Masalah bang rama

25 7 1
                                    

10.00 malam
Lyly menatap kosong buku didepannya, tangannya sibuk mematinyalakan lampu belajarnya, pikirannya berkelana pada lelaki yang tadi siang menyatakan cinta padanya. Suara pesan masuk dari ponselnya membuyarkan lamunan lyly dan menghentikan kegiatannya, lyly hanya menatapnya tanpa berniat membukanya tak lama dari itu suara benda pecah dibawah sana mengagetkan lyly, lyly berjalan mengunci pintu kamarnya, dapat dia dengar suara seseorang sedang mengobrol didepan pintu kamarnya

"BUKA BAN*SAT"teriak seorang laki-laki dari luar kamar lyly, lyly tak menghiraukan dia sibuk bergelut dengan tumpukan buku dimeja belajarnya beberapa detik kemudian dapat lyly dengar pintu kamarnya seperti sedang didobrak dengan kasar

"KALO GUE BILANG BUKA YA BUKA" ucapnya menjambak rambut lyly kebelakang, lyly hanya diam memejamkan matanya menahan sakit








Zidan mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia terus menatap ponselnya seakan menunggu pesan dari seseorang, mendengar suara notifikasi zidan dengan cepat langsung menyabar ponselnya, seperkian detik kemudian dia melempar ponselnya kekasur dengan kesal bukan pesan dari lyly yang didapatnya tetapi dari nomor tak dikenal yang  menawarkannya pinjaman, zidan meberguling-guling dikasur hatinya gelisah 'apakah ia ditolak oleh lyly? Apakah lyly tak menyukainya? Batinnya terus bertanya-tanya





Dikamar naya,
"Gue harus gimana terus?" Ucap rama, naya menepis tangan rama yang sedari tadi mengganggunya menonton drakor. Naya menghela napas saat melihat wajah melas rama, ia menyingkirkan laptopnya dan mengubah posisi tengkurapnya menjadi duduk menghadap rama yang sedang menutupi wajahnya dengan bantal (karena saat ini mereka sedang diatas ranjang naya)

"Bangun" Ucap naya menabok bokong rama dan merebut bantalnya, rama duduk menghadap naya dengan kantong mata pandanya

Naya menatap  rama iba
"Udah minta maaf?" Ucapnya, rama mengangguk

"Trus dia bilang apa?" Ucapnya

Rama menggeleng
"Nggak bilang apa-apa, diread juga enggak" Ucap rama menundukkan kepala

Mendengar itu naya langsung menggeplak kepala rama dengan keras

"Sakit anjir"ucap rama mengelus kepalanya

"Cupu banget sih punya abang,heran" Ucap naya kesal

"Samperin cewek lo Rama bin bram, minta maaf langsung bukan dichat. Bawain bunga bawain martabak kalo perlu lo sujud sama dia. Apa perlu gue praktekin?" Ucap naya. Rama mengagguk dengan lemah. Naya menarik napas panjang melihat itu 'badan doang gede batin naya

"Plis deh bang jangan gila dulu, gue belum puas melorotin elonya" Ucap naya. Dia menatap Rama dari atas sampai bawah, baju kusut muka kusut rambut acak-acakan mata sayu 'apakah ini akhir dari segalanya? Batin naya

"Lo beneran nggak ada apa-apa kan sama si anya anya itu?" Ucap naya memastikan. Rama menggeleng,tadi rama sudah menceritakan semua kepadanya jadi naya dapat menyimpulkan bahwa ini hanya kesalahpahaman saja

"Lagian elo sih mau mauan dibohongi cewek uler kayak dia" Ucap naya 

"Gue nyesel, gue nggak mau putus nay gue cinta sama nadya. Gue harus gimana?" Ucap rama lalu memeluk naya, dapat naya dengar isakan kecil dari rama. Merasa kasian naya pun mengelus kepala dan punggung rama

"Mending lo mandi bang, gue nggak kuat" Ucap naya berusaha melepas pelukan rama, rama tak mendengarkan dia malah semakin memeluk erat naya sampai mereka terjungkal kebelakang

"MAMIIII...... "Teriak naya

.
.
.

Dihari yang berbeda pukul 18.30
Naya mengetuk-ngetukan jarinya dimeja sambil celingukan menatap pintu masuk. Zidan meletakkan segelas juz strawberry dan sepotong cake coklat dihadapan naya yang langsung diminum naya, zidan menarik kursi didepan naya dan duduk menghadap naya

"Bang rama bisa galau juga ya ternyata?" Ucap zidan terkekeh

"Tau, badan doang gede" Ucap naya. Naya tersenyum menatap ponselnya

"Nay" Panggil zidan

"Hmmm" Balas naya mengunyah cakenya

"Lo suka banget Yaa sama pak raka?" Tanya zidan. Naya mengangguk dengan masih fokus pada cake dan ponselnya

"Nggak capek? Udah setahun nay, perlakuan pak raka ke elo juga nggak baik. Mau sampe kapan lo gini?" Ucap zidan

"Sampe pak raka bales cinta gue" Ucap naya santai. Zidan menghela napas mendengar itu

Naya meletakkan sendok dan ponselnya
"Gini ya dan. Cinta itu harus diperjuangin,berhasil gagalnya itu urusan belakang, yang penting kita udah nyoba, kalo lo nggak nyoba mana lo tau hasilnya, iya nggak? Mungkin banyak orang yang ngatain gue goblok bodoh tolol, tapi gue yakin perjuangan gue sekarang ini nggak akan sia-sia, gue cuman perlu bikin pak raka tau kalo gue bener-bener mau sama dia gue bakal terima semuaaa kekurangannya dia, gue cuman perlu bikin dia nyaman sama gue dan tau kalo ada gue yang bakal selalu jadi suport systemnya dia" Ucap naya penuh keyakinan.

Zidan mengaguk paham
"Sorry" Ucap zidan

Naya mengaguk
"Lo sendiri gimana?" Ucap naya

"Hah? Gue kenapa?" Ucap zidan

"Alah lagak lo, gimana lo sama lyly?" Ucap naya menggoda

Zidan menunduk
"Kemaren gue udah bilang kalo gue cinta sama dia" Ucap zidan

Naya menutup mulutnya tak percaya
"Trus trus" Ucap naya. Zidan menggeleng membuat naya menatapnya iba

"Kisah Cinta lo sama gue itu sama, sama-sama Cinta sepihak"ucap naya. Mereka berdua pun terkekeh menyadari itu

"Nadya masih lama?" Ucap zidan mengalihkan

"Itu... " Ucap naya menunjuk nadya yang melambaikan tangan padanya di pintu masuk

Zidan menoleh lalu berdiri
"Yaudah gue kebelakang dulu. Lo mau pesen apa?" Tanyanya pada nadya yang sudah sampai dimeja mereka

"Juz alpukat aja 1" Ucap nadya, zidan mengagguk dan pergi dari hadapan mereka nadya pun duduk dikursi yang diduduki zidan tadi

"Udah lama? Sorry ya tadi ada urusan bentar" Ucap nadya

Naya menggeleng
"It's oke. Jadi............................................"







FINISH.

𝘖𝘯𝘭𝘺 𝘠𝘰𝘶 (END)Where stories live. Discover now