Part 31

2.1K 145 25
                                    

Maaf ges, next nya agak telat. Soalnya tadi malem tulisannya belum jadi;/

Thanks ya yang udah komen di lapak part sebelumnya, seneng banget sama interaksi kalian! Makasih ya, itu jadi salah stau penyemangat banget buat aku next!

.
.
.
.

"Wih, ada Fenly Fenly. "

Suara itu menyambut Fenly yang baru saja melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut. Bersama dengan Riko yang ada di sebelahnya.

"Wah Fen. " Geno, laki-laki itu kembali bersuara. "Lo kemana aja?" Geno lagi bersuara, seraya tos singkat dengan Fenly.

"Gue nggak ditanya. " Riko tiba-tiba bersuara.

"Haha, kan lo udah sering ke sini Ko. " Geno terkekeh pelan, ia juga melakukan tos singkat sama seperti dengan Fenly tadi.

"Wih bro bro. " Yang lain ikut bersuara. "Wah Fenly, sip dah. Lo ikut ngumpul lagi setelah sekian lama. "

"Iya nih. " Jay ikut bersuara. "Kemana aja? Lo udah lama nggak ke sini. "

"Lagi sibuk aja. " Fenly membalas, seraya duduk di kursi didekatnya.

"Yaelah Fen, nggak sungkan kalo cerita. " Jay bersuara. "Gue tau, lo pasti dilarang ortu lu kan?"

"Kok lu tau?" Fenly menatap ke arah Jay dengan kerutan dahinya.

Riko, laki-laki itu menatap sinis ke arah Jay, menghembuskan nafas kasar atas ucapan dari Jay yang terdengar tau semuanya bukan dasar hanya kebetulan saja.

"A-ah gue cuman nebak aja. " Jay sedikit gelagapan. "Muka-muka anak orang kaya kayak lo, pinter, wajar sih dilarang orang tua. "

"Nah iya. " Geno ikut membalas, mengalihkan suasana yang sedikit suram. "Nggak heran sih, tapi kebanyakan ortu kayak gitu, malah sibuk sama pekerjaan. Mau anaknya tumbuh sempurna, tapi mereka aja nggak pernah lirik anak sendiri. "

Fenly terdiam saat mendengar ucapan dari Geno. Sangat pas untuk keadaan yang dialaminya saat ini.

"Curahan anak broken home, " sindir salah satu dari mereka, yang membuat Fenly menatap ke arah sana. "Lumrah bat dah kalo masalah kayak gitu. "

"Eh lo pada bahas masalah keluarga lagi, mending happy aja. " Riko terlihat menghembuskan nafasnya kasar. "Udahlah Fenly, tuh anak emang agak rese. " Fenly hanya membalasnya dengan anggukan pelan.

Sudah satu jam Fenly berada di tempat ini. Fenly terlihat melamun menatap ke arah Riko bersama yang lain tengah meminum minuman mengandung alk**ol depannya. Fenly sudah biasa dengan pemandangan hal itu saat ini, karena sudah dari sebelum dia dilarang Papahnya keluar, ia sudah pernah melihat teman-temannya meminum minuman tersebut.

"Kata Mamah, kalo ada masalah keluarga itu jalannya cuman sabar. "

Kata-kata itu terlintas di benaknya, dalam lamunannya.

"Sabar itu membuahkan hasilnya kok nanti, tinggal lama apa enggaknya. "

Kata-kata kedua, membuat lamunan Fenly buyar. Ia merutuki dirinya sendiri, saat kata-kata itu muncul, bersama lintasan masa lalu singkat di benaknya.

"Ah, kenapa sih? Gue jadi keinget dia. " Fenly bergumam, dengan memukul kepalanya pelan.

"Fenly. "

Fenly menoleh, menatap ke arah Riko yang baru saja memanggilnya. "Jan banyak ngelamun, kalo ada masalah jangan dipikirin dulu, entaran aja. "

"Iya Fen, ngelamun aja lo. " Jay ikut membalas. "Cobain lah ini. " Jay memperlihatkan botol yang ada di dekatnya.

"Fenly Fenly, dikit aja nggak bakal bikin lo mabuk. " Yang lain membalas. "Ini bagian refreshing Fen, lagian lo jadi anak lurus banget. "

Berteduh [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat