PART 36

46.1K 5.4K 252
                                    

.
.
.

"Papa meninggal"

Aletta terduduk dengan wajah pucat, dia tidak lagi mendengar suara Arsa yang terdengar khawatir. Pikiran Aletta kosong, bahkan dia tidak sadar bahwa airmatanya perlahan mengalir.

Pagi tadi Arsa dan Roan keluar untuk mencari info tentang keluarga Dirgantara. Selama seminggu ini, tidak ada kabar apapun dari keluarga itu, membuat Aletta cemas dan akhirnya meminta Roan dan Arsa untuk memeriksa kediaman keluarganya.

Aletta merasa ada yang aneh, keluarga Dirgantara merupakan keluarga yang cukup dikenal banyak orang. Jika terjadi sesuatu pasti kabar itu akan menyebar dengan cepat, tapi anehnya Aletta sama sekali tidak mengetahui apapun bahkan orang dirumah itu juga tidak pernah menghubunginya lagi.

Keluarga itu seakan-akan tidak pernah ada.

"Papa bunuh diri di dalam selnya sendiri" Arsa memelankan suaranya hampit berbisik. Dia tidak tega melihat keadaan Aletta sekarang, tapi dia harus menyampaikannya.

"M-Mama?" Aletta mengangkat pandangannya, menatap Arsa setengah berharap "Mama sama Kak Ren gimana?"

Lagi-lagi Arsa terdiam, dia malah berpaling untuk melihat kearah Roan. Roan mengangguk, barulah saat itu Arsa menatap Aletta lagi. Pemuda itu perlahan menggeleng dengan wajah menyesal.

"Nggak ada yang tau mereka dimana"

Aletta syok.

Saking syoknya perempuan itu sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Aletta beranjak dan berlari masuk ke dalam kamar setelah membanting pintu. Dia meraih apa saja dalam jarak dekat lalu melemparnya, menghancurkan semua benda dalam kamar itu.

Arsa dan Roan menatap pintu kamar dengan khawatir.

"Semua ini pasti kerjaannya Kana" desis Roan

Arsa hanya diam.

"Dasar cewek sialan! Dia gabisa nangkep Aletta, makanya dia pake cara kotor kayak gini." Roan menendang meja didepannya, emosi.

"Dari awal dia tuh emang iblis! Harusnya gue bunuh aja dia, kenapa sih dia nggak mati setelah jatoh dari rooftop waktu itu?!"

Arsa mengepalkan tangannya, tanpa aba-aba dia berbalik dan memukul Roan dengan kuat sampai pria itu tersungkur.

Roan menatap Arsa tak percaya sembari memegang sudut bibirnya yang berdarah.

"Apaan sih lo?!"

"Jangan pernah lo coba-coba nyentuh Kana lagi" kata Arsa pelan

"Serius?" Roan berdiri tanpa melepas pandangannya dari Arsa, lalu terkekeh sinis "Lo serius ngomong gitu? Setelah apa yang udah cewek itu lakuin selama ini, lo masih belain dia?"

"Gue nggak lupa. Gue nggak akan pernah lupa." Arsa mengatakannya dengan ekspresi kosong, seolah sedang menahan sesuatu didalam sana.

Roan akhirnya diam. Dia tidak ingin memperpanjang masalah ini dengan Arsa, Arsa mungkin punya alasan tiba-tiba memukulnya tadi.

Tanpa mereka ketahui, Aletta yang berada dibalik pintu kamarnya mendengarkan semua pembicaraan mereka tadi. Perempuan itu mengepalkan tangannya, wajahnya memerah menahan marah.

"Kana, kenapa sih lo selalu aja ngancurin kebahagiaan gue?"

***

Kana bertopang dagu, menatap surat-surat undangan miliknya yang berceceran diatas meja. Dia memainkan pisau ditangannya, mengiris daging dan memasukkan ke mulutnya, mengunyah tanpa minat.

Sepertinya para istri dari rekan-rekan bisnis Alderian mulai meliriknya, sekarang mereka berusaha mendekatinya.

Sebenarnya sejak dia hadir di pernikahan Arsa dan Aletta, Kana sudah mencuri perhatian wanita-wanita dari kalangan atas. Beberapa dari mereka sering mengirimkan surat undangan, entah itu undangan pesta atau acara-acara kecil yang hanya di hadiri para wanita.

REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️Where stories live. Discover now