CHAPTER-9

3.9K 382 177
                                    

VOTE KOMEN NINUNINUUU PIWPIW!














Setelah kejadian kemarin, hubungan Jiva dan Vergan kembali membaik. Tidak ada ucapan dan sikap kasar yang Vergan lontarkan pada Jiva. Hanya saja akhir akhir ini, Vergan terlihat seperti-menghindarinya mungkin. Setiap berpapasan di kampus mereka bahkan tidak saling menyapa. Setelah mengantarkan Jiva pulang ke apartemen pun, Vergan langsung pamit pergi tanpa mengatakan apapun.

Entah kemana dan dengan siapa Vergan pergi. Jiva tidak ingin mencari tau atau bertanya apapun, biarkan Vergan melakukan sesukanya.

"Ji.." bisik Rachel sambil menyenggol lengan Jiva

Jiva yang sedari tadi tengah melamun memikirkan Vergan, langsung tersadar dan mendongakkan kepalanya.

"Aku mau pergi nanti sore" ucap Vergan to the point, tak lupa ia memasang raut datarnya saat berbiara dengan Jiva

"Kemana?" Tanya Jiva ingin tau

"Intinya aku mau pergi, kamu pulang sendiri hari ini"

"Satu lagi-jangan sekali sekali kamu keluyuran gak jelas lagi kaya kemaren, langsung pulang kerumah. Ngerti?!" Titah Vergan dengan tegas dan langsung diangguki oleh Jiva

"Awas aja lo ngajakin pacar gue keluyuran lagi" peringat Vergan pada Rachel Dan langsung dibalas dengan tatapan tajam oleh Rachel. Setelah mengatakan itu, Vergan pergi begitu saja meninggalkan kelas Jiva

"Dih apaan banget sih pacar lo Ji, dia itu sama aja merenggut masa muda lo tau gak. Di masa kaya gini kan seharusnya lo seneng seneng bukannya dikurung kaya burung beo" protes Rachel pada Jiva, setelah kepergian Vergan

"Jadi, Vergan udah gak ngizinin lo buat jalan jalan lagi?" Tanya Rachel dan hanya di balas gelengan lemas oleh Jiva

"Sejak kejadian di cafe kemaren, dia ngelarang gue pergi sama orang lain lagi, kecuali sama dia" jelas Jiva membuat Rachel mendengus sebal

"Tapi gue liat akhir akhir ini hubungan kalian kayanya adem ayem aja. Si Vergan gada kasar kasar lagi kan sama lo sejak kejadian di cafe itu?" Tanya Rachel seraya menatap Jiva cemas

Bukan hanya bersikap yang kasar, bahkan yang Vergan lakukan lebih menyakitkan daripada itu. Sahut Jiva membatin.

Jiva menggelengkan kepalanya, membuat Rachel bernafas lega.

"Syukur deh. Kemaren gue takut banget setelah pulang dari cafe Vergan kasarin lo lagi tau" sela Rachel

"Eh tapi btw, kemarin si Vergan sempat nge chat gue buat absen lo. Kenapa gak ngomong langsung aja sih? Sakit lo separah itu kemaren?" Tanya Rachel keheranan

"Kemaren gue-demam, terus ya gitu" walaupun jawaban Jiva terdengar tidak meyakinkan Rachel hanya mengangguk angguk percaya saja

Diam diam Jiva menghela nafasnya lega karena Rachel tidak bertanya pasal turtleneck yang ia kenakan di siang bolong yang panas sepert ini.

Awalnya Jiva sudah berencana untuk menutupi semua hickeynya menggunakan concealer. Namun ternyata hal itu sama sekali tidak membantu karena hickeynya terlalu banyak dan mencolok, jadi akan sangat sulit menutupinya.

Jadi daripada ambil pusing, Jiva memutuskan untuk menutupi sekujur tubuhnya dengn menggunakan turtleneck.

"Nanti pulang gue nebeng lo ya Cel" ujar Jiva yang kembali membuka obrolan

Rachel mengangguk singkat kemudian mulai berbicara lagi.

"Eh tapi, lo yakin mau langsung pulang?" Tanya Rachel

ABUSIVE LOVE ✔️Where stories live. Discover now