Part : 24

1.1K 90 66
                                    

'maybe this is the reason why i like you'

Happy reading

------

Kennand masih bingung dengan apa yang Hazel tunjukkan.

"Kenapa bingung? Bisa bantu kan?" Hazel menutup gambarnya.

Kennand mengangguk. "Sebanyak itu?"

Hazel tersenyum mendengar pertanyaan Kennand, lalu ia pun mengangguk. "Iya, kenapa? Ini udah biasa aku lakuin, cuma mau minta temenin aja,"

"Sampe ribuan?," Kennand masih tak percaya.

"Iya," kekeh Hazel meyakinkan Kennand. "Itu gak satu satu didatengin, kasih kaya ke yayasan gitu, biar semuanya dibagi rata," jelasnya.

"Udah biasa lakuin ini?"

"Heem" Hazel mengangguk.

Kennand menunduk, menyembunyikan senyum tipisnya. Mungkin ini bisa menjadi alasan kenapa Kennand bisa--

"Yang lain mungkin kalau dapet kayak gini dibeliin barang branded" ucap Kennand tiba-tiba. Hazel terdiam sesaat, ia bingung apa maksud Kennand mengucapkan ini.

"Ha? Maksudnya?" Hazel terlihat sangat bingung.

"Gak semua perempuan pemikirannya kayak kamu, ibaratnya--" ucapan Kennand terhenti, tidak. Jangan lanjutkan kata itu.

"Gimana si? Otaknya gak nyampe,"

"Kalau dapet lebih kayak gini, kenapa gak beli barang branded kayak orang lain?"

Hazel tetap mengayunkan kakinya yang menggantung. "Ohh, suka kok, cuma bayangin aja nih,"

"Tas lah ya, mungkin satunya 40 juta, nah dengan uang 40 juta yang aku habisin buat beli satu tas, bayangin berapa ribu orang yang bisa aku bantu," jelas Hazel.

"Berapa ribu orang yang bisa aku kasih makan, dengan uang 40 juta itu." lanjutnya.

Kennand menatap Hazel dengan tatapan yang sulit diartikan, intinya perempuan dengan pemikiran seperti Hazel sangat sulit ditemukan di zaman sekarang.

Jadi yang akan Hazel lakukan adalah kegiatan rutin sebenarnya, ia selalu berbagi ke panti asuhan, atau orang yang membutuhkan. Tak sedikit, bahkan sampai ribuan orang.

"Ken," panggil Hazel.

"Ya?," Kennand menaikkan pandangannya setelah kembali menyembunyikan senyum tipisnya.

"Aku mau berhenti," jawabnya.

"Berhenti? Berhenti apa?"

"Berhenti kerja di agensi ayahnya Aileen,"

Kennand mengerutkan keningnya bingung, bukankah itu perkejaan yang sudah Hazel lakukan sejak ia masih tinggal di Bandung? Kenapa sekarang berhenti?.

"Kenapa mau berhenti?,"

"Udah males, udah gak nyaman sih lebih tepatnya"

Kennand Perfect BoyfriendМесто, где живут истории. Откройте их для себя