PART 13

63.7K 7.6K 137
                                    

.
.
.

Kana tidak langsung menjawab, dia hanya diam menatap iris kelam milik Alderian. Jujur saja, kalau Alderian mau membantai keluarga itu Kana tidak akan melarangnya.

Kana tidak munafik, dia bukan orang yang pemaaf. Tidak setelah apa yang sudah mereka lakukan, dimasa ini mau pun dikehidupan sebelumnya. Tidak ada yang berbeda, mereka tetap akan membenci Kana dan membanggakan Aletta.

Di kehidupan sebelumnya, setelah Rega meninggal Kana cuma fokus untuk membahagiakan Aletta. Dia tidak pernah peduli pada orang lain bahkan orang tuanya sekali pun, karena Kana tau mau bagaimana pun dia bersikap, mereka tidak akan pernah meliriknya.

Entah apa yang Kana lakukan sampai mereka membencinya sedemikian rupa, Kana tidak tau dan tidak mau tau juga. Baginya orang tuanya sudah tidak ada, Kana sendirian dan sekarang dia akan menyelamatkan hidupnya sendiri.

Itulah yang dia pikirkan sejak hari dimana dia kembali dari kematian.

Tapi saat ini bukan hanya hidupnya saja, Kana sudah menemukan apa yang ingin dia lindungi, yaitu keluarganya. Keluarga yang sebenarnya, meski hanya setahun tapi Kana akan berusaha untuk menjaga keluarga ini terutama Darren.

Kana tidak tau apakah tahun depan dia akan siap berpisah dari Darren, memikirkannya saja sudah membuat Kana sakit hati.

"Kana,"

Lamunan Kana buyar saat mendengar namanya dipanggil, dia mendongak dan melihat Alderian masih menatapnya.

Kana menghela nafas sejenak, lalu berkata dengan nada kosong "Aku ga pengen boong, mereka emang berbahaya tapi kamu ga perlu ngelakuin apapun, cukup lindungin aku aja. Biar aku yang bergerak sendiri"

Alderian terdiam. Perlahan dia menjauh dari Kana, gadis itu masih menatap kosong kearah lantai.

Dengan nada dingin Alderian berkata "Kalau itu mau kamu, saya akan melakukan apa yang kamu mau. Tapi,"

Kana mengangkat kepalanya saat Alderian tampak menggantungkan kata-katanya.

"Darren nganggep kamu sebagai Maminya, anak itu sayang sama kamu. Jadi kalau mereka berbuat sesuatu yang membahayakan nyawa kamu, saya akan langsung membereskan mereka semua dengan atau tanpa persetujuan dari kamu, paham?"

Setelah mengatakan itu Alderian pergi dari sana, Kana hanya menatap kepergian pria itu dengan hembusan nafas panjang.

•••

Sampai pukul 2 dini hari, Kana belum juga bisa memejamkan kedua matanya. Pikirannya terus melayang akan kejadian malam tadi dan juga semua perkataan Alderian padanya.

Pria itu bisa meratakan seluruh keluarga Dirgantara tanpa sisa, bukan kah itu yang Kana inginkan? Sejujurnya dia memang menginginkan itu. Jika mereka tidak ada, hidup Kana akan terselamatkan tapi disisi lain Kana merasa tidak puas.

Kedua tangan Kana bergerak memeluk tubuhnya sendiri, bayangan akan siksaan yang dia terima dikehidupan sebelumnya masih terus menghantui Kana, rasa sakit itu tak bisa terlupakan membuat Kana terus bergidik ngeri tiap memori memori kelam itu datang lagi.

Mereka harus merasakan apa yang Kana rasakan.

Keluarga nya memang tidak ikut andil dalam penyiksaan fisik yang Kana alami, tapi sebelum penyiksaan itu mereka sudah menghancurkan mental Kana berkali-kali bahkan jauh sebelum kejadian itu.

Ya, mereka —terutama Aletta— harus merasakan semua itu, mati secara perlahan. Kana tidak pernah sekejam ini, tapi rasa sakit itu juga tidak bisa diabaikan. Mereka selalu memanggilnya gadis pembawa sial, jadi sekalian saja Kana akan benar-benar menjadi pembawa sial bagi mereka semua.

REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️Where stories live. Discover now