CHAPTER-18

4.1K 387 126
                                    

LAMA NIH GA UP🙆🏻‍♀️




















Jiva mulai membuka matanya perlahan kemudian melihat sekelilingnya dan mendapati bekas sobekan bajunya berserakan di lantai. Ia mulai menangis setelah mengingat pemerkosaan yang Vergan lakukan padanya semalam.

Vaginanya bahkan terasa sangat nyeri sekarang. Jiva rasa dia tidak akan bisa berjalan hari ini karena Vergan. Ngomong ngomong soal Vergan, Jiva sama sekali tidak bisa menemukan keberadaannya di kamar.

Apa jangan jangan Vergan kabur?

Perlahan lahan, Jiva pun mulai mendudukkan dirinya di kasur. Sambil menahan rasa nyeri pada lubangnya, Jiva mulai berusaha untuk berdiri dari kasur.

Jiva menghela nafasnya berkali kali, ia sudah berhasil berdiri sekarang. Tapi sepertinya dia tidak bisa bertahan lama dan langsung menjatuhkan tubuhnya lagi diatas kasur.

Jika seperti ini, bagaimana Jiva bisa kabur darisini dan pergi ke bandara.

Klekk

"Gak bisa jalan hm?"

Jiva melirik sekilas kearah Vergan kemudian kembali memalingkan wajahnya. Ia sudah terlanjur membenci lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Kamu marah?"

Jiva masih tak bergeming. Hingga tiba tiba saja sepasang tangan kekar mulai mengangkat tubuhnya, membuat Jiva meronta ronta minta diturunkan.

"Turunin aku!" Ronta Jiva seraya memukul mukul dada Vergan

"DIEM!" Bentak Vergan. Padahal dia hanya berniat untuk membantu Jiva

Saat sampai di kamar mandi Vergan langsung menurunkan Jiva di dalam bak mandi yang sudah terisi penuh dengan air hangat.

"Kamu mandi sendiri. Aku mau nyiapin sarapan. Kalau udah selesai panggil aku" ucap Vergan kemudian melangkah keluar dari kamar mandi

Jiva mulai merendamkan dirinya di dalam bak mandi dan kembali menangis. Tangannya dengan kasar mulai menggosok kasar setiap bagian tubuhnya. Mulai dari leher, perut, hingga pahanya yang dipenuhi dengan ruam ruam kemerahan yang Vergan ciptakan.

Jiva terisak kemudian tanpa sadar ia semakin menenggelamkan dirinya kedalam bak mandi. Kepalanya yang awalnya berada di permukaan pun kini juga sudah terendam di dalam bak mandi.

Cukup lama Jiva tidak memunculkan kepalanya, membuat dadanya terasa sesak dibawah sana. Namun Jiva memilih untuk tidak memperdulikan hal itu dan tetap membebankan tubuhnya ke dasar bak mandi agar tubuhnya tetap tenggelam.

Vergan sudah selesai memasakkan sarapan untuk Jiva. Tapi ia merasa janggal karena Jiva tak kunjung memanggilnya. Vergan langsung mengambil langkah lebar menuju ke kamar mandi untuk mengecek keadaan Jiva.

Klekk

Mata Vergan membulat sempurna saat mendapati Jiva tenggelam di dalam bak mandinya. Tanpa babibu lagi, ia langsung memgangkat tubuh dingin Jiva yang mulai membiru, keluar dari dalam bak mandi.

"Ji"

"JIVA!"

"Kenapa kamu bodoh banget sih?!" Bentak Vergan yang sebetulnya sangat panik karena Jiva tak kunjung sadar kan diri walaupun tubuhnya sudah di goyangkan berkali kali

Vergan tidak akan bisa tenang jika Jiva tak kunjung membuka matanya. Tanpa berfikir lebih panjang lagi, ia langsung membawa Jiva kerumah sakit terdekat.

ABUSIVE LOVE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang