Lo! Gue tulis Lo di daftar merah, baru tau rasa!"
"Lo sekretaris, gue ketua kelas, gue ada diatas Lo!" Serang Kevin.
Qila menatap Kevin dari atas kepala hingga ujung kaki. "Modelan gini? Sampah aja kagak mau liat muka Lo!"
Kevin mengusap gusar wajahnya prustasi. "Iya, apalagi modelan kayak Lo! Lebih parah!"
"Berhenti ih! Malah kalian berdua yang berisik!" Ujar Lia.
"Tau tuh, nyuruh orang diem sendirinya koar koar" lanjut Hazel.
Kevin tersenyum lebar. "Berarti Lo bela gue kan Cel?" Harapnya.
Hazel menggeleng. "Gak juga, males banget bela Lo!"
Qila tertawa puas. "Mampus, so' banget lagian jadi orang"
Peluit sudah disiulkan, tanda guru olahraga sudah datang. Tentu saja memisahkan perdebatan Qila dan Kevin. Si ketua kelas dan sekretaris yang tidak pernah akur.
"Ayo buat barisan!" Perintah pak Iqbal.
Pak Iqbal, guru olahraga yang di cap paling ganteng oleh murid murid. Guru muda yang baru saja lulus menjadi sarjana.
"Siap pak!"
•••
"Lo yang bawa deh! Berat, bisa bisanya Bu Sri nyuruh gue ginian" Laura memindahkan empat buku yang ia bawa ke tangan Zeline dan Hanna.
