Part 15

2.8K 193 7
                                    

Pesan buat yang mampir mulu, usahain tinggalkan jejak ya gess, tekan bintangnya nggak lama kok dah.

Yang liat banyak, yang vote dikit.

____
________
______

"Eh guys pertandingan mau mulai tuh!"

Suara itu mengagetkan timnya yang tengah berada di kelas, semua pasang mata menoleh ke arah Fiki yang tadinya masuk ke kelas dengan berteriak.

"Fik, bisa pelan-pelan nggak sih, " ketus Zweitson di sana.

"Iya nih, lo ngagetin orang aja. " Danial ikut membalas.

Fiki cemberut, namun ia mengubah mimik wajahnya mengingat kata-katanya tadi. "Ah lo pada gitu. " Ia membalas. "Cepetan ke lapangan deh, udah mau mulai tuh. Bentar lagi pasti diumumin, bener kan gue. "

Ragil memutar bola matanya malas. "Lo teriak tadi cuman mau omongin ini doang? Nggak guna bat dah. "

"Haha iya, bener. " Yang lainnya menyahut. "Yang bermanfaat gitu Fik, kita bakalan tanding sama tim siapa. "

"Kita bakalan tanding sama tim anak kelas sebelas, campuran sama kelas sepuluh sih beberapa. " Fiki membalas. "Gue juga bawa info itu kali. "

"Kita nggak lawan sama timnya Fenly?" Danial membuka suara, yang membuat yang lain ke arahnya.

"Kayaknya nggak deh, soalnya Pak Ricky nggak mungkin nyatuin Aji sama si Fenly duluan pas awal-awal. Palingan di akhir-akhir entar. " Yang di pojok sana menyahut. "Mereka kan udah ketahuan lah, entar pasti bakal masuk tim inti sekolah. "

"Iya juga ya. " Danial membalas. "Ah, gue kek nya nggak mungkin masuk tim inti sekolah. "

Fajri yang turut ada di sana menghela nafas kasar. "Jangan optimis. " Ia membalas. "Gue juga belum tentu masuk, intinya berdoa sama usaha. " Fajri itu pemimpin yang baik, terbukti dengan sikapnya ini yang mengayomi timnya.

"Lu merendah Ji. " Ragil bersuara, yang dibalas anggukan yang lain.

"Nggak merendah bukan Aji sih. " Zweitson kembali membuka suaranya. Belum sempat Fajri membalas ucapan mereka, terdengar sebuah suara dari speaker kantor.

Bagi seluruh siswa yang mengikuti perlombaan basket, diharapkan untuk segera ke lapangan karena perlombaan akan segera dimulai.

"Eh eh itu, itu udah pengumuman tuh. " Yang tepat di sebelah Fajri bersuara.

"Iya nih, yok lah gas ke lapangan. "

Di lain sisi.

"Udah pada ngerti, kan posisinya?" Fenly menatap ke arah timnya di sana.

Salah satu di sana menganggukkan kepala. "Udah kok Fen, kita semua udah ngerti, " ujarnya yang mewakili semuanya.

"Bagus kalo gitu. " Fenly membalas. "Pokoknya, posisi kalian nggak usah diganti. Soalnya, gue udah pilih masing-masing sesuai kemampuan kalian sendiri. "

"Siap Fen. " Rey bersuara. "Gue nggak sabar sih, pengen ngalahin timnya Aji yang sok-sokan itu. "

"Bener, gue juga nggak sabar sih. Gue yakin pasti kita bisa menang dari mereka, " balas yang bersebelahan dengan Fenly.

Fenly tertegun sebentar. Rasanya, ia membayangkan bagaimana ia akan berhadapan dengan tim Fajri nanti. Sebenarnya, jika diteliti lebih dalam, kemampuan Fajri dalam bermain basket tentu diatasnya. Ada beberapa teknik yang belum ia kuasai secara sempurna, sesempurna Fajri.

"Semangat ya Fenly!"

Fenly menoleh, ia berdecak pelan saat melihat sosok Riko di sebelahnya. "Nggak bosen lo ngomong itu mulu?" Ya benar, sejak tadi ... Riko selalu mengucapkan kata semangat untuknya. Di mulai dari kelas, hingga di lapangan saat ini.

Berteduh [END]Where stories live. Discover now