Kebetulan

49 9 2
                                    

Raka keluar dari apotik, ia baru saja membeli vitamin untuk bundanya, saat ini waktu menunjukkan pukul 09.00 malam, angin yang berhembus kencang dan gemuruh petir membuatnya sedikit berlari masuk kemobilnya,saat diperjalanan dia seperti tak asing dengan 2 remaja yang sedang mendorong motor dipinggir jalan sana

"elo sih, makanya kalo ngajak gue dicek dulu bensinnya. Ahh nyerah gue dorong sendiri lo" Ucap naya mengelap keringat di keningnya dan menendang ban motor miko dengan kesal

"jangan ditendang blekynya, dia udah sekarat jadi tambah sekarat lo siksa"ucap miko membuat naya kesal bukannya kasihan padanya miko malah mengasihani si bleky, mulai sekarang mungkin naya akan membenci bleky

Saat naya sibuk menggerutu suara klakson mobil dibelakang mereka membuat miko dan naya sedikit menepi

"KURANG LUAS APA ANJIR GUE UDAH JALAN DIPINGGIR BANGET INI" ucap miko yang kaget dan kesal karena dikagetkan oleh klakson mobil itu, naya menoyor kepala miko saat tau siapa pemilik mobil itu,
Raka keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka saat tau ternyata itu miko dan naya

"ehh ada mas raka,mas raka ngapain malem-malem gini masih diluar? Bahaya lo mas" Ucap naya lembut membuat miko memutar matanya malas

"harusnya saya yang bilang gitu sama kalian, ngapain malem-malem masih diluar? masih pakai seragam,berdua-duaan dipinggir jalan, kalo masyarakat disini liat trus mikir kalian ngapa-ngapain gimana? Mencoreng nama baik sekolah yang ada" Ucap raka menatap mereka dari atas sampai bawah

"pikiran lo aja yang kotor"ucap miko pelan tapi masih dapat didengar keduanya naya menyikut miko seakan menegur lalu tersenyum menatap raka

"cie-cie mas raka khawatir ya sama saya?udah suka nih ceritanya?" Ucap naya menggoda seakan tak masalah dengan ucapan raka tadi

"punya temen juga gobl*knya alami" Ucap miko yang mendapat tatapan sinis dari naya,
petir yang cukup kencang membuat naya meloncat kaget,mereka bertiga menatap langit yang sudah mulai gelap diatas sana, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan

"motornya kenapa?" Tanya raka  tertuju pada miko

"habis bensin pak" Jawab naya melirik miko tajam

"masuk, saya antar kalian pulang" Ucap raka melengos masuk mobilnya duluan, tak bisa dibayangkan betapa senangnya naya mendengar itu sedangkan miko?dia hanya menatap mobil itu malas tak sudi sekali dirinya 1 mobil dengan manusia tak punya hati seperti raka, sekalipun raka adalah gurunya sendiri miko tetap tak suka, naya menarik tangannya yang langsung ia tepis

"gak usah lah nay, Motor gue juga gimana nanti?" Ucap miko menatap tak suka pada raka didalam sana

"udah mau hujan ko, emg elo mau dimarahin bunda?" Bujuk naya

Entah mengapa perasaan raka kesal saat melihat naya melingkarkan tangannya pada lengan miko, reflek raka memencet klaskonnya yang membuat keduanya menengok padanya

Dengan sekuat tenaga naya menarik miko, membuka pintu belakang mobil raka mendorong masuk miko yang membuat lelaki itu pasrah,dia kira naya akan menemaninya duduk dibelakang tapi melihat naya yang menutup pintu keras dan beralih duduk disamping guru memyebalkannya itu,membuatnya menyumpah-serapahi naya

"ayok mas" Ucap naya setelah memasang sabuk pengamannya raka berdehem merasakan kecanggungan diantara mereka bertiga di tambah naya yang sedari tadi memanggilnya dengan sebutan itu, sudah sekitar 1tahun an dia mendengar sebutan itu dari mulut gadis disampingnya ini tapi tetap saja raka seperti tak biasa. setelahnya raka menjalankan mobilnya dengan arahan yang diberikan gadis disampingnya itu raka mengamati jalanan yang ia lewati meskipun diluar sana hujan tapi dia mengenali jalanan itu dia merasa ada yang aneh

"naya kamu ngerjain saya? Udah 5 kali saya muterin jalan ini" Ucap raka menatap naya kesal

"masa sih mas?perasaan mas raka aja kali, ya masa aku lupa jalan rumah aku sendiri gak mungkin kan mas? Apa cuman demi bisa lama-lama sama mas raka aku ngajak mas muterin komplek tetangga, gak mungkin" Ucap naya tersenyum sambil menopang tangannya menatap raka

"tolol"ucap miko dibelakang sana sendiri tadi dia hanya menyenderkan tubuhnya dan memejamkan mata malas mendengarkan ocehan sahabatnya itu raka yang sadar langsung menepikan mobilnya dia mengatur napas menahan emosi bisa-bisanya ia dikerjai oleh gadis kecil itu, waktu sudah menunjukkan 10.30 dia pikir mengantar mereka berdua tak akan memakan waktu yang lama tetapi dia salah,rubah kecil seperti naya itu sangat ahli dalam memanfaatkan sesuatu dan sekarang dia menyesal telah membantu mereka berdua, setelahnya naya mengalah dan memberitahukan jalan rumah nya yang benar sampailah mereka didepan gerbang rumah naya,tanpa berterima kasih miko langsung keluar dari mobil dan masuk kerumahnya membuat naya menatapnya sinis

"Makasih ya mas, jangan kapok lo nganter aku lagi"ucap naya terkekeh tanpa rasa bersalah,raka tak menanggapi dan hanya mendengarkan naya

"mau mampir gak? Mami papi aku ada didalem loh, kali aja mau kenalan gitu"ucap naya semangat

Raka menatap naya datar
" Kamu gak liat ini udah jam berapa? Kamu udah nyia-nyiain waktu satu setengaj jam saya yang berharga itu kanaya"ucap raka menekankan kata-katanya sambil menunjuk-nunjuk wajah gadis itu bukannya takut naya malah terkekeh ia meraih tangan raka dan malah menyaliminya tak lupa ia memgecup tangan lelaki itu dengan khusyuk

"yaudah aku keluar, hati-hati ya mas raka pulangnya" Setelah mengucapkan itu naya keluar dari mobil

Sedangkan raka dia masih mencerna apa yang dilakukan naya tadi padanya, ia menatap tangannya dan beralih pada naya yang melambai padanya diteras rumahnya, raka yang tersadar pun langsung menggelengkan kepalanya dan menancapkan gas pergi dari rumah naya.

"Bagus, gak inget waktu kamu?"ucap radit yang duduk disofa, miko yang ingin naik ke kamar mengurungkan niatnya dan memilih menghampiri ayahnya

Radit membanting hp nya diatas meja
"mulai besok kamu ikut bimbel, ayah udah daftarin" Ucap radit berdiri

"tugas kamu itu cuman belajar miko, ayah gak mau tau kamu harus lulus tes kedokteran tahun depan" Ucap radit tegas lalu pergi ke kamarnya

Miko hanya diam tak menjawab, rati yang memang sedang didapur tadi langsung menghampiri miko,dia mendengar apa yang suaminya katakan tadi

"kenapa malem banget mas pulangnya? Bajunya juga basah"ucap rati lembut dan menyusap lengan miko yang basah kuyup

"Tadi bleky habis bensin bun" Ucap miko menghadap bundanya

"trus kamu pulangnya gimana? Bleky kamu taruh dimana?" Tanya bunda

"sama temen. Miko minta tolong adam ambilin bleky" Ucap miko sedikit dongkol saat berkata raka temannya,

Bunda mengagguk
"yaudah mandi sana, udah makan belum? bunda udah angetin supnya itu dimeja makan"ucap bunda diangguki miko

"Nanti miko makan, bunda tidur aja" Ucap miko memeluk bundanya tak lupa mengecup kening bundanya sayang setelah itu dia naik keatas, setelah selesai membersihkan diri miko langsung turun kemeja makan dan memakan masakan bundanya, sebenarnya miko tadi sudah makan  bersama naya tapi ketika bundanya berkata seperti tadi dia jadi tak tega untuk menolaknya dan memilih memakannya saja.




Finish.

𝘖𝘯𝘭𝘺 𝘠𝘰𝘶 (END)Where stories live. Discover now